Koalisi pendukung Ganjar
Ketiga poros koalisi memenuhi presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden yang mensyaratkan capres-cawapres diusung partai atau gabungan partai dengan minimal perolehan 20 persen dari kursi DPR RI atau 25 persen suara sah nasional pada Pemilu 2019.
Meski jadi koalisi paling gemuk, Prabowo dinilai belum tentu memenangkan Pemilu 2024. Besar kecilnya koalisi partai politik dianggap tak menjamin kemenangan capres-cawapres.
“Dalam kontestasi pilpres, tidak selalu linear antara kemenangan dengan jumlah banyaknya partai dalam koalisi,” kata Direktur Nusakom Pratama Institute, Ari Junaedi, kepada Kompas.com, Senin (18/9/2023).
Ari menyebut, semakin gemuk koalisi, justru semakin rumit membangun koordinasi antarpartai politik. Baik itu untuk menentukan cawapres, maupun ketika mempersiapkan kampanye.
Meski bekerja sama dalam satu koalisi, setiap parpol diyakini akan mementingkan ego masing-masing. Parpol cenderung ingin memenangkan partai mereka sendiri ketimbang capres-cawapres yang mereka dukung.
“Ego partai pasti ingin memenangkan partai, bukan sosok capres,” ujarnya.
Lagipula, lanjut Ari, dukungan massa partai politik tak selalu sejalan dengan kandidat capres-cawapres. Artinya, meski suara koalisi besar dan beragam dari berbagai partai, belum tentu massa pendukungnya memilih capres-cawapres yang diusung koalisi tersebut.
“Hasil survei terbaru dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) membuktikan kalau loyalitas kader partai tidak identik selalu memilih capres-cawapres yang diusung partainya,” kata Ari.
“Misalnya Demokrat, kefanatikan kader dan simpatisan Demokrat ternyata ada yang memilih Ganjar di 33 persen, sementara yang memilih Anies masih 22 persen dan yang memilih Prabowo di 39 persen,” tutur dosen Universitas Indonesia (UI) itu.
Baca juga: Demokrat: AHY Pamit ke Puan Sebelum Dukung Prabowo, Minta Maaf Tak Bisa Bersama
Hal yang sama juga diungkap oleh Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam.
Memang, koalisi Prabowo bakal menjadi yang paling besar dibanding gerbong Anies maupun koalisi Ganjar. Jika mesin politik partai-partai pendukung Prabowo bisa bekerja optimal, di atas kertas potensi kemenangan Menteri Pertahanan itu terbuka lebar.
Namun, Umam menekankan, gemuknya koalisi partai politik tak selalu beriringan dengan kemenangan.
“Besarnya angka kekuatan koalisi tidak menjamin kemenangan pasangan capres-cawapres dalam pilpres di Indonesia,” tutur dosen Universitas Paramadina itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.