Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kepala BKKBN Minta para Dokter Obgyn Bantu Cegah Kelahiran Bayi Stunting Baru

Kompas.com - 19/10/2023, 10:19 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo meminta para dokter ahli kebidanan dan kandungan (obgyn) untuk membantu pencegahan lahirnya bayi-bayi stunting baru.

"Mohon titip teman-teman dari sejawat obstetri sosial yang di Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Barat (Sulbar), Papua, Nusa Tenggara Barat (NTB), Aceh, Papua Barat, dan seterusnya, angka stunting ini masih di atas 30 persen,” ujarnya pada acara Pertemuan Ilmiah Tahunan Himpunan Obstetri & Ginekologi Sosial Indonesia (PIT HOGSI) ke-XV Tahun 2023 di Hotel Novotel Bandar Lampung, Provinsi Lampung, Rabu (18/10/2023).

dr Hasto menilai, kenaikan angka stunting di sejumlah provinsi tersebut cukup memprihatinkan.

Related dengan stunting sebetulnya juga ada korelasi yang sangat signifikan dengan angka atau total fertility rate (TFR) tadi. Provinsi dengan TFR tinggi, yaitu Sulbar, Papua Barat, dan NTT,” imbuh dr Hasto.

Baca juga: Tiket MotoGP Mandalika Terjual 88 Persen, Didominasi Warga NTB

Maka dari itu, dr Hasto berharap, rekan-rekan sejawat Obstetri dan Ginekologi Sosial (Obsos) untuk bergerak bersama dalam menurunkan angka stunting.

“Selain TFR, angka age specific fertility rate (ASFR) untuk 15-19 tahun ini rata-rata masih 26 berdasarkan long form Badan Pusat Statistik (BPS),” imbuhnya.

Lebih lanjut, dr Hasto menjelaskan, dari 1.000 perempuan berusia 15-19 tahun, sebanyak 26 di antaranya sudah pernah hamil dan melahirkan. Kalimantan Tengah (Kalteng) menjadi salah satu daerah tertinggi untuk kasus ini.

Kemudian, lanjut dia, Jambi dan NTB masih menjadi daerah tertinggi dengan jumlah perempuan hamil dan melahirkan di usia muda.

Baca juga: Karina Nadila Ungkap Kesulitan Kerjakan Tesis Saat Sedang Hamil

Korelasi pencegahan stunting dengan angka kematian ibu

Pada kesempatan tersebut, dr Hasto yang juga spesialis kebidanan dan kandungan itu menjelaskan, pencegahan stunting memiliki korelasi dengan angka kematian ibu dan bayi.

Sehingga, sebut dia, jika ingin menurunkan angka kematian ibu dan bayi, perlu dilihat pula riwayat stunting, TFR, contraceptive prevalence rate (CPR), dan seterusnya.

“Saya kira kalau kita bekerja sama, stunting ini sekaligus menjaga spacing, birth to birth interval, pregnancy interval dan seterusnya," ujar dr Hasto.

Menurutnya, pemberian tablet tambah darah kepada remaja putri yang akan menikah belum sepenuhnya sukses. Demikian juga pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif juga dirasa masih belum memenuhi target.

Baca juga: 3 Jenis Makanan yang Sebaiknya Dihindari Saat Cuaca Panas, Apa Saja?

“Bagaimana memberikan makanan kepada mereka yang wasting ini juga perlu didukung teman-teman sekalian. Keluarga Berencana (KB) pascapersalinan masih 52,6 persen per semester I-2023 ini dan unwanted pregnancy tercapai," imbuh dr Hasto.

Meski demikian, lanjut dia, angka medical check-up bagi calon pengantin (catin) masih belum terlaksana secara maksimal. Oleh karenanya, ia berpesan kepada pihak terkait untuk memperhatikan hal tersebut.

dr Hasto mengungkapkan, pihaknya optimistis target penurunan stunting 14 persen pada 2024 dapat dicapai dengan melihat tren penurunan stunting yang terjadi hingga saat ini.

Oleh karena itu, ia berharap, acara PIT HOGSI XV 2023 dapat memunculkan program-program yang mendukung percepatan penurunan stunting.

Baca juga: Turunkan Angka Stunting Indonesia lewat Makanan yang Terjangkau

“Karena yang dibutuhkan hari ini adalah ilmu-ilmu yang bisa terimplementasikan ditranslasikan dalam bentuk kebijakan,” ucap dr Hasto.

Prevalensi stunting di Lampung tunjukkan tren positif

Pada kesempatan itu, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi menyampaikan bahwa pencapaian prevalensi stunting pada bayi di bawah lima tahun (balita) di Provinsi Lampung menunjukkan tren yang positif.

"Alhamdulillah, terkait penanganan stunting yang juga menjadi pembahasan pada pertemuan ini, pencapaian prevalensi stunting pada balita di Provinsi Lampung sejak 2018 sampai 2022 menunjukkan tren yang positif,” ujar Arinal dalam sambutannya saat membuka acara tersebut, Senin (16/10/2023)

Baca juga: Kurangnya Koordinasi Antarlembaga Jadi Kendala Turunkan Kasus Stunting

Adapun tren positif tersebut ditunjukkan dari pencapaian prevalensi stunting Lampung yang terus menurun. Pada 2016 prevalensi stunting di provinsi ini mencapai 27,28 persen, lalu menjadi 18,5 persen pada 2021 dan 15,2 persen pada 2022.

"Pencapaian pada 2022 ini menempatkan Lampung di peringkat ketiga sebagai provinsi dengan stunting terendah se-Indonesia," kata Arinal.

Sebagai informasi, acara PIT HOGSI ke-XV Tahun 2023 dimulai dengan Pra PIT pada Jumat (13/10/2023) sampai Minggu (15/10/2023) dan agenda PIT diselenggarakan pada Senin (16/10/2023) sampai Rabu (18/10/2023).

Selain itu, juga dilakukan kegiatan sembilan workshop dengan diikuti oleh 212 peserta dan 350 peserta yang terdaftar dalam kegiatan simposium mendatang.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Nasional
Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Nasional
Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Nasional
Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Nasional
PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

Nasional
Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Nasional
Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Nasional
Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Nasional
Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Nasional
Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Nasional
[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

Nasional
Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com