Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Anies-Muhaimin: Debut Dua "Mantan Gebetan" Prabowo yang Berjodoh karena Kegalauan

Kompas.com - 07/09/2023, 08:22 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Cap yang melekat kepada Anies setali tiga uang dengan cap yang dilekatkan oleh para pendukung Istana kepada Surya Paloh dan Partai Nasdem.

Penyebabnya tentu saja karena Partai Nasdem dan Surya Paloh terlalu berani mencalonkan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden.

Walhasil, setelah menjadi "mantan gebetan Jokowi", Anies akhirnya juga menjadi "mantan gebetan" Prabowo. Dan kini, Anies berhadap-hadapan secara politik dengan dua mantan yang pernah menggebetnya, yakni Jokowi dan Prabowo.

Seiring dengan keretakan Anies dan Prabowo, Cak Imin justru mencoba peruntungannya dengan mendekati Prabowo Subianto.

Sejak 2022 lalu, tahun di mana masa jabatan Anies berakhir di DKI Jakarta dan berganti status menjadi "bakal calon presiden" dari Partai Nasdem, Cak Imin dan PKB justru membangun kemesraan dengan Hambalang.

Harapannya tidak sekadar dijadikan sebagai gebetan, tapi didaulat sebagai bakal calon wakil presiden oleh Prabowo untuk laga 2024.

Namun layaknya AHY, nasib Cak Imin akhirnya juga sama, yakni "digantung" bak layangan putus oleh Prabowo.

Diajak membangun sekretariat bersama agar lokasi "kencan politik" semakin jelas, tapi status Cak Imin tak jua kunjung pasti. Setahun lamanya Cak Imin "galau" karena tak jua dilamar sebagai pasangan.

Jadi di saat Anies Baswedan galau dengan bakal calon wakil presidennya, karena opsi tersisa hanya AHY yang dianggap kurang potensial secara elektoral untuk mendongkrak suara Anies di Jawa Tengah dan Jawa Timur, Cak Imin pun galau dengan statusnya yang "digantung" oleh Prabowo.

Dipuji-puji di depan publik, dipeluk saat bertemu, tapi tak jua "ditembak." Tentu sudah bisa dibayangkan betapa sakitnya bagi Cak Imin berada di situasi tersebut.

Di atas kegalauan dua tokoh tersebut, ada kegalauan lain yang cukup menentukan perjodohan mereka, yakni kegalauan Surya Paloh yang secara ekonomi politik kian "tertekan".

Posisi Surya Paloh pun "gantung". Masuk barisan koalisi pendukung Jokowi di mana Partai Nasdem punya portofolio beberapa kursi di kabinet, tapi mendadak tak dianggap karena mencalonkan sepihak Anies Baswedan.

Tiga kegalauan tersebut menjadi landasan politik yang membuat Anies dan Cak Imin berjodoh. Bagi Anies, Cak Imin adalah jawaban elektoral atas lemahnya elektabilitas Anies di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Bagi Cak Imin, Anies adalah satu-satunya Capres yang hampir pasti berani mendaulatnya menjadi bakal calon wakil presiden, jika PKB mau meninggalkan Prabowo dan berlabuh di halaman rumah Partai Nasdem.

Dan bagi Surya Paloh, Cak Imin adalah sosok yang bisa membuat "kesan" Anies menjadi tidak terlalu berbahaya bagi Istana, karena ditemani oleh Cak Imin dari PKB yang sampai hari ini masib berstatus "gebetan" Jokowi alias partai anggota koalisi pendukung pemerintah yang sedang berkuasa.

Dengan kata lain, Cak Imin dianggap akan memiliki peran yang besar dalam merelaksasi relasi Surya Paloh dan Jokowi, yang sebelumnya memang sudah tak jelas arahnya.

Dan terjadilah perjodohan cepat tersebut. Lamaran Anies dan Partai Nasdem diterima secara meriah oleh PKB dan Cak imin, yang langsung menjadikan Cak Imin mendadak menjadi bakal calon wakil presiden untuk Anies Baswedan sekaligus menjadi "mantan gebetan" Prabowo Subianto pada waktu yang bersamaan. PKB otomatis keluar dari koalisi pendukung Prabowo.

