Awalnya, ia ditanya awak media soal pernyataan Yahya Cholil Staquf yang mengatakan bahwa PKB bukan partai politik (parpol) yang merepresentasikan NU.
“Barang lawas, enggak usah dibahas,” ujar Cak Imin di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta, Jumat (11/8/2023) malam.
Kemudian, Muhaimin juga dimintai tanggapan soal pendapat Yenny yang menilainya sulit jadi bakal cawapres karena sudah pernah mengkhianati Gus Dur sebagai guru politiknya.
“Wis enggak usah dibahas, itu barang lawas kabeh (semua) itu,” kata Cak Imin.
Baca juga: Ogah Jawab Sentilan PBNU dan Yenny Wahid, Cak Imin: Barang Lawas Enggak Usah Dibahas
PKB lahir dari rahim NU ketika Soeharto runtuh dan Era Reformasi dimulai.
Kala itu, terdapat keinginan besar warga Nahdliyyin untuk kembali memiliki wadah menyalurkan aspirasi politik.
PBNU harus berhati-hati karena NU tidak boleh lagi terkait langsung dengan politik praktis, termasuk partai politik, sesuai hasil Muktamar ke-27 di Situbondo tahun 1984.
Pada akhirnya, PBNU yang saat itu dinakhodai Gus Dur mengarsiteki pendirian PKB. PBNU membentuk tim lima dan tim asistensi berisi sembilan orang, mayoritas kiai, untuk pendirian PKB, salah satunya Muhaimin.
Dalam perkembangannya, terjadi dualisme dalam internal PKB yang berujung didepaknya Gus Dur oleh Muhaimin Iskandar, keponakannya.
PKB versi Cak Imin kemudian diakui negara sebagai PKB yang “sah” pada 2008.
Baca juga: Merunut Akar Konflik Politik Yenny Wahid dan Cak Imin...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.