Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Dr. Ermaya
Dewan Pakar Bidang Geopolitik dan Geostrategi BPIP RI

Dewan Pakar Bidang Geopolitik dan Geostrategi BPIP RI.

Merespons Perang Ideologi Era Globalisasi

Kompas.com - 29/09/2023, 17:34 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Indonesia tetap berdaulat dan bebas dalam menentukan kebijakan luar negerinya sambil berperan aktif dalam diplomasi internasional. Prinsip ini masih relevan dalam menavigasi kompleksitas hubungan internasional saat ini.

Di sampingnya Pancasila mengandung nilai-nilai solidaritas, keadilan sosial, dan kerja sama internasional –bisa diimplementasikan.

Dalam menghadapi perang ideologi dan kompleksitas globalisasi, Indonesia mendorong kerja sama dengan negara-negara lain yang sejalan dengan nilai-nilai ini, terutama dalam isu-isu seperti perdamaian, pembangunan berkelanjutan, dan hak asasi manusia.

Dalam beberapa dekade terakhir, Indonesia telah berusaha memainkan peran yang lebih besar dalam urusan regional dan global, mencerminkan pemikiran Bung Karno tentang peran aktif Indonesia dalam urusan dunia.

Indonesia aktif dalam berbagai forum internasional, seperti ASEAN, G20, dan PBB, untuk mempromosikan perdamaian, stabilitas, dan perkembangan global yang berkelanjutan.

Pemikiran Bung Karno dan prinsip-prinsip Pancasila telah membantu Indonesia menghadapi perang ideologi dan kompleksitas globalisasi dengan membangun fondasi ideologis yang kuat yang menggabungkan nilai-nilai kemandirian, keadilan, kerja sama, dan persatuan.

Visi ini memandu kebijakan dan tindakan Indonesia dalam menghadapi tantangan global saat ini, menjadikan negara ini sebagai pemain penting dalam arena diplomasi internasional dan pembangunan berkelanjutan.

Berbagai cara

Negara-negara besar boleh jadi memiliki peran signifikan dalam mempromosikan ideologi mereka di tingkat global. Untuk memenuhi kebutuhan itu, berbagai cara ditempuh, antara lain melalui diplomasi, ekonomi, militer, budaya, dan pendekatan propagandis.

Dengan demikian, diplomasi sebagai alat utama untuk mempromosikan ideologi mereka. Ini melibatkan negosiasi dengan negara-negara lain, memengaruhi kebijakan luar negeri, dan membangun aliansi yang mendukung pandangan ideologis mereka.

Diplomasi juga digunakan untuk memediasi konflik dan mencari solusi politik yang sejalan dengan ideologi negara tersebut.

Sedangkan kekuatan ekonomi lebih memungkinkan mereka untuk memengaruhi negara-negara lain melalui perdagangan, investasi, dan bantuan ekonomi.

Negara-negara yang menganut pola ini acapkali memberikan insentif ekonomi kepada negara-negara mitra agar mengadopsi kebijakan yang sejalan dengan ideologi mereka.

Selain itu, mereka dapat memberikan sanksi ekonomi kepada negara-negara yang tidak sesuai dengan pandangan ideologis mereka.

Selain itu mereka juga memiliki kekuatan militer yang signifikan. Maka mereka pun dapat menggunakan kekuatan militer untuk mendukung sekutu yang sejalan dengan ideologi mereka dalam konflik internasional, atau untuk mencapai tujuan ideologis melalui intervensi militer langsung.

Bukan itu saja, mereka –negara besar-- sering berperan aktif dalam organisasi internasional seperti PBB, IMF, dan WTO.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

100.000-an Jemaah Umrah Belum Kembali, Beberapa Diduga Akan Berhaji Tanpa Visa Resmi

100.000-an Jemaah Umrah Belum Kembali, Beberapa Diduga Akan Berhaji Tanpa Visa Resmi

Nasional
KPU Bantah 16.000 Lebih Suara PPP Hilang di Sumut

KPU Bantah 16.000 Lebih Suara PPP Hilang di Sumut

Nasional
Tata Kelola Makan Siang Gratis

Tata Kelola Makan Siang Gratis

Nasional
Sandiaga Sebut Pungli di Masjid Istiqlal Segera Ditindak, Disiapkan untuk Kunjungan Paus Fransiskus

Sandiaga Sebut Pungli di Masjid Istiqlal Segera Ditindak, Disiapkan untuk Kunjungan Paus Fransiskus

Nasional
Pakar Ingatkan Jokowi, Pimpinan KPK Tidak Harus dari Kejaksaan dan Polri

Pakar Ingatkan Jokowi, Pimpinan KPK Tidak Harus dari Kejaksaan dan Polri

Nasional
Kritik Haji Ilegal, PBNU: Merampas Hak Kenyamanan Jemaah

Kritik Haji Ilegal, PBNU: Merampas Hak Kenyamanan Jemaah

Nasional
Jokowi Puji Pelayanan Kesehatan di RSUD Baharuddin Kabupaten Muna

Jokowi Puji Pelayanan Kesehatan di RSUD Baharuddin Kabupaten Muna

Nasional
KPK Siap Hadapi Gugatan Praperadilan Gus Muhdlor Senin Hari Ini

KPK Siap Hadapi Gugatan Praperadilan Gus Muhdlor Senin Hari Ini

Nasional
Jasa Raharja Santuni Semua Korban Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang  

Jasa Raharja Santuni Semua Korban Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang  

Nasional
Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Soal Waktu, Komunikasi Tidak Mandek

Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Soal Waktu, Komunikasi Tidak Mandek

Nasional
Bus Rombongan Siswa SMK Terguling di Subang, Kemendikbud Minta Sekolah Prioritaskan Keselamatan dalam Berkegiatan

Bus Rombongan Siswa SMK Terguling di Subang, Kemendikbud Minta Sekolah Prioritaskan Keselamatan dalam Berkegiatan

Nasional
Saat DPR Bantah Dapat Kuota KIP Kuliah dan Klaim Hanya Distribusi...

Saat DPR Bantah Dapat Kuota KIP Kuliah dan Klaim Hanya Distribusi...

Nasional
Hari Kedua Kunker di Sultra, Jokowi Akan Tinjau RSUD dan Resmikan Jalan

Hari Kedua Kunker di Sultra, Jokowi Akan Tinjau RSUD dan Resmikan Jalan

Nasional
Serba-serbi Isu Anies pada Pilkada DKI: Antara Jadi 'King Maker' atau Maju Lagi

Serba-serbi Isu Anies pada Pilkada DKI: Antara Jadi "King Maker" atau Maju Lagi

Nasional
Diresmikan Presiden Jokowi, IDTH Jadi Laboratorium Pengujian Perangkat Digital Terbesar dan Terlengkap Se-Asia Tenggara

Diresmikan Presiden Jokowi, IDTH Jadi Laboratorium Pengujian Perangkat Digital Terbesar dan Terlengkap Se-Asia Tenggara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com