Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disorot Warganet, Ini Profil Winda Utami si Juru Bahasa Isyarat Upacara HUT RI di Istana

Kompas.com - 19/08/2023, 09:04 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

Pekerjaan itu dilakukannya sembari menyelesaikan skripsi.

Namun, pada 2015 Winda memutuskan pindah bekerja ke Kota Surakarta. Saat itu, dia sempat merasakan culture shock karena dirinya lebih merasa cocok bekerja di daerah.

"Saya yang inget banget tuh sudah mulai tidak biasa menjadi orang Jakarta ya ? Kayak apa-apa kok harganya mahal, sudah terbiasa dengan vibes Solo (Surakarta) ya," ujar Winda. 

Baca juga: Ramah Disabilitas, Bapenda Jabar Hadirkan Layanan Format Braille dan Video Sosialisasi Bahasa Isyarat

"Jadi akhirnya saya sempat kayak, mau bekerja di Solo saja deh. Lalu sempat kerja di Solo sampai 2018. Akhirnya karena harus bolak-balik Jakarta-Solo, Jakarta-Solo,  saya mendapat gaji yang lebih baik. Lalu ya sudahlah saya balik ke sini dulu," lanjut perempuan yang tinggal di Jakarta Selatan ini.

Sejak 2018 hingga sekarang Winda menjadi juru bahasa isyarat untuk tayangan berita di televisi. Selain itu dirinya juga memiliki usaha di bidang kuliner.

Penampilannya di televisi itulah yang akhirnya membawa Winda dipercaya untuk menjadi juru bahasa isyarat upacara HUT kemerdekaan RI di Istana Merdeka.

Awalnya, tugas tersebut dilakukan pada 2022, yakni saat peringatan HUT kemerdekaan ke-77 RI. Ketika itu, Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) yang meminta dirinya menjadi juru bahasa isyarat untuk upacara.

Saat itu, penampilannya yang ekspresif juga sempat menarik perhatian warganet. Namanya pun jadi perbincangan warganet pada tahun lalu. 

Baca juga: Promotor Konser Coldplay di Jakarta Sebut Akan Menyediakan Juru Bahasa Isyarat

Pengalaman itu sempat membuatnya takut. Dia khawatir nantinya warganet akan kembali mengenali penampilannya.

"Dari pengalaman tahun lalu tiba-tiba viral, terus ramai itu saya jadi ada ketakutan waduh jangan-jangan entar orang notice lagi," ujar Winda

Sehingga dia pun sempat berpikir untuk menahan diri supaya tidak terlalu ekspresif dalam menjalankan tugasnya kali ini.

"Sehingga sudah. Ah tahan (tahan ekspresi), tahan gitu," lanjut Winda seraya tertawa.

"Sebenarnya kalau untuk (mengisyaratkan) lagu, itu yang kemarin itu saya sudah berusaha untuk menahan diri agar supaya jangan sampai terlalu wah gitu," jelasnya.

Winda mengakui bahwa dirinya mungkin termasuk orang yang ekspresif saat berbicara atau menyampaikan sesuatu.

Sehingga kebiasaan tersebut terbawa ketika sedang menjadi juru bahasa isyarat.

Namun, Winda menjelaskan bahwa secara garis besar, dalam berbahasa isyarat ada tiga poin yang perlu ditekankan, yakni isyarat itu sendiri, ekspresi dan verbal.

"Jadi tiga ini yang saya pakai. Cuma mungkin karena orang mengisyaratkan beda-beda ya. Nah mungkin saya orang yang termasuk ekspresif ketika berbicara," ujar dia. 

Baca juga: Abu Bakar Baasyir Hadir di Upacara HUT Ke-78 RI di Ponpes Al Mukmin Ngruki Sukoharjo

Selain itu, Winda juga mengadaptasi dari rekan-rekan penyandang tuli saat berkomunikasi.

"Teman-teman saya di daerah itu lebih ekspresif. Jadi saya akhirnya kayak meng-copy mereka. Caranya mereka gitu," ungkap Winda. 

Ia sendiri sangat bangga dilibatkan dalam upacara di Istana Merdeka sebagai juru bahasa isyarat.

