Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AHY: Capres-Cawapres Tak Bisa Diputuskan Hanya Hitungan Menit oleh Segelintir Orang

Kompas.com - 05/09/2023, 13:20 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menilai, memilih bakal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) mestinya tak bisa diputuskan dalam waktu singkat oleh segelintir orang saja.

Sebab, menurutnya, keputusan soal kandidat capres-cawapres menyangkut hajat hidup orang banyak dan masa depan negara.

Ini disampaikan AHY setelah Demokrat hengkang dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan dan mencabut dukungan buat bakal capres Anies Baswedan yang kini menggandeng Muhaimin Iskandar sebagai bakal cawapres.

“Memilih pemimpin utamanya calon presiden dan calon wakil presiden yang kelak akan bertanggung jawab atas lebih dari 270 juta jiwa tidak bisa hanya diputuskan begitu saja dalam hitungan menit oleh segelintir orang,” kata AHY di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (4/9/2023).

Baca juga: AHY: Perjuangan Demokrat Dilukai Mereka yang Tak Jujur dan Langgar Kesepakatan

Di internal Demokrat, kata AHY, ihwal capres-cawapres harus lebih dulu dimusyawarahkan di majelis tinggi partai. Ia menyebut, sejak awal Demokrat tidak menginginkan adanya fait accompli, atau memaksa partai untuk menerima keputusan sepihak tanpa melibatkan partisipasi semua yang berkepentingan.

Daripada dipaksa menerima keputusan yang tak terlibat dalam prosesnya, Demokrat lebih baik menyatakan tidak sepakat.

“Janganlah hal yang besar dikecilkan, sementara hal yang kecil dibesar-besarkan,” ujarnya.

AHY pun mengaku paham bahwa kader dan simpatisan Demokrat marah dan kecewa atas manuver Anies menggandeng Muhaimin sebagai cawapres. Namun, dia meminta pendukungnya bersabar dan ikhlas.

Putra sulung Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu juga mengajak kader partainya untuk tetap tenang dan berpikir jernih, sekalipun Demokrat tak berkompromoi terhadap kecurangan politik.

Baca juga: Bingung Suratnya untuk AHY Bocor, Anies: Ini Seharusnya Tidak untuk Dipertontonkan

“Saya tahu para kader Demokrat marah dan kecewa. Marah dan kecewa bukan karena ketumnya tidak menjadi cawapres, tapi karena perjuangan Demokrat telah dilukai oleh mereka yang tidak jujur, serta telah melanggar komitmen dan kesepakatan,” katanya.

Meski demikian, menurut AHY, Indonesia merupakan negara besar yang membutuhkan pemikiran, jiwa, dan tindakan yang besar. Oleh karenanya, dia tidak ingin terjebak pada narasi dan isu yang bisa memecah belah bangsa.

Bisa saja, kata dia, ke depan Demokrat akan kembali dipertemukan dengan pihak-pihak yang kini tak sejalan. Untuk itu, AHY mengaku telah memaafkan pihak-pihak yang melukai Demokrat.

“Saya mengucapkan selamat kepada Bapak Anies Rasyid Baswedan dan Bapak Muhaimin Iskandar yang baru saja mendeklarasikan sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden 2024 ke depan, semoga sukses,” katanya.

Pascahengkang dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan dan mencabut dukungan buat Anies Baswedan, AHY menegaskan, partainya kini membuka peluang untuk bergabung dengan koalisi lain. Namun, partai bintang mercy itu mengaku akan tetap berpolitik mengusung cita-cita perubahan dan perbaikan.

“Demokrat akan berikhtiar untuk bergabung dengan koalisi lain yang memiliki kesamaan cara pandang visi kebangsaan dan etika politik,” tuturnya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com