Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tutup Wacana Poros Baru PPP-Demokrat-PKS, Sandiaga: Kami Istikamah Bersama PDI-P

Kompas.com - 10/09/2023, 19:04 WIB
Singgih Wiryono,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sandiaga Salahudin Uno mengatakan, partainya konsisten mendukung bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo bersama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).

Sandiaga mengungkapkan, tak ada lagi isu membentuk poros baru dengan mengajak Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk mengusung bakal capres yang baru.

"Kita istikamah bersama dengan kerja sama politik yang telah kami tandatangani bersama PDI-P," kata Sandiaga saat ditemui di Kantor Bappilu Nasional PPP, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (10/9/2023).

Ia mengatakan, PPP siap menjalankan politik yang mengerjakan kebaikan dan mencegah keburukan, serta meniatkan segala usaha pemenangan sebagai bentuk ibadah.

Baca juga: PPP Terbuka Demokrat Gabung Poros Ganjar, Mardiono Sebut SBY-Megawati Akur

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) ini juga kembali menegaskan bahwa tak ada lagi ide poros baru yang akan dibentuk PPP.

"Kita istikamah dalam menjalankan politik amar ma'ruf nahi munkar, yaitu kita niatkan sebagai ibadah. Kita berkomitmen dengan kerja sama politik yang sudah kita tanda tangani dengan PDI Perjuangan," ujarnya lagi menekankan.

Sandiaga kemudian menyebut sudah memberikan masukan kepada Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum PPP Mardiono untuk mengajak Demokrat dan PKS ke dalam koalisi pendukung Ganjar.

"Niatan itu sudah kami sampaikan kepada Plt Ketum (PPP) dan akan dibahas pada forum pimpinan partai politik, tidak melibatkan Bappilu," kata Sandiaga.

Baca juga: Sandiaga Akui Sudah Ada Pembicaraan di Bappilu PPP soal Peluang Demokrat Usung Ganjar

Sebelumnya, Juru Bicara bidang politik Sandiaga Uno, Denny H Suryo mengatakan peluang kerja sama PPP dengan Partai Demokrat dan PKS semakin terbuka.

Hal itu disampaikan menyusul Partai Nasdem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang telah mendeklarasikan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon presiden (capres) dan bakal calon wakil presiden (cawapres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).

“Bang Sandiaga ingin menggandeng sebanyak mungkin teman dengan visi dan misi yang sama untuk membawa Indonesia lebih baik, terutama dalam meningkatkan perekonomian rakyat,” ujar Denny dalam keterangannya, Sabtu (2/9/2023).

Ia menyampaikan bahwa hubungan Sandiaga cukup baik dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Baca juga: Soal Jadi Cawapres Ganjar, Sandiaga: Kita Beri Ruang untuk Pimpinan Ambil Keputusan

Begitu pula dengan PKS yang sudah bekerja sama sejak Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017 dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

“Bang Sandiaga punya hubungan yang sangat dekat dengan Mas AHY. Bersama PKS pun, Bang Sandiaga punya sejarah yang baik dan sama-sama punya sisi keumatan seperti halnya PPP,” katanya.

Sebelumnya, rencana pembentukan poros baru diungkap oleh Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono pada 1 September 2023.

Presiden ke-6 RI tersebut mengungkapkan, ada menteri aktif yang menawarkan Demokrat membentuk koalisi baru bersama PPP dan PKS.

Bahkan, menurut SBY, menteri tersebut mengatakan bahwa rencana pembentukan poros baru tersebut sudah atas sepengetahuan "Pak Lurah".

Namun, SBY tidak menyebut identitas menteri aktif tersebut. Meskipun, belakangan diketahui yang dimaksud adalah Sandiaga Uno yang menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Baca juga: Demokrat Akui Sandiaga Uno Pernah Ajak Bentuk Koalisi Bersama

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Jokowi dan Megawati Peringati Harlah Pancasila di Tempat Berbeda, PDI-P: Komplementer Satu Sama Lain

Jokowi dan Megawati Peringati Harlah Pancasila di Tempat Berbeda, PDI-P: Komplementer Satu Sama Lain

Nasional
Serangan di Rafah Berlanjut, Fahira Idris: Kebiadaban Israel Musnahkan Palestina

Serangan di Rafah Berlanjut, Fahira Idris: Kebiadaban Israel Musnahkan Palestina

Nasional
Resmikan Layanan Elektronik di Pekanbaru, Menteri AHY Harap Pelayanan Sertifikat-el Lebih Cepat dan Aman

Resmikan Layanan Elektronik di Pekanbaru, Menteri AHY Harap Pelayanan Sertifikat-el Lebih Cepat dan Aman

Nasional
Moeldoko: Tapera Tak Akan Ditunda, Wong Belum Dijalankan

Moeldoko: Tapera Tak Akan Ditunda, Wong Belum Dijalankan

Nasional
Megawati Kenang Drama 'Dokter Setan' yang Diciptakan Bung Karno Saat Diasingkan di Ende

Megawati Kenang Drama "Dokter Setan" yang Diciptakan Bung Karno Saat Diasingkan di Ende

Nasional
Hari Jadi Ke-731, Surabaya Catatkan Rekor MURI Pembentukan Pos Bantuan Hukum Terbanyak Se-Indonesia

Hari Jadi Ke-731, Surabaya Catatkan Rekor MURI Pembentukan Pos Bantuan Hukum Terbanyak Se-Indonesia

BrandzView
Tinjau Fasilitas Pipa Gas Cisem, Dirtekling Migas ESDM Tekankan Aspek Keamanan di Migas

Tinjau Fasilitas Pipa Gas Cisem, Dirtekling Migas ESDM Tekankan Aspek Keamanan di Migas

Nasional
Jokowi Resmikan Sistem Pengelolaan Air di Riau Senilai Rp 902 Miliar

Jokowi Resmikan Sistem Pengelolaan Air di Riau Senilai Rp 902 Miliar

Nasional
Megawati Didampingi Ganjar dan Mahfud Kunjungi Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende

Megawati Didampingi Ganjar dan Mahfud Kunjungi Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende

Nasional
Jelang Idul Adha, Dompet Dhuafa Terjunkan Tim QC THK untuk Lakukan Pemeriksaan Kualitas dan Kelayakan Hewan Ternak

Jelang Idul Adha, Dompet Dhuafa Terjunkan Tim QC THK untuk Lakukan Pemeriksaan Kualitas dan Kelayakan Hewan Ternak

Nasional
Buronan Thailand yang Ditangkap di Bali Pakai Nama Samaran Sulaiman

Buronan Thailand yang Ditangkap di Bali Pakai Nama Samaran Sulaiman

Nasional
Pansel Bakal Cari 10 Nama Capim KPK untuk Diserahkan ke Jokowi

Pansel Bakal Cari 10 Nama Capim KPK untuk Diserahkan ke Jokowi

Nasional
Kritik Putusan MA, PDI-P: Harusnya Jadi Produk DPR, bukan Yudikatif

Kritik Putusan MA, PDI-P: Harusnya Jadi Produk DPR, bukan Yudikatif

Nasional
Projo Beri Sinyal Jokowi Pimpin Partai yang Sudah Eksis Saat Ini

Projo Beri Sinyal Jokowi Pimpin Partai yang Sudah Eksis Saat Ini

Nasional
Projo Minta PDI-P Tidak Setengah Hati Jadi Oposisi

Projo Minta PDI-P Tidak Setengah Hati Jadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com