Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Alexander Aur
Dosen Filsafat Universitas Pelita Harapan

Pengajar filsafat pada Universitas Pelita Harapan, Karawaci, Banten.

Melacak Legitimasi Ekologis pada Politik Pemilu 2024

Kompas.com - 20/07/2023, 14:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Contoh sampah dan polusi udara di atas menunjukkan bahwa kebijakan-kebijakan politik dan pembangunan tidak menjamin keberlanjutan ekologis dan kualitas ekologis. Konsekuensi lebih lanjut adalah kualitas manusia dan pembangunan terganggu.

Partai politik dan politisi yang berupaya menjadikan dirinya sebagai lembaga politik rakyat, wakil dan pemimpin rakyat tak dapat mengelak dari legitimasi ekologis dalam setiap ideologi dan modus operandi politiknya.

Partai politik dan politisi tidak semata-mata memenangkan pertarungan merebut kekuasaan politik. Tidak pula sekadar mengaku sebagai partai politik dan politisi yang menanam pohon di tempat-tempat tertentu.

Lebih dari itu, legitimasi ekologis adalah komitmen politis terhadap politik kehidupan dan komitmen politis untuk menolak upaya menciptakan politik kematian dalam bidang lingkungan.

Setiap modus operandi politik partai politik dan politisi yang hanya untuk meraih tampuk kekuasaan adalah politik tanpa legitimasi ekologis.

Demikian pula, setiap kemenangan dari modus operandi politik, yang semata-mata untuk mengembalikan modal finansial yang telah digunakan adalah bukan politik kehidupan.

“Politik,” ucap Aristoteles, “adalah urusan hidup bersama dalam negara,” masih relevan untuk dinamika politik Indonesia saat ini dan masa depan.

“Hidup bersama” dalam terminologi filsafat politik Aristoteles tersebut tentu tidak semata-mata hidup manusia, tetapi juga makhluk hidup lain. Ini beralasan karena bagi filosof Yunani klasik ini, manusia adalah animal rational.

Terminologi antropologis yang bercorak animal tersebut mengindikasikan bahwa manusia tergantung juga pada makhluk non-manusia dalam ekosistem. Dengan demikian, legitimasi ekologis merupakan alasan dasar bagi politisi dan partai politik dalam berpolitik.

Kepemimpinan Ekologis

Legitimasi ekologis sebagai komitmen politis partai politik dan politisi terungkap secara nyata dalam agenda dan kebijakan politik ekologi.

Setiap agenda kebijakan politik pembangunan dalam bidang apapun senantiasa berkarakter ekologis. Tujuannya adalah menjamin keberlanjutan lingkungan dan kualitas ekologis bagi setiap makhluk hidup.

Ideal mengenai legitimasi ekologis tersebut tercermin dalam pemimpin nasional. Pemimpin nasional dan politisi parlemen yang terpilih nanti adalah pemimpin dan politisi yang mengemban kepemimpinan ekologis.

Pemimpin dan politisi yang demikian tidak terjebak dalam logika konfliktual antara pertumbuhan ekonomi versus keberlanjutan lingkungan.

Kepemimpinan ekologis terungkap dalam kebijakan-kebijakan pembangunan yang integratif. Pembangunan pertumbuhan ekonomi, distribusi kesejahteraan ekonomi ke semua lapisan masyarakat secara adil terintegrasi dengan dan keberlanjutan lingkungan.

Kepemimpinan yang demikian senada dengan apa yang disebut oleh Jeremy Seabrook (1993) sebagai “memperoleh pertumbuhan yang sama seraya menghormati keseimbangan ekologis. … praktis sekaligus hormat terhadap masyarakat maupun lingkungan.”

Rakyat sebagai makhluk politik memiliki kewajiban etis melacak dan memastikan legitimasi ekologis dalam politik Pemilu 2024.

Rakyat harus memastikan bahwa pada Pemilu 2024 nanti, pemimpin nasional dan politisi parlemen yang terpilih bukanlah sosok-sosok yang hanya mengejar pertumbuhan ekonomi untuk pihak tertentu dan mengabaikan keadilan sosial dan keberlanjutan lingkungan.

Dengan kata lain, dalam politik Pemilu 2024 rakyat mempertaruhkan kualitas hidup, keadilan ekologis, kualitas dan keberlanjutan lingkungan hidup pasca-pemilu, melalui tindakan memilih secara politik pada pemilihan umum 2024.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

Nasional
Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Nasional
Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Nasional
Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Nasional
Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Nasional
Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Nasional
[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

Nasional
Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com