Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temui Prabowo, Budiman Sudjatmiko: PDI-P Tidak Senaif Itu Akan Pecat Saya

Kompas.com - 27/07/2023, 15:28 WIB
Ardito Ramadhan,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko meyakini tak bakal dipecat dari partai karena bertemu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di kediamannya di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Selasa (18/7/2023) pekan lalu.

"Saya enggak percaya PDI Perjuangan senaif itu (untuk memecat saya)," kata Budiman dalam program Gaspol! Kompas.com, Rabu (26/7/2023).

Budiman melanjutkan, bila dipecat dari partai berlambang banteng itu, ia tetaplah seorang nasionalis dan Soekarnois.

Baca juga: Tanyakan Isu Penculikan ke Prabowo, Budiman Sudjatmiko: Beliau Bilang Sudah Dikembalikan Semua

Menurut dia, pemecatan hanyalah bentuk pencabutan 'kartu administratif' dirinya sebagai seorang Sukarnois.

Ia mengeklaim, keluarganya sudah lama lekat dengan Partai Nasional Indonesia (PNI) di era Presiden Sukarno dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di era Presiden Soeharto.

"Menurut saya itu hanya sekadar catatan administrasi, tapi secara filosofi, value, nilai-nilai itu menemani sekitar sudah 75 persen perjalanan hidup saya sampai hari ini," kata Budiman.

Pria yang dikenal sebagai aktivis di era Orde Baru ini pun mengaku belum punya rencana untuk berpindah partai dari PDI Perjuangan.

"Saya belum berpikir ke arah sana, tapi sekali lagi saya katakan PDI Perjuangan saya kira enggak akan (naif)," ujar dia.

Lebih lanjut, Budiman mengaku bakal memenuhi panggilan Bidang Kehormatan PDI-P pada 15 Agustus 2023 mendatang untuk menjelaskan tujuan pertemuannya dengan Prabowo.

"Apapun yang menjadi keputusan partai pada diri saya, apa tindakannya ya saya serahkanlah," kata dia.

Diberitakan sebelumnya, Ketua Bidang Kehormatan PDI-P Komarudin Watubun mengaku bakal memanggil Budiman untuk diklarifikasi soal maksud pertemuannya dengan Prabowo.

Baca juga: Budiman Sudjatmiko: Saya Ingin Ganjar-Prabowo Disatukan...

Menurut Komarudin, tindakan Budiman itu melawan keputusan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri karena PDI-P telah mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden.

“Karena bagaimana pun partai sudah mengumumkan resmi calon (presiden). Kok kader-kader partai masih coba lagi main akrobat sana sini dengan berbagai argumentasi, itu kan enggak benar,” kata Komarudin, Rabu (19/7/2023).

Komarudin mengatakan, Budiman tak bisa beralasan pertemuan itu dilakukan atas nama pribadi karena ia masih berstatus sebagai kader aktif PDI-P.

Baca juga: GASPOL! Hari Ini: Alasan Budiman Bertemu Prabowo dan Isu Pindah ke Gerindra

“Jadi, ketika dia beranggotakan partai dan bicara masalah politik, kebijakan politik, terutama soal presiden, itu kan bicara soal urusan partai,” tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com