Yang pertama, banyak orang tanya ngapain sih saya masuk ke politik? Saya sadar banyak anak-anak muda yang pesimis dan sinis dengan politik. Saya tidak bisa menyalahkan mereka. Betapa tidak? Politik terlanjur diasosiasikan sebagai pusatnya berantem, fitnah, hoaks, korupsi, money politics dan sebagainya. Yang seperti itu enggak usah ditepuktangani.
Tapi izinkan saya melihat dari kacamata yang lain, kacamata optimisme. Bahwa politik bila dilakukan secara benar oleh orang yang tepat, maka politik akan menjadi sumber kebaikan dan kesejahteraan.
Terus terang, saya masuk politik itu, ya, salah satu inspirasinya Bapak saya sendiri. Beliau ini orang yang sangat saya cintai dan saya hormati, saya ingin mengikuti jejak beliau berpolitik untuk kebaikan. Kepada Bapak, saya ingin menyampaikan. Izin, saya mau menempuh jalan saya Pak. Semoga Gusti Allah memberkahi jalan yang saya pilih.
Baca juga: Alasan PSI Tunjuk Kaesang Jadi Ketum meski Baru Jadi Kader
Sis dan Bro, Mas dan Mbak teman seperjuangan, Bapak saya yang di mana kebetulan adalah Presiden Indonesia tentu saja bukan manusia yang sempurna, beliau juga bahkan jauh dari kata sempurna. Apalagi kalau saya spill kelakuan beliau sehari-hari di rumah. Ya bisa bahaya banget dan saya bakal kualat.
Yang patut saya dan kita harus contoh dari Pak Jokowi adalah, beliau tidak pernah lelah menjalankan amanat rakyat. Obat capeknya adalah bersalaman dengan masyarakat, vitamin lelahnya adalah senyum dan kebahagiaan masyarakat yang beliau temui. Boosternya adalah ketika beliau memutuskan kebijakan yang tepat bagi masyarakat Indonesia. Beliau itu cuma capek kalau ngurusi cucu-cucunya yang ngeyel.
Saya ingin generasi saya terlibat lebih banyak dalam urusan publik. Saya percaya bahwa terjun ke politik adalah salah satu cara yang terbaik bagi anak muda untuk menyelamatkan masa depan.
Itulah cara kita membayar rasa hormat kepada orang tua yang telah berjuang untuk masa depan kita. Kita masuk ke politik untuk memastikan bahwa hal-hal baik yang telah orang tua kita kerjakan akan kita lanjutkan, agar Indonesia menjadi negara yang semakin membanggakan, Indonesia lebih maju.
Saya ingin ikut berjuang menghapus pesimisme dan sinisme terhadap politik. Saya ingin kita anak-anak muda mulai menyalakan lilin, berhenti mengutuk kegelapan karena politik adalah jalan ninja kita.
Saya ingin melakukan hal-hal yang baik lewat politik, saya ingin membantu membangun optimisme bahwa politik bisa dijalankan dengan penuh integritas, politik yang bersih dengan tujuan demi kebaikan masa depan kita semua, politik yang mempersatukan, politik yang didasari rasa hormat, percaya kita semua meski berbeda-beda, tapi semuanya memperjuangkan hal yang sama, hal yang baik. Kita semuanya pasti punya cita-cita ingin membuat Indonesia semakin hebat.
Sis dan Bro, Teteh, Akang, yang saya cintai. Kedua, kenapa saya memilih PSI. Di forum yang terhormat ini saya ingin menyampaikan, saya jatuh cinta pada PSI. Partai dengan idealisme dan integritas yang kokoh dan konsisten dalam perjuangan anak muda. Partai ini surplus gagasan yang genuine dan brilian.
Hanya saja, butuh energi yang berkali-kali lipat lebih besar agar energinya tidak hanya menggema di kota-kota, tetapi juga sampai ke pelosok desa. Insya Allah saya siap memimpin konsolidasi PSI ke seluruh nusantara. Saya sadar jalan yang saya pilih itu enggak mudah, tapi inilah jalan yang saya pilih, jalan yang saya percaya akan membawa kita ke masa depan yang lebih baik.
Kemarin, di media sosial ketika menerima KTA PSI, banyak yang ngeledek. Kaesang kok masuk partai kecil? Kenapa enggak masuk ke partai besar saja yang udah ada di DPR?
Saya justru masuk PSI karena partai masih kecil, saya tertarik gabung PSI karena PSI belum ada di DPR. Dan saya ingin berjuang bersama kawan-kawan semua di sini agar di 2024 PSI jadi partai besar dan di 2024 PSI akan ada di DPR RI. Setuju enggak? Siap berjuang bersama? Gitu lho, mantap.
Baca juga: Kaesang Akui Jadi Ketum PSI berkat Privilege Anak Presiden Jokowi
Ketiga, saya ingin PSI menjadi generasi optimis. Saya yakin bahwa negeri ini akan menjadi kekuatan besar di dunia sebagaimana perkiraan berbagai lembaga internasional.
Jika orang-orang di luar sana saja percaya kepada kita, kenapa kita yang muda-muda enggak? Kita harus optimis bahwa masa depan hebat kita ada di depan mata. Dan tugas kita melalui politik memastikan kemajuan menuju masa depan gemilang itu akan kita lanjutkan.