Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat "Move On", Merapat ke Koalisi PDI-P, Gerindra, atau Bentuk Poros Baru?

Kompas.com - 05/09/2023, 11:19 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

Memang, hal itu belum tentu terwujud jika Demokrat merapat ke PDI-P. Namun, jika Ganjar menang, setidaknya, AHY punya peluang besar dipilih jadi menteri.

“Andaikan Ganjar terpilih sebagai presiden, AHY adalah kandidat menteri yang potensial,” ujar Ari kepada Kompas.com, Minggu (3/9/2023).

Sebaliknya, lanjut Ari, Demokrat disebut tak akan mendulang banyak keuntungan jika bergabung ke koalisi pendukung Prabowo. Apalagi, sejak lama nama Menteri BUMN Erick Thohir digadang-gadang jadi calon pendamping Menteri Pertahanan itu.

“Jika Demokrat masuk dalam Koalisi Indonesia Maju bersama Gerindra, Golkar, PAN dan PBB, maka peran Demokrat akan dinihilkan pula oleh Prabowo atau Golkar serta PAN,” katanya.

Poros baru?

Meski begitu, menurut Ari, terbuka pula peluang Demokrat membentuk poros politik baru. Menurutnya, kemungkinan itu bergantung dari cawapres yang kelak ditunjuk untuk mendampingi Ganjar Pranowo.

Hingga kini, Ganjar belum mengumumkan nama calon pendamping. Namun, PPP yang berkoalisi dengan PDI-P telah menyodorkan nama Ketua Badan Pemenangan Pemilu PPP, Sandiaga Uno, sebagai calon RI-2.

Ari memprediksi, jika Sandiaga dipilih jadi cawapres Ganjar, maka, hanya ada tiga poros politik. Ketiganya yakni, koalisi PDI-P yang mengusung Ganjar, koalisi Partai Gerindra yang menjagokan Prabowo Subianto, dan koalisi Nasdem-PKB yang mencalonkan Anies Muhaimin.

Namun, seandainya bukan Sandiaga yang jadi rekan duet Ganjar, PPP diprediksi hengkang dari koalisi PDI-P dan membentuk poros baru.

“Bisa 3 pasang andai Sandiaga Uno dipilih mendampingi Ganjar, tetapi bisa menjadi 4 pasang andai Ganjar tidak memilih Sandiaga,” ujarnya.

Baca juga: Bingung Suratnya untuk AHY Bocor, Anies: Ini Seharusnya Tidak untuk Dipertontonkan

Ari menduga, PPP akan berkoalisi dengan Partai Demokrat dan PKS untuk mengusung Sandiaga dan AHY sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden. Kemungkinan itu dinilai terbuka lebar, apalagi belum lama ini sempat muncul kabar duet Sandiaga-AHY.

“Artinya akan muncul koalisi baru antara Demokrat, PPP, dan PKS yang menyodorkan nama Sandiaga Uno dan AHY,” katanya.

Jika PPP dan Demokrat membentuk koalisi baru, lanjut Ari, ada kemungkinan PDI-P berjuang seorang diri untuk mengusung Ganjar sebagai capres.

Hal ini memungkinkan mengingat partai pimpinan Megawati Soekarnoputri tersebut menjadi satu-satunya yang memenuhi presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden, sehingga dapat mengajukan pasangan capres-cawapres sendiri tanpa berkoalisi dengan partai lain.

“Tapi suara PDI-P ditambah Perindo dan Hanura di raihan suara Pemilu 2019 sudah lebih dari cukup,” tutur dosen Universitas Indonesia itu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com