Dalam epilog buku ini, di halaman 197, antara lain dituliskan seperti berikut:
”Jokowi mengatakan relawan tidak boleh bubar karena pekerjaan baru dimulai. Ia ingin relawan menjadi mata dan kepanjangan tangannya, agar bisa mengawasi apa-apa yang kurang dan program-program yang dijalankan pemerintahannya kelak bisa benar-benar bisa menjangkau rakyat Indonesia yang paling pelosok.”
“Ia (Jokowi) berharap relawan menjadi ‘telik sandi, yang akan melaporkan ketidakberesan atau ketidakbecusan birokrat dalam mengurus layanan publik, para kepala daerah yang korup, maupun aparat keamanan yang bertindak ngawur.”
“... Kita baru mulai punya mimpi-mimpi besar, kita harus tunjukkan sebagai bangsa yang besar. Caranya ya harus lewat kerja, bukan kata-kata,” kata Jokowi dalam acara halalbihalal relawan Bravo-5 yang digelar hotel Discovery Ancol, Jakarta, 23 Agustus 2014.
Relawan sebaiknya jadi telik sandi atau intelijen, tidak banyak bicara, tidak banyak mengumbar kata-kata, tidak perlu harus mengeluarkan kata-kata keras yang menyebabkan ludah menyembur keluar. Atau jangan sampai kita ikut menggongong atau menyalak-nyalak.
Jadilah telik sandi yang diam dan bekerja. Bukan masuk dalam suasana yang diumpamakan pepatah spontan ini, “Anjing menggonggong, kafilah ikut menggonggong”.
Relawan juga harus berani dan bernyali serta tidak sombong seperti yang mengeluarkan kata-kata nasihat ini. Begitukah?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.