Ketika dikeluarkan dari RPKAD, Moerdani pernah berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia tidak akan pernah lagi mengenakan Baret Merah.
Murka Moerdani ternyata belum hilang ketika ia menghadiri undangan RPKAD pada 1985. Ketika itu, RPKAD sudah berganti nama menjadi Kopassus.
Kemarahan Moerdani itu dituliskan dalam buku Sintong Panjaitan, "Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando" karya Hendro Subroto.
Moerdani yang saat itu menjabat sebagai Panglima TNI diminta untuk memberikan Baret Merah kehormatan Kopassus kepada Raja Malaysia, Yang Dipertuan Agung Sultan Iskandar.
Sebelum acara dimulai, Moerdani beristirahat di ruang Danjen Kopassus, Brigjen Sintong Panjaitan.
Di sana, ada KSAD Jenderal Try Sutrisno, Wakil KSAD Letjen TNI Edi Sudrajat, dan Wakil Danjen Kopassus, Kolonel Kuntara.
Ada kejadian mengejutkan di ruangan yang sedang ditempati para perwira tinggi TNI itu.
Saat Brigjen Sintong memberikan baret merah kehormatan Kopassus, Moerdani membanting baret itu ke meja dan hingga jatuh di lantai.
Sontak orang-orang di ruangan itu terkejut saat melihat Benny begitu emosi dan berwajah seram.
Namun, pada akhirnya Moerdani bersedia mengenakan baret itu dan mengikuti acara. Semua jadi lega dan upacara pun berjalan lancar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.