Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Upaya ASEAN untuk Bantu Myanmar Terus Dilakukan

Kompas.com - 08/08/2023, 15:00 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, upaya ASEAN untuk membantu Myanmar keluar dari situasi konflik terus dilakukan.

Namun, menurutnya, situasi konflik dapat diselesaikan apabila ada kemauan politik dari seluruh Myanmar.

"Memang kita sadari situasi Myanmar masih menjadi tantangan, upaya ASEAN untuk membantu Myanmar terus dilakukan dari Five-Point Consensus," ujar Jokowi saat memberikan sambutannya di acara ASEAN Day sebagai peringatan ulang tahun ke-56 ASEAN yang digelar di Sekretariat ASEAN, Selasa (8/8/2023).

"Namun, kita juga harus menyadari situasi dapat diselesaikan kalau ada kemauan politik di seluruh Myanmar," katanya lagi.

Baca juga: Jokowi: Tak Boleh Ada Pihak yang Ambil Manfaat dari Konflik Myanmar

Dalam sesi keterangan pers kepada wartawan, Presiden Jokowi berharap persoalan di Myanmar dapat segera selesai.

Pasalnya, Jokowi menekankan bahwa hal itu menyangkut kemanusiaan bagi seluruh rakyat Myanmar.

Meski demikian, Jokowi mengakui bahwa tidak mudah untuk menyelesaikan konflik berkepanjangan di Myanmar.

"Pada kenyataannya tak gampang, sangat kompleks, sudah. Konfliknya sudah bukan soal satu (pihak) dengan dua (pihak). Tapi dengan tiga (pihak) dengan empat (pihak), dengan lima (pihak)," ujarnya.

"Sehingga memerlukan waktu, dan itu bisa terjadi kalau semua stakeholders yang ada di Myanmar mau, memiliki kemauan yang sama untuk selesaikan masalah ini. Kalau endak, memang sangat sulit," kata Jokowi lagi.

Baca juga: Puan Ajak Seluruh Parlemen Negara ASEAN Berpartisipasi Wujudkan Perdamaian di Myanmar

Sebagai informasi, situasi di Myanmar menjadi tidak kondusif usai junta militer melakukan kudeta terhadap pemerintahan pada 1 Februari 2021 lalu.

Junta militer menculik Presiden Myanmar Win Myint hingga penasihat negara sekaligus ketua Partai Liga Demokrasi Nasional (NLD) Aung San Suu Kyi.

Karena kudeta tersebut, warga di Myanmar akhirnya melakukan demo besar-besaran menolak junta militer.

Namun, junta militer menggunakan kekerasan untuk melawan warga.

Akhirnya, para pemimpin negara ASEAN membuat kesepakatan five point consensus atau lima poin kesepakatan pada April 2021.

Baca juga: Junta Militer Tunda Pemilu Myanmar, Kemenlu: Makin Memperlambat Pemulihan Demokrasi

Kelima poin tersebut adalah menghentikan kekerasan, menjalin dialog konstruktif untuk mencapai solusi damai, dan menunjuk urusan khusus ASEAN untuk Myanmar demi memfasilitasi proses dialog.

Halaman:


Terkini Lainnya

21 Persen Jemaah Haji Indonesia Berusia 65 Tahun ke Atas, Kemenag Siapkan Pendamping Khusus

21 Persen Jemaah Haji Indonesia Berusia 65 Tahun ke Atas, Kemenag Siapkan Pendamping Khusus

Nasional
Jokowi Sebut Impor Beras Tak Sampai 5 Persen dari Kebutuhan

Jokowi Sebut Impor Beras Tak Sampai 5 Persen dari Kebutuhan

Nasional
Megawati Cermati 'Presidential Club' yang Digagas Prabowo

Megawati Cermati "Presidential Club" yang Digagas Prabowo

Nasional
Anwar Usman Dilaporkan ke MKMK, Diduga Sewa Pengacara Sengketa Pileg untuk Lawan MK di PTUN

Anwar Usman Dilaporkan ke MKMK, Diduga Sewa Pengacara Sengketa Pileg untuk Lawan MK di PTUN

Nasional
Pascaerupsi Gunung Ruang, BPPSDM KP Lakukan “Trauma Healing” bagi Warga Terdampak

Pascaerupsi Gunung Ruang, BPPSDM KP Lakukan “Trauma Healing” bagi Warga Terdampak

Nasional
Momen Jokowi Bersimpuh Sambil Makan Pisang Saat Kunjungi Pasar di Sultra

Momen Jokowi Bersimpuh Sambil Makan Pisang Saat Kunjungi Pasar di Sultra

Nasional
Jokowi Jelaskan Alasan RI Masih Impor Beras dari Sejumlah Negara

Jokowi Jelaskan Alasan RI Masih Impor Beras dari Sejumlah Negara

Nasional
Kecelakaan Bus di Subang, Kompolnas Sebut PO Bus Bisa Kena Sanksi jika Terbukti Lakukan Kesalahan

Kecelakaan Bus di Subang, Kompolnas Sebut PO Bus Bisa Kena Sanksi jika Terbukti Lakukan Kesalahan

Nasional
Jokowi Klaim Kenaikan Harga Beras RI Lebih Rendah dari Negara Lain

Jokowi Klaim Kenaikan Harga Beras RI Lebih Rendah dari Negara Lain

Nasional
Layani Jemaah Haji, KKHI Madinah Siapkan UGD dan 10 Ambulans

Layani Jemaah Haji, KKHI Madinah Siapkan UGD dan 10 Ambulans

Nasional
Saksi Sebut Kumpulkan Uang Rp 600 juta dari Sisa Anggaran Rapat untuk SYL Kunjungan ke Brasil

Saksi Sebut Kumpulkan Uang Rp 600 juta dari Sisa Anggaran Rapat untuk SYL Kunjungan ke Brasil

Nasional
Soal Posisi Jampidum Baru, Kejagung: Sudah Ditunjuk Pelaksana Tugas

Soal Posisi Jampidum Baru, Kejagung: Sudah Ditunjuk Pelaksana Tugas

Nasional
KPK Diusulkan Tidak Rekrut Penyidik dari Instansi Lain, Kejagung Tak Masalah

KPK Diusulkan Tidak Rekrut Penyidik dari Instansi Lain, Kejagung Tak Masalah

Nasional
Jokowi Tekankan Pentingnya Alat Kesehatan Modern di RS dan Puskesmas

Jokowi Tekankan Pentingnya Alat Kesehatan Modern di RS dan Puskesmas

Nasional
100.000-an Jemaah Umrah Belum Kembali, Beberapa Diduga Akan Berhaji Tanpa Visa Resmi

100.000-an Jemaah Umrah Belum Kembali, Beberapa Diduga Akan Berhaji Tanpa Visa Resmi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com