JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA memperlihatkan mayoritas warga Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah meyakini bakal capres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), Prabowo Subianto, sebagai kandidat yang didukung Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hal itu disampaikan dalam paparan survei bertajuk hasil temuan dan analisis survei nasional Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA terkait ormas Islam, Partai Islam, dan pilihan Capres September 2023.
"Di NU, paling tinggi menyatakan capres yang didukung Jokowi adalah Prabowo dengan 39,5 persen. Kemudian Ganjar 35,1 persen, dan Anies 18,4 persen," kata peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa, saat memaparkan hasil survei di kantor LSI Denny JA, Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (19/9/2023), seperti dikutip dari kanal YouTube LSI Denny JA.
Ardian melanjutkan, di kalangan Muhammadiyah, Prabowo dan Ganjar sama-sama memperoleh 43,8 persen sebagai bakal capres yang didukung Jokowi. Sedangkan Anies mendapat 12,4 persen.
Baca juga: Demokrat Klaim Dukung Prabowo Tanpa Syarat
Akan tetapi, Prabowo unggul telak sebagai capres yang didukung Jokowi di kalangan warga NU dan Muhammadiyah ketika namanya disandingkan berhadapan (head to head) dengan Ganjar.
Saat dilakukan simulasi berhaapan dengan Ganjar, Prabowo memperoleh 50,9 persen dukungan di mata warga NU sebagai capres yang didukung Jokowi.
Sedangkan Ganjar yang merupakan bakal capres dari PDI-P mendulang 41,2 persen dukungan sebagai capres uang didukung Jokowi. Sisanya sebanya 7,9 persen responden tidak menjawab.
Di kalangan warga Muhammadiyah, Prabowo memperoleh 56,3 persen dukungan dari warga Muhammadiyah sebagai capres didukung Jokowi.
Baca juga: Pertemuan Sekjen Koalisi Prabowo Belum Bahas Sosok Cawapres
Sementara itu, Ganjar memperoleh keyakinan 25 persen dari warga Muhammadiyah terkait sosok bakal capres yang didukung Jokowi. Sementara 18,7 persen responden sisanya tidak menjawab.
Ardian mengatakan, survei itu dilakukan secara wawancara tatap muka pada 1-8 Agustus 2023 dengan menggunakan kuesioner kepada 1200 responden di seluruh Indonesia.
Metodologi survei ini adalah multistage random sampling. Ardian mengungkapkan responden dipilih secara acak.
Dalam salah satu pertanyaannya, responden diminta menjawab apakah merasa bagian dari ormas agama NU, Muhammadiyah, atau ormas lainnya. Adapun margin of error survei ini sebesar 2,9 persen.
Baca juga: Demokrat Bilang Prabowo Kemungkinan Sampaikan Pidato Politik di Rapimnas Besok
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka dengan menggunakan kuisioner.
Survei ini melibatkan 56,9 persen responden yang terafiliasi NU dan 5,7 persen responden yang merasa terafiliasi Muhammadiyah.
Kemudian, lembaga tersebut juga melibatkan responden yang merasa terafiliasi ormas Islam lain 3 persen, non-ormas Islam 33,8 persen, sedangkan yang tidak tahu atau jawab sebagai bagian dari ormas Islam 0,6 persen.
(Penulis: Rahel Narda Chaterine, Editor: Sabrina Asril)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.