JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres mengatakan, semboyan Bhinneka Tunggal Ika bukan hanya motto nasional negara Indonesia. Sebab, kalimat itu merupakan kunci untuk bangun masa depan yang lebih baik.
Hal itu dia katakan dalam konferensi pers di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (7/9/2023).
Adapun Bhinneka Tunggal Ika berarti berbeda-beda namun tetap bersatu. Keberagaman suku, ras, hingga budaya tidak menjadikan Indonesia terpecah-belah, melainkan harus bersatu.
Baca juga: Peringati 50 Tahun Kerja Sama, PM Australia Undang Pemimpin ASEAN ke Melbourne Tahun Depan
"Bhinneka Tunggal Ika, kesatuan dalam keberagaman bukan hanya motto nasional Indonesia. Ini adalah kunci untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi kita semua," kata Antonio Guterres.
Dalam kesempatan itu, ia juga memuji advokasi Indonesia sebagai ketua ASEAN tahun 2023 dalam isu perubahan iklim (climate change), pembangunan berkelanjutan, serta non-proliferasi dan perlucutan senjata.
"Dan saya sangat berterima kasih kepada lebih dari 5.000 penjaga perdamaian dari Indonesia dan negara-negara anggota ASEAN lainnya yang bertugas di seluruh dunia," tutur dia.
Baca juga: Jokowi Sebut ASEAN-Australia Sama-sama Bertanggung Jawab terhadap Keamanan Kawasan
Lebih lanjut, ia menyampaikan, pihaknya akan fokus pada isu yang luas, mulai dari kerja sama dengan ASEAN sampai keprihatinan regional dan tantangan global.
Antonio tidak memungkiri, dunia berada di ambang batas oleh serangkaian krisis.
Krisis tersebut meliputi keadaan darurat iklim yang memburuk dan meningkatnya perang dan konflik, meningkatnya kemiskinan, meningkatnya ketegangan geopolitik, dan meluasnya ketidaksetaraan.
Di sisi lain ada risiko nyata dari perpecahan besar dalam sistem ekonomi dan keuangan dunia. Perpecahan itu terjadi dengan adanya perbedaan strategi dalam hal teknologi dan kecerdasan buatan, serta kerangka kerja keamanan yang bertentangan.
Baca juga: Dishub DKI Klaim Volume Kendaraan Turun 2,85 Persen pada Hari Pertama KTT ASEAN
"Kita membutuhkan hal ini lebih dari sebelumnya di dunia yang semakin terbelah dan membutuhkan lembaga multilateral yang kuat untuk mengikutinya, berdasarkan kesetaraan, solidaritas, dan universalitas," jelas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.