“Wah nanti program tidak diteruskan,” komentar warga dalam film drama komedi yang diputar di wilayah Kuningan, Jakarta, Kamis, 14 September 2023.
“Saya tidak khawatir, program yang bagus akan diteruskan, program yang kurang bagus akan diganti atau diperbaiki oleh pemimpin baru. Saya yakin para pemilih dari warga desa ini cukup teruji dan pandai untuk memilih pemimpinnya yang baru, yang cerdas dengan program terpuji,” jawab Pak Lurah Janji Upaya.
Jawaban Pak Lurah ini menunjukan penghormatan dan rasa percaya tinggi kepada masyarakat desanya yang dipimpin selama dua periode. Ia berpikir positif terhadap rakyatnya dalam menghadapi pemilu.
Pak Lurah Janji Upaya tidak mendewakan dirinya. Dia yakin ada orang baik lain yang akan meneruskan pemerintahannya.
Ia menolak bujuk rayu orang-orang di sekitarnya untuk melanjutkan pemerintahannya sampai tiga periode.
Pak Lurah Janji Upaya juga menolak bujuk rayu agar menerima investasi dari luar yang merusak lingkungan. Ia tidak mau mendewakan investasi dari luar sebagai modal utama pembangunan desanya.
Pak Lurah Desa Janji Upaya, selama memimpin Desa Bangun Mapan itu, justru menginginkan rakyatnya mengejar janji-janji yang pernah dia sampaikan di muka publik.
Untuk mendorong masyarakat Desa Bangun Mapan mengejar janjinya, Lurah Janji Upaya menuliskan tujuh janjinya di baliho-baliho dan spanduk-spanduk.
Lurah Janji Upaya yakin bila ia berupaya dengan segala upaya memperpanjang masa pemerintahannya (tiga periode) justru akan meninggalkan pewarisan atau legasi buruk bagi desanya.
Tiga periode akan menampilkan arogansi diri, arogansi rezim. Ini legasi buruk dan jahat sekali.
Kampanye para pembantu Pak Lurah Bangun Mapan agar masyarakat menerima pemerintahan tiga periode boleh disebut justru akan memunculkan citra buruk rezim desa itu. Ini desa baik, bukan desa dengan karakter “kampungan”.
Kalau para pembantu Pak Lurah Janji Upaya yang berkarakter kampungan ingin agar desa itu baik, janganlah Desa Bangun Mapan diseret untuk berkarakter kampungan pula, yaitu agar Pak Lurah melanjutkan masa berkuasanya sampai tiga periode.
Ini pendapat saya bersama rekan-rekan saya yang telah menonton film dan mendiskusikan film tersebut untuk menyambut Pemilihan Umum 2024.
Saya nonton film Kejarlah Janji ini antara lain bersama mantan anggota KPU Sulawesi Utara Yessy Momongan yang banyak mengkritisi film ini dan suasana negeri ini jelang Pemilu 2024.
Yessy juga banyak bercerita tentang pengalamannya ketika berlangsung pendaftaran partai politik negeri ini.