Sebab kesempatan itu tidak hanya berharga untuk menambah pengalaman bagi dirinya sendiri. Melainkan keluarganya merasa bangga karena Winda bisa jadi bagian dari upacara besar yang ditonton masyarakat di seluruh Indonesia.

"Ketika proses penerjemahan itu saya biasa saja karena saya berpikir itu adalah bagian dari pekerjaan saya. Cuman di luar itu, ketika dipanggil (pihak) dari istana pasti saya sangat bangga," tutur Winda.

"Karena ini bukan hanya pribadi saya saja yang bangga, jadi kan keluarga juga ikut pasti ada rasa, eh ini jadi bagian lho di upacara sebesar ini," kata dia.

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPP Kecewa MK Tolak Gugatannya Terkait Pileg 2024

PPP Kecewa MK Tolak Gugatannya Terkait Pileg 2024

Nasional
Disiapkan PKB Maju Pilkada Jakarta, Ida Fauziyah: Masih Diproses ...

Disiapkan PKB Maju Pilkada Jakarta, Ida Fauziyah: Masih Diproses ...

Nasional
Djoko Susilo Ajukan PK Kedua, Pengacara: Ada Novum yang Bisa Membebaskan

Djoko Susilo Ajukan PK Kedua, Pengacara: Ada Novum yang Bisa Membebaskan

Nasional
Rakernas Pertama Tanpa Jokowi, PDI-P: Tidak Ada Refleksi Khusus

Rakernas Pertama Tanpa Jokowi, PDI-P: Tidak Ada Refleksi Khusus

Nasional
Ida Fauziyah Sebut Anies Baswedan Masuk Radar PKB untuk Pilkada DKI 2024

Ida Fauziyah Sebut Anies Baswedan Masuk Radar PKB untuk Pilkada DKI 2024

Nasional
Soal Undangan Jokowi ke Rakernas PDI-P, Puan: Belum Terundang

Soal Undangan Jokowi ke Rakernas PDI-P, Puan: Belum Terundang

Nasional
Kata Kemenkes soal Gejala Covid-19 Varian KP.1 dan KP.2 yang Merebak di Singapura

Kata Kemenkes soal Gejala Covid-19 Varian KP.1 dan KP.2 yang Merebak di Singapura

Nasional
Dewas Sebut KPK Periode Sekarang Paling Tak Enak, Alex: Dari Dulu di Sini Enggak Enak

Dewas Sebut KPK Periode Sekarang Paling Tak Enak, Alex: Dari Dulu di Sini Enggak Enak

Nasional
MK Sebut 106 Sengketa Pileg 2024 Masuk ke Tahap Pembuktian Pekan Depan

MK Sebut 106 Sengketa Pileg 2024 Masuk ke Tahap Pembuktian Pekan Depan

Nasional
Ingatkan Tuntutan Masyarakat Semakin Tinggi, Jokowi: Ada Apa 'Dikit' Viralkan

Ingatkan Tuntutan Masyarakat Semakin Tinggi, Jokowi: Ada Apa "Dikit" Viralkan

Nasional
Komisi II Setuju Perbawaslu Pengawasan Pilkada 2024, Minta Awasi Netralitas Pj Kepala Daerah

Komisi II Setuju Perbawaslu Pengawasan Pilkada 2024, Minta Awasi Netralitas Pj Kepala Daerah

Nasional
Sri Mulyani Irit Bicara Soal Skema 'Student Loan' Imbas UKT Mahal

Sri Mulyani Irit Bicara Soal Skema "Student Loan" Imbas UKT Mahal

Nasional
Angka IMDI 2023 Meningkat, Indonesia Disebut Siap Hadapi Persaingan Digital

Angka IMDI 2023 Meningkat, Indonesia Disebut Siap Hadapi Persaingan Digital

Nasional
Kejagung Koordinasi dengan KIP soal Transparansi Informasi Publik

Kejagung Koordinasi dengan KIP soal Transparansi Informasi Publik

Nasional
Penerbangan Jemaah Bermasalah, Kemenag: Performa Garuda Buruk

Penerbangan Jemaah Bermasalah, Kemenag: Performa Garuda Buruk

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com