Begitulah cerita Anies dan Cak Imin, dua mantan "gebetan" Prabowo Subianto, dijahit (oleh Surya Paloh) di tengah kegalauan para pihak terhadap situasi politik yang dialami.

Apakah barisan para mantan ini akan menorehkan hasil yang akan membuat mantannya semakin "sakit hati"? Mari kita tunggu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anak SYL Minta Pejabat Kementan Biayai Renovasi Kamar Rp 200 Juta

Anak SYL Minta Pejabat Kementan Biayai Renovasi Kamar Rp 200 Juta

Nasional
Agus Rahardjo Sebut Penyidik KPK Tunduk ke Atasan di Kejaksaan, Kejagung: Jangan Asal 'Statement'

Agus Rahardjo Sebut Penyidik KPK Tunduk ke Atasan di Kejaksaan, Kejagung: Jangan Asal "Statement"

Nasional
Stafsus SYL Disebut Minta Kementan Danai Pengadaan Paket Sembako Senilai Rp 1,9 Miliar

Stafsus SYL Disebut Minta Kementan Danai Pengadaan Paket Sembako Senilai Rp 1,9 Miliar

Nasional
KNKT Investigasi Penyebab Rem Blong Bus Rombongan SMK Lingga Kencana

KNKT Investigasi Penyebab Rem Blong Bus Rombongan SMK Lingga Kencana

Nasional
KPK Panggil Lagi Windy Idol Jadi Saksi TPPU Sekretaris Nonaktif MA

KPK Panggil Lagi Windy Idol Jadi Saksi TPPU Sekretaris Nonaktif MA

Nasional
KPK Panggil Penyanyi Dangdut Nabila Nayunda Jadi Saksi TPPU SYL

KPK Panggil Penyanyi Dangdut Nabila Nayunda Jadi Saksi TPPU SYL

Nasional
Pakar: Jika Revisi UU Kementerian Negara atau Perppu Dilakukan Sekarang, Tunjukkan Prabowo-Gibran Semacam Periode Ke-3 Jokowi

Pakar: Jika Revisi UU Kementerian Negara atau Perppu Dilakukan Sekarang, Tunjukkan Prabowo-Gibran Semacam Periode Ke-3 Jokowi

Nasional
21 Persen Jemaah Haji Indonesia Berusia 65 Tahun ke Atas, Kemenag Siapkan Pendamping Khusus

21 Persen Jemaah Haji Indonesia Berusia 65 Tahun ke Atas, Kemenag Siapkan Pendamping Khusus

Nasional
Jokowi Sebut Impor Beras Tak Sampai 5 Persen dari Kebutuhan

Jokowi Sebut Impor Beras Tak Sampai 5 Persen dari Kebutuhan

Nasional
Megawati Cermati 'Presidential Club' yang Digagas Prabowo

Megawati Cermati "Presidential Club" yang Digagas Prabowo

Nasional
Anwar Usman Dilaporkan ke MKMK, Diduga Sewa Pengacara Sengketa Pileg untuk Lawan MK di PTUN

Anwar Usman Dilaporkan ke MKMK, Diduga Sewa Pengacara Sengketa Pileg untuk Lawan MK di PTUN

Nasional
Pascaerupsi Gunung Ruang, BPPSDM KP Lakukan “Trauma Healing” bagi Warga Terdampak

Pascaerupsi Gunung Ruang, BPPSDM KP Lakukan “Trauma Healing” bagi Warga Terdampak

Nasional
Momen Jokowi Bersimpuh Sambil Makan Pisang Saat Kunjungi Pasar di Sultra

Momen Jokowi Bersimpuh Sambil Makan Pisang Saat Kunjungi Pasar di Sultra

Nasional
Jokowi Jelaskan Alasan RI Masih Impor Beras dari Sejumlah Negara

Jokowi Jelaskan Alasan RI Masih Impor Beras dari Sejumlah Negara

Nasional
Kecelakaan Bus di Subang, Kompolnas Sebut PO Bus Bisa Kena Sanksi jika Terbukti Lakukan Kesalahan

Kecelakaan Bus di Subang, Kompolnas Sebut PO Bus Bisa Kena Sanksi jika Terbukti Lakukan Kesalahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com