Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/09/2023, 11:02 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) memprediksi, pemilihan umum (Pemilu) 2024 akan menjadi pemilu “muda” dan “perempuan” pertama di Indonesia. Dalam artian, mayoritas pemilihnya adalah pemuda dan perempuan.

“Jumlah pemilih terbesar itu memang generasi Y dan generasi Z. Generasi milenialnya itu terbesar, 33 persen. Lalu kemudian generasi Z-nya 23 persen, sehingga total dari mereka adalah 56 persen,” kata Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto dalam konferensi pers, Senin (18/9/2023).

Baca juga: Buat Peta Jalan Angkatan Siber TNI, Lemhannas: Kami Sampaikan ke Presiden untuk Dikaji

Andi menambahkan, jumlah pemilih perempuan pada Pemilu 2024 akan lebih banyak daripada laki-laki.

“Kalau dilihat nanti dari turn out voters-nya itu perempuan akan 51 persen bahkan mungkin 52 persen dari pemilih,” kata Andi.

Biasanya, sebut Andi, apabila dilihat dari tren pemilu-pemilu sebelumnya, turn out voters perempuan pada saat hari pencoblosan lebih kecil dari laki-laki.

“Jadi kemungkinan ini akan menjadi pemilu perempuan pertama di Indonesia,” tutur Andi.

Andi juga memprediksi, pada 2024 juga akan menjadi pemilu urban. Dalam artian, jumlah pemilih di kota lebih tinggi daripada di desa.

“(Sebanyak) 52 persen pemilih berada di kota, bukan berada di desa,” kata dia.

Baca juga: Gubernur Lemhannas Yakin Jokowi Tahu Batasan soal Penggunaan Data Intelijen

Di sisi lain, Andi juga menyebutkan, salah satu yang dikaji Lemhannas adalah pemetaan platform media sosial di Indonesia menjelang atau saat Pemilu 2024.

“Karena Pemilu Indonesia digelar Februari 2024, terjadinya sebelum Pemilu Amerika Serikat pada November 2024, kemungkinan platform-platform ini menyiapkan kematangannya bukan untuk Pemilu Indonesia, tetapi untuk Pemilu AS,” kata Andi.

“Atau dalam bahasa gampangnya, siap-siap, bahwa Pemilu Indonesia dijadikan eksperimen untuk mematangkan platform-platform itu, kemudian nanti betul-betul digunakan dalam Pemilu AS,” ujar Andi.

Andi mengatakan, platform TikTok menjadi platform media sosial yang fokus dikaji oleh Lemhannas.

Dia menambahkan, tren atau topik pembicaraan di TikTok masih acak, berbeda dengan platform X.

Baca juga: Bawaslu: Kepala Daerah PDI-P Ajak Nyoblos Ganjar Patut Diduga Langgar UU Pemilu

“Di X bisa tren-nya bisa politik, tapi kemudian di TikTok melempar sendiri algoritmanya. Kita bisa menduga bagaimana TikTok sendiri yang mengusung suatu algoritma yang menguatkan trend-trend tertentu,” ucap Andi.

“Dan diramalkan ada perubahan signifikan menuju November 2024 menjelang Pemilu AS,” kata dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com