JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko meyakini tak bakal dipecat dari partai karena bertemu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di kediamannya di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Selasa (18/7/2023) pekan lalu.
"Saya enggak percaya PDI Perjuangan senaif itu (untuk memecat saya)," kata Budiman dalam program Gaspol! Kompas.com, Rabu (26/7/2023).
Budiman melanjutkan, bila dipecat dari partai berlambang banteng itu, ia tetaplah seorang nasionalis dan Soekarnois.
Baca juga: Tanyakan Isu Penculikan ke Prabowo, Budiman Sudjatmiko: Beliau Bilang Sudah Dikembalikan Semua
Menurut dia, pemecatan hanyalah bentuk pencabutan 'kartu administratif' dirinya sebagai seorang Sukarnois.
Ia mengeklaim, keluarganya sudah lama lekat dengan Partai Nasional Indonesia (PNI) di era Presiden Sukarno dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di era Presiden Soeharto.
"Menurut saya itu hanya sekadar catatan administrasi, tapi secara filosofi, value, nilai-nilai itu menemani sekitar sudah 75 persen perjalanan hidup saya sampai hari ini," kata Budiman.
Pria yang dikenal sebagai aktivis di era Orde Baru ini pun mengaku belum punya rencana untuk berpindah partai dari PDI Perjuangan.
"Saya belum berpikir ke arah sana, tapi sekali lagi saya katakan PDI Perjuangan saya kira enggak akan (naif)," ujar dia.
Lebih lanjut, Budiman mengaku bakal memenuhi panggilan Bidang Kehormatan PDI-P pada 15 Agustus 2023 mendatang untuk menjelaskan tujuan pertemuannya dengan Prabowo.
"Apapun yang menjadi keputusan partai pada diri saya, apa tindakannya ya saya serahkanlah," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Bidang Kehormatan PDI-P Komarudin Watubun mengaku bakal memanggil Budiman untuk diklarifikasi soal maksud pertemuannya dengan Prabowo.
Baca juga: Budiman Sudjatmiko: Saya Ingin Ganjar-Prabowo Disatukan...
Menurut Komarudin, tindakan Budiman itu melawan keputusan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri karena PDI-P telah mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden.
“Karena bagaimana pun partai sudah mengumumkan resmi calon (presiden). Kok kader-kader partai masih coba lagi main akrobat sana sini dengan berbagai argumentasi, itu kan enggak benar,” kata Komarudin, Rabu (19/7/2023).
Komarudin mengatakan, Budiman tak bisa beralasan pertemuan itu dilakukan atas nama pribadi karena ia masih berstatus sebagai kader aktif PDI-P.
Baca juga: GASPOL! Hari Ini: Alasan Budiman Bertemu Prabowo dan Isu Pindah ke Gerindra
“Jadi, ketika dia beranggotakan partai dan bicara masalah politik, kebijakan politik, terutama soal presiden, itu kan bicara soal urusan partai,” tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.