Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Politik Sandiaga: Tinggalkan Gerindra dan Gabung PPP, Gagal Jadi Cawapres Ganjar

Kompas.com - 19/10/2023, 20:01 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sandiaga Salahuddin Uno urung melaju ke panggung Pemilu Presiden (Pilpres) 2024. Sebelumnya, nama Sandiaga masuk bursa calon wakil presiden (cawapres) pendamping bakal calon presiden (capres) PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo.

Manuver Sandi hengkang dari Partai Gerindra dan bergabung ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pun disinyalir sebagai upaya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) itu mendapat kursi calon RI-2.

Namun, pada akhirnya, bukan Sandi yang dipilih jadi bakal calon wakil presiden (cawapres) Ganjar, melainkan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.

Kiprah politik

Sandiaga mengawali karier politiknya dengan bergabung bersama Partai Gerindra pada 2015. Sebelumnya, dia dikenal sebagai seorang pengusaha.

Belum genap dua tahun menggeluti politik, ia melenggang ke panggung Pilkada 2017, mencalonkan diri sebagai wakil gubernur DKI Jakarta, mendampingi Anies Baswedan.

Baca juga: Tak Jadi Cawapres, Sandiaga Disebut Legawa dan Siap Menangkan Ganjar-Mahfud

Anies dan Sandi berhasil keluar sebagai pemenang dan dilantik sebagai Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.

Namun, baru sekitar sepuluh bulan menjabat sebagai Jakarta-2, tepatnya Agustus 2018, Sandi pamit undur diri. Dia hendak mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto melaju ke panggung Pilpres 2019 sebagai cawapres.

Bersamaan dengan itu, Sandi hengkang dari Gerindra. Langkah ini merupakan permintaan langsung Prabowo.

Manuver tersebut dilakukan agar Sandi bisa diterima oleh dua parpol pengusungnya pada Pilpres 2019, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Jika Sandi tetap bersama Gerindra, capres-cawapres koalisi tersebut akan sama-sama berasal dari partai berlambang garuda itu.

Bersama Prabowo, Sandi pun berlaga di panggung Pilpres 2019. Namun, saat itu, dirinya dan Prabowo gagal lantaran kalah suara dari petahana Joko Widodo yang berpasangan dengan Ma'ruf Amin.

Baca juga: Alasan Sandiaga Uno Didapuk Jadi Dewan Pakar TPN Ganjar-Mahfud

Gagal jadi RI-2, nama Sandi tak banyak terdengar usai Pilpres 2019. Namun, Oktober 2019, dia kembali bergabung dengan Gerindra.

Akhir 2020, Sandi menyusul Prabowo, bergabung ke pemerintahan Jokowi. Tepat 22 Desember 2020, ia diumumkan oleh Presiden Jokowi sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Kabinet Indonesia Maju, menggantikan Wishnutama.

Tinggalkan Gerindra

Delapan tahun berkiprah bersama Gerindra, pada April 2023, Sandiaga memutuskan hengkang dari partai yang telah membesarkan namanya. Padahal, Sandi menduduki jabatan strategis di tubuh partai pimpinan Prabowo Subianto tersebut, sebagai wakil ketua dewan pembina.

Dua bulan kemudian, tepatnya 14 Juni 2023, Sandi bergabung ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Jabatannya di partai Kabah pun tak kalah moncer.

Sandi langsung ditugaskan menjadi Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) dengan tugas pokok pemenangan PPP dalam pemilu legislatif, pemilu presiden dan wakil presiden, serta pemilihan kepala daerah 2024.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com