Pada kesempatan tersebut, setiap anggota DPR akan menyelipkan promosi pariwisata Indonesia kepada setiap delegasi yang berbincang dengan mereka. Terlebih, banyak anggota DPR RI berasal dari dapil yang memiliki potensi pariwisata.
"Setiap anggota DPR yang berbincang dengan delegasi akan menyebutkan daerah asalnya. Misalnya, anggota DPR dari Maluku akan menyampaikan wisata unggulan mereka. Begitu juga dapil dari daerah lain. Mereka akan memperkenalkan wisata dan kuliner di daerahnya,” tutur Putu.
Pada hari terakhir Sidang AIPA ke-44, DPR RI sempat mengajak delegasi untuk berkunjung ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Tujuannya untuk mengenalkan kebudayaan Indonesia yang kaya dan beragam. banyaknya kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia.
Jika delegasi memiliki banyak waktu, pihaknya akan merekomendasikan mereka untuk berwisata ke Bandung atau Yogyakarta yang relatif dekat dari Jakarta. Sementara itu, untuk di Jakarta, Kota Tua dapat menjadi spot wisata yang bagus selain TMII.
“Kami juga menyampaikan kalau Jakarta itu begitu heterogen. Banyak destinasi-destinasi yang bisa dikunjungi, termasuk Chinatown di Glodok,” imbuh Putu.
DPR pun melibatkan liaison officer (LO) atau penghubung delegasi untuk turut menyelipkan promosi pariwisata kepada peserta AIPA yang mereka dampingi. Delegasi pun bisa berkunjung ke destinasi wisata di Jakarta di sela-sela sidang. Hal ini sudah disampaikan kepada LO dari BKSAP supaya mereka bisa memberikan masukan yang baik kepada delegasi.
Selain itu, DPR juga memanfaatkan peran staf kedutaan besar negara-negara yang hadir dalam Sidang Umum AIPA ke-44. Mengingat anggota parlemen AIPA hadir dalam acara resmi kenegaraan, kedutaan masing-masing negara ikut berperan mendampingi delegasi.
Kedubes negara-negara itu diminta ikut mempromosikan pariwisata dan keunggulan Indonesia. Termasuk DPR yang mempromosikan pariwisata lewat pertemuan-pertemuan bilateral dengan sejumlah delegasi negara anggota AIPA dan negara observer yang hadir.
“Kami banyak melakukan bilateral meeting di sela-sela sidang Kami pun menyelipkan promosi pariwisata dan budaya dan didorong engagement people to people. Yang terpenting dari event ini formalnya terjadi, tapi yang long lasting lebih ke people to people contact," katanya.
Di sisi lain, anggota Komisi VI DPR RI itu menyoroti bagaimana tempat wisata saat ini harus mengedepankan konsep green destination (pariwisata hijau) atau destinasi wisata yang ramah lingkungan. Putu mengatakan, hal ini penting karena pendekatan ramah lingkungan sudah menjadi isu sensitif di kalangan masyarakat internasional.
Hal tersebut sudah ia sampaikan ke berbagai stakeholder pariwisata. Promosi pariwisata yang mudah ke khalayak internasional adalah destinasi wisata hijau. Pasalnya, banyak Negara yang sudah mempromosikan pariwisata bertema sustainability.
Baca juga: Tutup Sidang AIPA Ke-44, Puan Paparkan Hasil Kesepakatan Parlemen Negara ASEAN
Dengan menerapkan konsep ramah lingkungan, menurut Putu, hal tersebut akan menarik wisatawan mancanegara. Terutama untuk masyarakat dari negara maju yang sangat memperhatikan isu lingkungan, seperti energi baru dan terbarukan.
Oleh karena itu, pihaknya mendorong BUMN dan pengelola tempat wisata untuk mendorong penggunaan energi yang renewable di setiap destinasi. Hal ini bisa dimulai dengan penggunaan kendaraan listrik dan pengurangan sampah plastik limbah untuk mewujudkan green destination.
“Kami juga berharap tempat wisata memberikan sentuhan budaya. Selain itu, kuliner yang dijual juga harus masakan nusantara," tambah Putu.
Putu menjelaskan, pengembangan green destination dalam bidang pariwisata sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).