Pascahengkang dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan dan mencabut dukungan buat Anies Baswedan, AHY menegaskan, partainya kini membuka peluang untuk bergabung dengan koalisi lain. Namun demikian, Demokrat akan tetap berpolitik mengusung cita-cita perubahan dan perbaikan.
“Mari kita buka lembaran baru ke depan kita harus segera move on. Hari ini, kami, keluarga Partai Demokrat, dengan berbesar hati, dengan kerendahan hati, menyatakan move on dan siap menyongsong peluang peluang baik di depan,” tutur AHY.
Lantas, ke mana dukungan Demokrat akan berlabuh?
Selain Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang mengusung Anies-Muhaimin sebagai bakal capres-cawapres, ada dua koalisi partai politik (parpol) lain yang telah mendeklarasikan jagoan masing-masing.
PDI Perjuangan mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai bakal capres. Pencapresan Ganjar mendapat dukungan dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan dua parpol non Parlemen, Hanura dan Partai Persatuan Indonesia (Perindo).
Sementara, Partai Gerindra menjagokan ketua umumnya, Prabowo Subianto, dengan dukungan dari Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), serta parpol non Parlemen, Partai Bulan Bintang (PBB). Keempatnya membentuk Koalisi Indonesia Maju.
Sebelum Muhaimin Iskandar jadi bakal cawapres Anies, PKB juga tergabung dalam koalisi pendukung Prabowo. Malahan, PKB jadi partai pertama yang menyatakan dukungan buat Menteri Pertahanan itu maju jadi calon RI-1.
Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, pascahengkang dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Demokrat berpeluang merapat ke koalisi PDI-P atau Gerindra.
Baca juga: Sebut SBY-AHY Mirip Prabowo, Gerindra Ajak Demokrat Gabung Koalisi
Baik koalisi PDI-P maupun koalisi Gerindra diprediksi gerak cepat melakukan pendekatan ke partai bintang mercy itu.
“Ini akan menjadi peluang yang baik bagi PDI-P untuk merangkul Partai Demorkat untuk memperkuat pencapresan Ganjar Pranowo,” kata Umam kepada Kompas.com, Sabtu (2/9/2023).
“Di sisi lain, Prabowo yang baru saja kehilangan PKB tentu juga berusaha mendekati Demokrat dan PKS yang jelas-jelas punya sejarah dukungan dalam pilpres sebelumnya,” tuturnya.
Sementara, Direktur Nusakom Pratama Institute, Ari Junaedi, berpendapat, Demokrat lebih diuntungkan jika bergabung dengan koalisi PDI-P untuk mendukung Ganjar.
Menurut Ari, tidak mustahil menyatukan PDI-P dan Demokrat dalam satu koalisi. Apalagi, kedua partai sempat mesra beberapa waktu lalu.
Itu dibuktikan dari pertemuan AHY dengan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani, juga wacana pertemuan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
AHY pun sempat disebut Puan sebagai salah satu kandidat cawapres pendamping Ganjar.