Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panglima Minta Warga Rempang Tak Takut dengan Prajurit TNI

Kompas.com - 19/09/2023, 13:37 WIB
Syakirun Ni'am,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono meminta masyarakat Rempang, Batam, Kepulauan Riau tidak perlu takut terhadap keberadaan prajurit TNI.

Yudo mengatakan, prajurit TNI di Batam diminta oleh pihak Badan Pengusahaan (BP) Batam untuk memberikan bantuan pengamanan.

Yudo meminta masyarakat di Rempang menggunakan prajurit TNI sebagai media komunikasi, menanyakan beberapa hal yang belum dipahami terkait kemelut pengosongan tiga pulau di Batam itu.

"Enggak usah merasa takut, justru gunakan TNI-Polri, satpol PP untuk berkominikasi, tanya lah," ujar Yudo saat ditemui awak media di Dermaga Batu Ampar, Rempang, Batam, Kepulauan Riau, Selasa (19/9/2023).

Baca juga: Panglima TNI Sebut Prajurit di Rempang Tak Dilengkapi Senjata

Yudo mengatakan, prajurit TNI yang berjaga di kawasan Rempang tidak dilengkapi dengan senjata.

Mereka berasal dari kesatuan Komando Resor Militer (Korem), Komando Armada (Pangarmada), Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal), dan Komando Distrik Militer (Kodim) setempat.

"Kalau ada hal yang mungkin dianggap rawan atau membahayakan ya silakan laporkan di situ," ujar Yudo.

Menurut dia, prajurit dari kesatuan itu diterjunkan di wilayah Rempang karena diminta oleh Badan Pengusahaan (BP) Batam.

Ia mengatakan, TNI tidak akan menerjunkan prajurit sebagai Bawah Kendali Operasi (BKO) Jika tidak diminta oleh pemerintah daerah (pemda) setempat.

"Kalau tidak ada permintaan ngapain saya harus ke situ, kita tarik semua," tutur Yudo.

Baca juga: Panglima TNI Mengaku Tak Terjunkan Pasukan ke Rempang, Prajurit dari Korem sampai Kodim

Pada kesempatan tersebut, Yudo juga meminta maaf kepada masyarakat terkait pernyataannya yang menyebut prajurit memiting warga Rempan satu per satu dengan pasukan dalam jumlah yang sama.

Menurut Yudo, "piting" merupakan kebiasaan yang sering dilakukannya ketika masih kecil di desa.

Adapun Pusat Penerangan (Puspen) TNI mengklarifikasi pernyataan itu dan menjelaskan bahwa piting berarti memeluk.

"Tapi kalau pengertian masyarakat lain-lain ya pada kesempatan ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya," kata Yudo.

Sebelumnya, Yudo menyebut TNI bertugas mem-back up polisi dalam proses pengamanan di Pulau Rempang.


Namun, ia menjadi sorotan lantaran dalam rekaman video rapat di Mabes TNI Cilangkap, menyampaikan perumpamaan jika terdapat 1.000 warga maka 1.00 prajurit diterjunkan untuk "memiting" warga satu persatu.

"Umpama masyarakatnya 1.000 ya kita keluarkan (prajurit TNI) 1.000. Satu miting satu itu kan selesai. Enggak usah pakai alat, dipiting saja satu-satu," ujarnya dalam Pengarahan Netralitas Pemilu dan Bimbingan Teknik Tindak Pidana Pemilu 2023 yang disiarkan langsung oleh Mabes TNI, Selasa (12/9).

Terkait hal ini, pihak TNI telah menyampaikan klarifikasi bahwa kata "Piting" itu berarti merangkul. Di sisi lain, Yudo juga telah menyampaikan permintaan maaf jika ucapannya menimbulkan pemahaman yang berbeda di masyarakat.

Baca juga: Arti Kata Piting yang Diucapkan Panglima TNI Saat Beri Instruksi Prajuritnya Atasi Pendemo Rempang

Kondisi sosial di Rempang memanas karena pemerintah meminta warga di 16 desa pada tiga pulau di Batam pindah. Area itu yang luasnya mencakup 16.000 hektar akan digunakan untuk lokasi pabrik kaca dan panel surya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com