Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra wacana duet Sandiaga dan AHY merupakan respons dari imajinasi liar atas wacana bersatunya Ganjar dan Anies.
"Wacana Sandi-AHY mungkin ini muncul sebagai respons dari imajinasi liar Ganjar-Anies. Berpikirnya dengan bersamanya Ganjar dan Anies, berarti PDI-P dan Nasdem bergabung. Meninggalkan PPP, Partai Demokrat, dan PKS," ujar Herzaky, Jumat.
Atas munculnya wacana duet Ganjar dan Anies, Herzaky menyebut wajar apabila muncul anggapan lebih baik PPP, Demokrat, dan PKS membentuk koalisi sendiri.
Dengan begitu, wacana duet Sandiaga dengan AHY pun muncul, terlepas siapa yang menjadi capres dan cawapresnya.
"Jadi, hati-hati kalau melempar wacana ke publik. Publik bisa berimajinasi dan meresponsnya dengan lebih kreatif lagi," kata dia.
Herzaky juga mempertanyakan sikap Sandiaga yang mau merangkul PKS dan Demokrat. Sikap ini apakah sebagai pesan bahwa Sandiaga ingin menggaet Demokrat dan PKS untuk bekerja sama dalam mendukung Ganjar dan Anies.
Atau sebaliknya, Sandiaga mengajak Demokrat dan PKS untuk membentuk koalisi baru, dalam hal ini Sandi meminang AHY.
"Kita fokus pada semangat perubahan dan perbaikan. Bukan pada sosok. Ada aspirasi dan harapan kuat yang dititipkan oleh masyarakat pro perubahan kepada kami untuk diperjuangkan," kata Herzaky.
(Penulis: Adhyasta Dirgantara, Nicholas Ryan Aditya, | Editor: Fitria Chusna Farisa, Dani Prabowo, Sabrina Asril, Icha Rastika)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.