JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat sekaligus Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meluapkan kekecewaannya usai bakal capres yang Demokrat dukung, Anies Baswedan, berkhianat bersama Partai Nasdem.
Kekecewaan tersebut SBY sampaikan dalam rapat darurat bersama jajaran MTP Demokrat di kediamannya di Cikeas, Jawa Barat, Jumat (1/9/2023).
Pasalnya, Anies secara sepihak tiba-tiba menunjuk Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai cawapres, tanpa sepengetahuan Demokrat dan PKS selaku mitra koalisi.
Bahkan, PKB telah menyetujui tawaran duet Anies-Cak Imin tersebut. Deklarasi Anies-Cak Imin disebut bakal dilakukan hari ini di Surabaya, Jawa Timur.
Baca juga: SBY Mengaku Terkejut, Tak Pernah Bayangkan Anies-Nasdem Berkhianat
Melalui rapat darurat yang dipimpin oleh SBY, Demokrat akhirnya secara resmi mencabut dukungan kepada Anies Baswedan.
Demokrat turut menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Mereka meninggalkan Nasdem dan PKS yang masih mengusung Anies.
Berikut 7 poin kekecewaan SBY terhadap Anies:
1. SBY tak pernah bayangkan Anies berkhianat.
SBY menjelaskan rapat yang dia pimpin di Cikeas itu sangat penting. Sebab, dirinya tidak pernah menyangka Anies akan berkhianat.
"Pertemuan Majelis Tinggi Partai ini sangat penting. Ini sebuah emergency meeting karena terjadi peristiwa yang sangat mengejutkan dan tidak pernah kita bayangkan ini akan terjadi," ujar SBY di Cikeas, Jawa Barat, Jumat.
SBY menyampaikan, Demokrat harus menyikapi dan merespons perkembangan tersebut, yakni soal Anies menunjuk Muhaimin Iskandar sebagai cawapres.
Baca juga: Dengar Anies Pilih Muhaimin, SBY: Kader Demokrat Sangat Emosional Malam Itu
Sebab, berdasarkan AD/ART partai, Majelis Tinggi Partai Demokrat berwenang menentukan Demokrat berkoalisi dengan partai mana dalam pilpres, sekaligus juga menentukan siapa capres dan cawapres yang hendak diusung.
"Oleh karena itu tepat kalau kita segera mengambil sikap dan merespons apa yang terjadi 3-4 hari lalu itu," kata dia.
2. SBY bersyukur ditolong Allah dijauhkan dari pemimpin tidak jujur
Meski dikhianati, SBY masih mencoba mengambil sisi positif dari peristiwa itu. SBY mengatakan Demokrat bersyukur dikhianati oleh Anies dan Nasdem.
"Meskipun kita dibeginikan oleh capres Anies dan mitra koalisi kita, tapi sesungguhnya kita harus bersyukur kepada Allah SWT, bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa," tutur SBY.
Jika dipikir-pikir, SBY merasa Demokrat justru sedang ditolong oleh Allah. Dia menyebut mereka tidak diizinkan Allah untuk mendukung seseorang yang ternyata tidak sidiq, tidak jujur, tidak amanah, tidak bisa dipercaya, dan mengingkari hal-hal yang telah disepakati.
Menurut SBY, jika sekarang saja sudah tidak sidiq, tidak amanah, tidak memegang komitmennya, bagaimana nanti jika menjadi pemimpin dengan kekuasaan yang besar.
Baca juga: Bersyukur Demokrat Dikhianati Anies, SBY: Sekarang Saja Tidak Amanah, Bagaimana Nanti Jadi Pemimpin
"Saya kira kalau kita renungkan ini, kita ambil hikmahnya, mungkin kita dibebaskan dari dosa yang mungkin kita pikul kalau kita masih berada bersama-sama mereka mengusung seseorang menjadi pemimpin bangsa Indonesia," jelasnya.
3. SBY tak menyangka Anies seperti itu, bandingkan dengan pengalamannya jadi capres
SBY mengakui dirinya tidak naif lantaran pernah jadi capres dua kali, di mana SBY memenangi keduanya.
Namun, selama menjadi capres, SBY menegaskan tidak pernah ada kejadian seperti yang dilakukan oleh Anies dan Nasdem ini.
"Saya juga mengerti politik. Saya pernah menjadi capres dua kali, dan tidak ada yang saya rasakan seperti tiga hari lalu itu," kata SBY.
Baca juga: SBY: Berkali-kali Anies Datang dengan Kata-kata Baiknya, Sekarang Kok Jadi Begini?
SBY menyadari politik memang penuh strategi, taktik, dan siasat.
Hanya saja, kata dia, dirinya tidak menyangka Anies bisa bertindak sejauh itu.
"Tapi saya tidak menyangka tindakan itu sejauh ini. Menurut saya melebihi batas kepatutan, etika, moral, kasar," ucapnya.
4. Sudah diingatkan apakah mau percaya kepada Anies dan Nasdem
SBY mengatakan, dirinya sebenarnya sudah diingatkan oleh sejumlah teman sebelum memutuskan mendukung Anies Baswedan dan bekerja sama dalam KPP.
