Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ikrama Masloman
Strategic Manager KCI LSI

Peneliti Senior Lingkaran Survei Indonesia

KPU dan Ketertutupan Pemilu

Kompas.com - 22/08/2023, 14:25 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Jika KPU bersikukuh tidak membuka riwayat hidup kandidat dan menunggu hingga waktu DCT pada 4 November nanti dengan catatan mendapatkan persetujuan, maka KPU perlu di ingatkan, pengalaman 2019 hanya 49,5 persen yang bersedia mempublikasikan data Riwayat hidup.

Berarti ada ketimpangan informasi. Padahal pada pemilu 2014, KPU pernah menerapkan keterbukaan informasi kandidat. Maka jangan sampai KPU hari ini dianggap mundur 10 tahun kebelakang.

Terkait keterbukaan informasi, publik perlu diedukasi. Jika seorang warga negara memutuskan untuk mendedikasikan dirinya sebagai pejabat publik, entah sebagai anggota legislatif atau pejabat eksekutif, maka dirinya tidak saja milik pribadi atau keluarganya, melainkan menjadi milik publik yang memiliki kesadaran etis sebagai konsekuensi dari jabatan tersebut.

Di negara demokrasi maju, jangankan riwayat hidup, aktivitas pejabat publik selama masa kerja perlu dilaporkan untuk menghindari terjadi penyalahgunaan kekuasaan.

Dengan demikian, pejabat dituntut kehati-hatian dalam bertindak dan berkomunikasi, apalagi yang dapat menyebabkan konflik kepentingan.

Membuka riwayat hidup calon ke publik, memberikan akses pada sistem informasi pencalonan (silon), dan tentunya menerapkan kembali pelaporan penerima dana sumbangan kampanye (LPDSK) pada pemilu 2024 yang bisa mengurangi pelanggaran pemilu, hal itu tentu dapat mengubah citra penyelenggara dan kepercayaan publik akan Pemilu yang berkualitas, sembari membiasakan pejabat publik dengan keterbukaan informasi.

Keterbukaan Pemilu, memperkuat integritas penyelenggara

KPU perlu memfasilitasi keterbukaan pemilu, membuka upaya sistem kepemiluan terus berkembang. Banyak dimensi kepemiluan yang membutuhkan afirmasi kebijakan dalam meningkatkan partisipasi pemilih dan meminimalisasi pelanggaran pemilu.

Karena dalam sistem yang kuat, semua harus dipaksa tunduk pada aturan main demokrasi. Dengan demikian, integritas dan profesionalisme penyelenggara menjadi penentu.

Bersikap profesional memang bukanlah hal mudah, bahkan bisa saja problematis bagi KPU. Stakeholders mereka, yaitu partai politik, capres, relawan, bohir kandidat, media dan tim sukses, terkadang juga punya tawaran-tawaran menggiurkan.

Tawaran yang kerap ditujukan membeli integritas penyelenggara. Praktik itu mungkin lazim terjadi, karena wajar saja jika parpol dan kandidat mencoba memelihara hubungan baik dengan penyelenggara.

Maka ketimbang membatasi akses publik dalam menilai para kandidat legislatif, lebih baik penyelenggara pemilu memiliki kesadaran etis, dengan membatasi interaksi penyelenggara dengan kelompok kepentingan, sebatas hubungan antarlembaga, yang formalistik dan prosedural. Sedangkan interaksi di luar itu dapat dilihat sebagai problem etis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Nasional
Disebut Copot Afriansyah Noor dari Sekjen PBB, Yusril: Saya Sudah Mundur, Mana Bisa?

Disebut Copot Afriansyah Noor dari Sekjen PBB, Yusril: Saya Sudah Mundur, Mana Bisa?

Nasional
Video Bule Sebut IKN 'Ibu Kota Koruptor Nepotisme' Diduga Direkam Dekat Proyek Kantor Pemkot Bogor Baru

Video Bule Sebut IKN "Ibu Kota Koruptor Nepotisme" Diduga Direkam Dekat Proyek Kantor Pemkot Bogor Baru

Nasional
Ahli Pidana: Bansos untuk “Korban” Judi Online Sama Saja Kasih Narkoba Gratis ke Pengguna…

Ahli Pidana: Bansos untuk “Korban” Judi Online Sama Saja Kasih Narkoba Gratis ke Pengguna…

Nasional
KPK Akan Gelar Shalat Idul Adha Berjamaah untuk Tahanan Kasus Korupsi

KPK Akan Gelar Shalat Idul Adha Berjamaah untuk Tahanan Kasus Korupsi

Nasional
Ahli Sebut Judi Online seperti Penyalahgunaan Narkoba, Pelakunya Jadi Korban Perbuatan Sendiri

Ahli Sebut Judi Online seperti Penyalahgunaan Narkoba, Pelakunya Jadi Korban Perbuatan Sendiri

Nasional
PBB Copot Afriansyah Noor dari Posisi Sekjen

PBB Copot Afriansyah Noor dari Posisi Sekjen

Nasional
Anies, JK, hingga Sandiaga Nonton Bareng Film LAFRAN yang Kisahkan Pendiri HMI

Anies, JK, hingga Sandiaga Nonton Bareng Film LAFRAN yang Kisahkan Pendiri HMI

Nasional
Respons KPK Soal Harun Masiku Nyaris Tertangkap pada 2021

Respons KPK Soal Harun Masiku Nyaris Tertangkap pada 2021

Nasional
55.000 Jemaah Haji Indonesia Ikuti Murur di Muzdalifah Usai Wukuf

55.000 Jemaah Haji Indonesia Ikuti Murur di Muzdalifah Usai Wukuf

Nasional
Anggota Komisi I DPR Dukung Kemenkominfo Ancam Blokir X/Twitter karena Izinkan Konten Porno

Anggota Komisi I DPR Dukung Kemenkominfo Ancam Blokir X/Twitter karena Izinkan Konten Porno

Nasional
Sindir Wacana Bansos untuk Penjudi Online, Kriminolog: Sekalian Saja Kasih Koruptor yang Dimiskinkan...

Sindir Wacana Bansos untuk Penjudi Online, Kriminolog: Sekalian Saja Kasih Koruptor yang Dimiskinkan...

Nasional
Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Nasional
Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Nasional
Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com