"Pimpinan tiga partai politik, yaitu PKS, PAN, dan Gerindra, telah memutuskan dan memberi kepercayaan kepada saya, Prabowo Subianto, dan Saudara Sandiaga Uno untuk maju sebagai calon presiden dan calon wakil presiden untuk masa bakti 2019-2024," ujar Prabowo di kediamannya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (9/8/2023).
Demokrat sempat bereaksi keras atas penunjukan Sandiaga sebagai cawapres. Wakil Sekjen Demokrat Andi Arief bahkan mengeluarkan pernyataan yang menyerang Prabowo melalui akun Twitter miliknya.
"Di luar dugaan kami, ternyata Prabowo mementingkan uang ketimbang jalan perjuangan yang benar," kata Andi Arief saat dihubungi Kompas.com melalui pesan singkat, Rabu (8/8/2018) malam.
Dalam pernyataan itu, Andi juga menuding PKS dan PAN menerima mahar politik dalam penentuan posisi cawapres.
Sementara, AHY meminta maaf ke para kader Demokrat lantaran dia gagal jadi cawapres. Putra sulung SBY tersebut mengaku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menjadi calon RI-2, namun belum berhasil.
"Saya memohon maaf untuk kader Demokrat yang berharap saya menjadi cawapres dan tentunya lapisan bangsa ini," ujar AHY di rumah SBY di bilangan Mega Kuningan, Jakarta, Jumat (10/8/2018).
Meski kecewa, Demokrat akhirnya mendukung Prabowo-Sandiaga pada Pilpres 2019 dan berkoalisi dengan Gerindra, PAN, serta PKS.
Akan tetapi, Prabowo-Sandi kalah dari Joko Widodo-Ma'ruf Amin, sehingga keduanya gagal jadi presiden dan wakil presiden.
Jelang Pemilu Presiden 2024, Demokrat menyatakan dukungan buat mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Anies diumumkan sebagai bakal capres oleh Partai Nasdem pada awal Oktober 2022. Sejak saat itu, Demokrat terus melakukan pendekatan, baik ke Nasdem maupun Anies.
Tak lama, PKS ikut merapat. Ketiga partai pun sepakat bekerja sama membentuk Koalisi Perubahan untuk Persatuan buat mengusung Anies jadi calon RI-1.
Meski telah mengantongi tiket pencapresan berkat dukungan dari tiga partai, Anies tak kunjung mengumumkan cawapresnya. Sejumlah nama disebut-sebut dalam bursa cawapres mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut, salah satunya AHY yang kini menjabat sebagai Ketua Umum Demokrat.
Bagaimana tidak, Anies dan AHY memang tampak begitu karib lantaran kerap tampil bersama di depan publik. Bahkan, baliho Anies-AHY telah bertebaran di berbagai penjuru Tanah Air.
Namun, bak petir di siang bolong, Anies justru bermanuver, menggandeng Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai cawapresnya.