Ia bilang Tomohon itu bisa terkenal karena bunga.
Satu tahun kemudian, setelah Gus Dur menginjakan kakinya di Tomohon, pada Jumat 21 Oktober 2005, pemerintah Kota Tomohon menyelenggarakan pawai kendaraan berhias bunga.
Modelnya mencoba meniru “Pasadena Tournament of Roses” di Pasadena, Amerika Serikat yang diselenggarakan tiap tahun baru, 1 Januari.
Kini pesta bunga Tomohon diberi nama Tomohon International Flower Festival (TIFF). Hati-hati dengan singkatan kata TIFF ini, karena juga ada nama yang sama, yakni Toronto International Film Festival yang disingkat TIFF juga.
Terkait dengan ini, saya jadi ingat nasihat Gus Dur pada seorang ibu muda asal Tomohon bunyinya begini,“Jadilah dirimu sendiri”.
Tahun 2005, Gus Dur mengingatkan pada saya tentang cerita pertemuannya secara sekilas dengan seorang ibu muda, orang Manado asal Tomohon yang menggendong bayi di bandar udara Soekarno - Hatta, Cengkareng, Banten, pada Jumat 13 Desember 1996.
Ketika itu Gus Dur akan terbang ke Malang, Jawa Timur, untuk ceramah di depan para pasor Katolik.
Pertemuan dengan ibu muda Tomohon itu diceritakan tertulis oleh salah seorang sahabat Gus Dur, wartawati Perancis Andree Feillard dalam artikel berjudul,“GUS DUR: MEGA ATAU SAYA, SAMA SAJA…..”
Artikel ini bisa dibaca dalam buku berjudul “GILA GUS DUR -Wacana Pembaca Abdurrahman Wahid” terbitan LKiS, 1 Juni 2000.
Andree Feillar yang pernah tinggal di Jakarta bercerita begini:
Pada Jumat 13 Desember 1996, Gus Dur (saat itu belum jadi presiden) dengan supirnya menjemput saya pada pukul 04.30 WIB dan meluncur ke Cengkareng... Di Cengkareng banyak orang melihatnya. Untuk pertama kali saya (Andree Feillard) bahwa Gus Dur sekarang seorang figur nasional yang terkenal. Di tempat itu, banyak orang mendatanginya untuk menjabat tangan, atau mencium tangannya.
"Sementara kami berjalan di koridor menuju pesawat, seorang perempuan yang menggendong bayi mendekati Gus Dur. Perempuan muda itu tersenyum, tampak kagum, dan memperkenalkan dirinya seorang Manado (ketika saya tanyakan ini kepada Gus Dur, ternyata perempuan itu asal Tomohon)."
"Perempuan muda itu menyampaikan terima kasih kapada Gus Dur atas semua perlindungan yang diberikan kepada orang-orang Nasrani," demikian tulis Andree Feillard di halaman 71 buku “Gila Gus Dur…” dengan editornya Ahmad Suaedy dan Ulil Abshar Abdalla.
“Ketika di dalam pesawat, perempuan Manado (asal Tomohon) tadi kembali mendatangi Gus Dur meminta otograf, dan Gus Dur menuliskannya: ’Jadilah dirimu sendiri’ dengan tanda tangan Gus Dur. Ibu muda itu kemudian kembali mengurus bayinya.”
Demikian cerita versi Andree Feillard yang sering keliling Indonesia dan menginap di pesatren-pesantren Nahdlatul Ulama.