SBY mengatakan, teman-temannya itu bertanya apakah dirinya benar-benar percaya kepada mereka atau tidak.
"Sebenarnya beberapa teman sudah mengingatkan saya, agak lama. Baik dari kalangan kader Demokrat, maupun dari luar Demokrat. Begini, 'Pak SBY, Pak SBY benar-benar percaya kepada orang itu? Atau kepada orang-orang itu?'" ujar SBY.
Baca juga: SBY: Teman-teman Sudah Ingatkan, Pak SBY Percaya Kepada Orang Itu?
SBY lantas mengatakan, saat itu dirinya berprasangka baik kepada orang-orang yang bekerja sama dengan Demokrat, sehingga menaruh kepercayaan penuh.
Mendengar jawaban SBY, teman-temannya menyebut yang terpenting mereka sudah memberikan peringatan.
Ternyata, setelah peristiwa pengkhianatan Partai Nasdem dan bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan, SBY menilai perkataan teman-temannya itu benar.
"Nah, kalau saya ingat kembali, yang diingatkan teman-teman itu lebih dari satu, keputusan sepihak kemarin itu, saya boleh katakan, keputusan gelap seperti itu, tidak sesuai rules, kesepakatan, ternyata barangkali mengandungi kebenaran," katanya.
5. Bingung kenapa Anies jadi begitu
SBY mengatakan, Anies Baswedan berkali-kali datang mengunjungi dirinya ketika diusung sebagai bakal calon presiden (capres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
SBY mengungkapkan, Anies selalu membawa kata-kata yang luar biasa baik dalam setiap kesempatan bertemu.
Awalnya, SBY mengatakan masih segar di ingatannya ketika Anies datang berkunjung ke Cikeas pada 25 Agustus 2023 lalu.
Baca juga: SBY soal Manuver Nasdem dan Anies: Melebihi Batas Kepatutan, Kasar
"Masih segar dalam ingatan saya sebagaimana yang disampaikan Bung Iftitah tadi. Di ruangan ini, saya duduk di sini tanggal 25 Agustus 2023 berarti seminggu lalu. Anies duduk di sini. Dengan didampingi Tim 8. AHY memang tidak selalu hadir," ujar SBY.
Menurut SBY, dalam pertemuan seminggu lalu itu, Anies mengatakan bahwa dirinya akan mendeklarasikan koalisi beserta calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) pada awal September 2023.
Namun, Anies malah memberi kejutan dengan tiba-tiba memilih Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai bakal cawapresnya.
Bahkan, SBY mengungkapkan, Anies tidak mengucapkan apa-apa kepada dirinya usai memberikan kejutan tersebut.
"Dan saya ini orang tua, beberapa kali Pak Anies datang ke sini dengan semangat yang luar biasa, kata-kata yang luar biasa baiknya. Di Cikeas dua kali, di Malang, Pacitan. Dengan kejadian seperti itu, tidak ada satu katapun yang disampaikan kepada saya, dan tentu kepada ketum (ketua umum) kita. Saya memang sebagai orang tua, 'kok jadi begini?'" tuturnya.
6. Paham kader Demokrat marah buntut pengkhianatan Anies
SBY menyatakan dirinya paham kader Demokrat di seluruh Indonesia pasti marah atas apa yang dilakukan Anies Baswedan.
Dia bahkan mendapat banyak pesan dari mana-mana usai pengkhianatan Anies terbongkar.
"Dua malam sampai subuh di sini, pesan datang dari mana-mana. Baik kader maupun non kader. Dan rata-rata memang emosional. Saya paham lah. Ada dua yang menarik bagi saya, 'aku tahu politik itu banyak akalnya tapi tak kusangka buruk sekali ini. Korbannya AHY dan Demokrat.' 'Ini Demokrat kena prank dari musang berbulu domba'," jelas SBY.
Baca juga: SBY: Ada yang Komentar, Demokrat Kena Prank Musang Berbulu Domba
"Musang berbulu domba itu kalau dalam peribahasa maksudnya di depan bersikap baik lembut, penuh persahabatan, di balik itu kalau kita lengah kita akan dimakan sampai habis," sambungnya.
7. Dikhianati Anies, SBY puja puji Ganjar-Prabowo
Sementara itu, SBY memuji-muji cara capres lain dalam mengajak Demokrat untuk bergabung dengan mereka.
Walau Demokrat mendukung Anies, SBY mengakui ajakan-ajakan untuk keluar dari koalisi tetap ada.
Hanya saja, kata dia, ajakan yang dilakukan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto termasuk santun dalam politik.
"Misalnya pihak Pak Ganjar itu mengajak kalau Partai Demokrat bisa bergabung ke pihak beliau. Ditandai dengan Mbak Puan dan AHY bertemu. Kedua, Pak Prabowo. Beliau datang ke Pacitan menemui saya, dan menyampaikan ajakannya," ungkap SBY.
"Saya harus jujur menyampaikan cara itu adalah cara yang baik, sah, tidak salah dan dibenarkan. Ajakannya juga tulus dan serius. Dilakukan juga terbuka, dibandingkan manuver bawah tanah yang penuh dengan misteri. Karenanya respons kami juga baik," imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.