Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ulwan Fakhri
Peneliti

Peneliti humor di Institut Humor Indonesia Kini (IHIK3)

Badut Istana: Menciptakan "Oposisi" dari Dalam

Kompas.com - 26/07/2023, 09:48 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Ia mengumpulkan orang-orang kepercayaannya untuk dimintai pendapat, termasuk seorang court jester bernama Jenny von Stockach.

Di momen itu, Jenny sama sekali tak gentar melempar sarkasme untuk menyadarkan adipati dan hulubalangnya, “Kalian ini emang orang-orang bodoh! Sedari tadi debatin cara masuk ke wilayah negara lain terus, tapi enggak sekalipun mikir gimana cara keluarnya!”

Di Inggris abad ke-15, Henry VIII punya hubungan karib dengan court jester bernama Will Somers.

Mereka seperti sahabat: Will tidak perlu membungkuk, tidak perlu memanggil “Yang Mulia”, atau berbicara Asal Bapak Senang (ABS). Kalau ada keputusan yang ngaco, dia pun akan bilang itu langsung di hadapan rajanya.

Ratu Prancis Catherine de' Medici, bertahta 1560-1574, punya court jestress (badut istana perempuan) yang tugasnya tidak hanya menghibur, tetapi juga mengingatkan sang ratu kalau ia lupa atau abai akan hal-hal esensial.

Salah kalau Anda menganggap court jester ini budaya bikinan barat. Fenomena ini pun dijumpai di beberapa negara di Asia, setidaknya di India, Cina, dan Arab.

Di masa Khalifah Harun al-Rasyid (786-803), hiduplah seorang penyair sekaligus badut istana bernama Hasan ibn Hani atau yang dikenal luas sebagai Abu Nuwas.

Ia bukan badut dari kalangan rendahan, yang menjadikan kekurangan dirinya sebagai bahan tertawaan untuk menghibur raja atau sekadar meniru-niru tingkah orang bodoh.

Abu Nuwas justru berasal dari kalangan orang terdidik – terlihat kan dari hikayatnya yang sampai sekarang masih lestari?

Di China, pernah ada peristiwa seorang kaisar yang murka terhadap tuturan seorang badut istana. Saat si badut ini hendak dipenggal, ia sempat-sempatnya bilang, “Yang Mulia, saya hanya ingin mengatakan satu hal sebelum saya mati. Kepala saya ini Yang Mulia, ketika sudah copot, tidak akan ada gunanya kok bagi Yang Mulia.” Kaisar itu lantas tertawa dan membebaskan badut itu.

Tenali Rama adalah superstar badut istana saat Raja Krishnadevaraya berkuasa sekitar tahun 1500-an.

Di samping jago sekali membuat sang raja ngakak, Tenali juga seorang penyair dan pemikir hebat yang tidak menempuh pendidikan formal. Badut istana ini begitu dicintai dan dipercaya raja, sampai-sampai diangkat sebagai kepala penasihat kerajaan.

Court jester di Indonesia

Bagaimana dengan di Indonesia? Kebudayaan kita sebenarnya mengenal kisah rombongan pengiring bangsawan yang juga jadi penghibur.

Kita menjuluki mereka Panakawan, Punokawan, atau Punakawan, court jester khas Indonesia.

Mereka adalah penyeimbang terhadap karakter-karakter yang superior dalam narasi Hindu-Buddha yang muncul pada abad 9-10, seperti mitologi Mahabharata dan Ramayana.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com