Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Anies-Muhaimin: Debut Dua "Mantan Gebetan" Prabowo yang Berjodoh karena Kegalauan

Kompas.com - 07/09/2023, 08:22 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PERJALANAN Anies Baswedan menapaki jalur kekuasaan tak lepas dari rute politik Jokowi yang bermula di pelataran kekuasaan Ibu Kota DKI Jakarta menuju Pusat Kekuasaan di Istana.

Di laga pemilihan presiden 2014 itu, Anies satu perahu besar dengan Muhaimin Iskandar (Cak Imin), yakni sama-sama menjadi pendukung Jokowi.

Anies dari barisan intelektual independen, sementara Cak Imin dari barisan partai politik. Keduanya sama-sama menjadi "gebetan" Jokowi kala itu.

Berkat perannya di dalam tim sukses Jokowi, Anies akhirnya merasakan "nikmatnya" menjadi seorang menteri di Kabinet Jilid I Jokowi, yakni Menteri Pendidikan Nasional, untuk kurun waktu sekitar satu tahunan saja.

Begitu pula Cak Imin dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), beberapa posisi menteri pernah didapat.

Namun, relasi Anies dengan Jokowi setelah Juli 2016; bulan saat berakhirnya Anies sebagai seorang menteri di jajaran kabinet Jokowi, tidak lagi bisa dibilang mesra, layaknya pada rentang waktu 2013-2016.

Baik Jokowi maupun Anies, bergeming ketika itu alias tak memberikan penjelasan tentang percopotan Anies dari posisi Mendiknas.

Tak disebutkan di mana kurangnya Anies Baswedan sebagai menteri. Pun tak ada pembelaan dan perlawanan berarti dari Anies di ruang publik kala itu.

Bahkan Anies sempat menghilang dari hiruk pikuk dunia politik, sebelum akhirnya kembali secara tiba-tiba di ajang Pilkada DKI Jakarta setahun kemudian, tahun 2017, berpasangan dengan Sandiaga Uno yang merupakan kader Partai Gerindra kala itu.

Saat masuk kembali ke dunia politik di ajang Pilkada Jakarta, Anies tentu sudah bukan lagi "gebetan" Jokowi, sementara Cak Imin masih.

Bahkan boleh dibilang, Anies sudah berubah menjadi "mantan gebetan" yang ingin menunjukkan eksistensi politiknya kepada Jokowi, pihak yang dianggap telah mencopotnya secara tiba-tiba setahun sebelumnya.

Memang Anies tidak sesumbar bahwa alasannya ikut Pilkada DKI Jakarta sebagai ajang "balas dendam" politiknya kepada Jokowi.

Namun satu hal yang jelas adalah Anies harus berhadapan dengan kandidat Gubernur yang ternyata didukung oleh Jokowi, termasuk didukung oleh Cak Imin dan PKB.

Pun kekuatan politik utama yang mendukung Anies saat itu adalah kekuatan "non Istana", selain Jusuf Kalla secara personal tentunya. Kekuatan utama tersebut adalah Prabowo Subianto dengan partainya, Partai Gerindra, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Situasi tersebut mau tidak mau membawa Anies harus menempuh jalan politik yang agak sama dengan Jokowi sebelum mantan Wali Kota Solo itu menguasai Istana.

Artinya, di pelataran Pilkada DKI Jakarta itu, Prabowo Subianto berperan penting, baik bagi Jokowi maupun Anies Baswedan, karena Prabowo dan Partai Gerindra juga ikut memastikan kemenangan Jokowi - Ahok di Pilkada Jakarta pada 2012.

Perbedaannya adalah bahwa di saat Jokowi berpindah lapangan kekuasaan dari Solo ke Jakarta, Prabowo cq Partai Gerindra bekerja sama dengan PDIP dalam memenangkan Jokowi-Ahok.

Sementara saat Anies ikut dalam kontestasi Pilkada DKI Jakarta, Prabowo cq Partai Gerindra berlawanan dengan PDIP cs. Dan posisi Partai Gerindra saat itu masih di luar kekuasaan alias masih menjadi partai oposisi.

