SOLO, KOMPAS.com - Acara syukuran hari lahir (harlah) ke-25 PKB, Minggu (23/7/2023), di Solo, Jawa Tengah, telah berakhir.
PKB mengeklaim, sekitar 60.000 kader dan simpatisannya memadati Stadion Manahan, tempat digelarnya hajatan akbar ini.
Dari segi semiotika politik, ada berbagai menarik yang bisa diulas sebagai sinyal partai politik yang kini dikomandoi Muhaimin Iskandar. PKB yang kental dengan warna hijau, pada Harlah kemarin tampak menonjolkan "warna merah" yang menjadi ciri khas PDI-P.
Akankah kedua partai bersatu?
Kandang banteng dan Chilli Pari
Pemilihan lokasi acara harlah di Solo sudah menjadi sinyal sendiri. Solo dan Jawa Tengah selama ini dikenal lekat sebagai "kandang banteng", di mana di lokasi ini PDI-P menjadi partai terkuat dari pemilu ke pemilu.
Bakal capres PDI-P untuk Pilpres 2024, Ganjar Pranowo, adalah Gubernur Jawa Tengah. Solo pun kini dipimpin kader PDI-P yang juga putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.
Presiden RI Joko Widodo menapaki karier politiknya dari kota ini. Sedangkan putranya menapaki karier politik juga dari Surakarta dengan menang telak (86,53 persen) pada Pilkada Solo 2020 setelah bergabung dengan PDI-P.
Baca juga: Bertemu Berdua di Hotel, Muhaimin Ngaku Diajak Ganjar Gabung Koalisi PDI-P
Muhaimin sesumbar perolehan suara PKB akan melesat signifikan pada Pileg 2024 di Jawa Tengah, namun tetap tak cukup untuk menyalip PDI-P. Ia mengakui kedigdayaan partai politik bernomor urut 3 itu di Jawa Tengah.
"Saya ingin, 2024, kita juara 2 (di Jawa Tengah), jaraknya agak dekat dengan PDI-P. Sanggup?" tanya Muhaimin, disambut pekik kesanggupan para simpatisan PKB di Stadion Manahan.
"Saya minta, 2024 tetap juara 2, tetapi mepet. Sehingga, Mbak Puan (Maharani, Ketua Bidang Politik DPP PDI-P) hormat sama PKB," tambahnya.
Muhaimin menyadari bahwa tidak realistis apabila PKB menargetkan mampu menundukkan PDI-P di provinsi ini pada Pileg 2024.
Baca juga: Didekati PDI-P, Muhaimin Tak Tepis Peluang PKB Ubah Arah Koalisi
Pada 2019, PDI-P berhasil meraih dukungan 5,77 juta suara di Jawa Tengah atau 29,71 persen suara. Sementara itu, PKB hanya dapat sanggup menangguk 2,73 juta suara (14,04 persen).
Dalam kondisi seperti itu, PKB justru berani menggelar hajat akbar di Solo, pusat kandang banteng.
Menariknya lagi, PDI-P yang hingga saat ini berbeda poros politik, justru menerimanya dengan tangan terbuka.