Nah, kekuatan politik yang mengusung tersebut akhirnya menempatkan Anies harus berhadapan secara langsung dengan kekuatan politik pendukung Jokowi yang juga sekaligus menjadi infrastruktur politik Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yakni PDIP dan kawan-kawannya.

Jika saja saat itu Anies harus menghadapi Ahok secara "head to head" dalam satu putaran pemilihan, secara elektoral sangat besar kemungkinan Anies akan pulang dengan status "kalah."

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedangdut Nayunda Nabila Irit Bicara Usai Diperiksa Jadi Saksi TPPU SYL

Pedangdut Nayunda Nabila Irit Bicara Usai Diperiksa Jadi Saksi TPPU SYL

Nasional
KSP Ungkap 9 Nama Pansel Capim KPK Harus Sudah di Meja Setneg Akhir Mei, Juni Bekerja

KSP Ungkap 9 Nama Pansel Capim KPK Harus Sudah di Meja Setneg Akhir Mei, Juni Bekerja

Nasional
Uang Kuliah Mahal, Pengamat: Kebijakan Pemerintah Bikin Kampus Jadi Lahan Bisnis

Uang Kuliah Mahal, Pengamat: Kebijakan Pemerintah Bikin Kampus Jadi Lahan Bisnis

Nasional
Pansel Capim KPK Didominasi Unsur Pemerintah, KSP Beralasan Kejar Waktu

Pansel Capim KPK Didominasi Unsur Pemerintah, KSP Beralasan Kejar Waktu

Nasional
BNBP: Sumatera Barat Masih Berpotensi Diguyur Hujan Lebat hingga 20 Mei 2024

BNBP: Sumatera Barat Masih Berpotensi Diguyur Hujan Lebat hingga 20 Mei 2024

Nasional
Alexander Sarankan Capim KPK dari Polri dan Kejaksaan Sudah Pensiun

Alexander Sarankan Capim KPK dari Polri dan Kejaksaan Sudah Pensiun

Nasional
Draf RUU Penyiaran: Masa Jabatan Anggota KPI Bertambah, Dewan Kehormatan Bersifat Tetap

Draf RUU Penyiaran: Masa Jabatan Anggota KPI Bertambah, Dewan Kehormatan Bersifat Tetap

Nasional
Latihan TNI AL dengan Marinir AS Dibuka, Pangkoarmada I: Untuk Tingkatkan Perdamaian

Latihan TNI AL dengan Marinir AS Dibuka, Pangkoarmada I: Untuk Tingkatkan Perdamaian

Nasional
Siapkan Sekolah Partai untuk Calon Kepala Daerah, PDI-P Libatkan Ganjar, Ahok hingga Risma

Siapkan Sekolah Partai untuk Calon Kepala Daerah, PDI-P Libatkan Ganjar, Ahok hingga Risma

Nasional
Sektor Swasta dan Publik Berperan Besar Sukseskan World Water Forum Ke-10 di Bali

Sektor Swasta dan Publik Berperan Besar Sukseskan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
BNPB Minta Warga Sumbar Melapor Jika Anggota Keluarga Hilang 3 Hari Terakhir

BNPB Minta Warga Sumbar Melapor Jika Anggota Keluarga Hilang 3 Hari Terakhir

Nasional
Nurul Ghufron Akan Hadiri Sidang Etik di Dewas KPK Besok

Nurul Ghufron Akan Hadiri Sidang Etik di Dewas KPK Besok

Nasional
LHKPN Dinilai Tak Wajar, Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Dicopot dari Jabatannya

LHKPN Dinilai Tak Wajar, Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Dicopot dari Jabatannya

Nasional
Alexander Sebut Calon Pimpinan KPK Lebih Bagus Tidak Terafiliasi Pejabat Maupun Pengurus Parpol

Alexander Sebut Calon Pimpinan KPK Lebih Bagus Tidak Terafiliasi Pejabat Maupun Pengurus Parpol

Nasional
Polri Siapkan Skema Buka Tutup Jalan saat World Water Forum di Bali

Polri Siapkan Skema Buka Tutup Jalan saat World Water Forum di Bali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com