Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Alexander Aur
Dosen Filsafat Universitas Pelita Harapan

Pengajar filsafat pada Universitas Pelita Harapan, Karawaci, Banten.

Melacak Legitimasi Ekologis pada Politik Pemilu 2024

Kompas.com - 20/07/2023, 14:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PEMILIHAN umum untuk memilih politisi parlemen dan pemimpin nasional baru akan berlangsung pada 2024.

Adu gagasan ekonomi-politik, pengaturan strategi meraih dukungan pemilih, dan upaya taktis memenangi pertarungan politik terus dilakukan oleh semua partai politik dan para kandidat wakil rakyat dan pemimpin nasional.

Politik berlangsung dinamis pada semua level. Di tengah suhu politik yang panas dan dinamis, setiap hari pula berbagai persoalan publik terus berlangsung. Aneka persoalan ini dapat menjadi amunisi bagi para kandidat dalam kampanye politik.

Namun, aneka persoalan itu dapat pula diabaikan oleh para kandidat dan rakyat karena seluruh perhatiannya terfokus pada dinamika dan tarung politik.

Secara psikologis, manusia lebih memperhatikan momen pertarungan politik daripada persoalan-persoalan konkret yang terjadi dalam hidup sehari-hari.

Bahkan momen tarung politik menjadi semacam katarsis atas berbagai persoalan konkret yang menderanya. Kondisi psikologis ini mengaburkan perhatian para politisi dan rakyat dari aneka persoalan konkret.

Lingkungan hidup dengan segala masalah yang berlangsung di dalamnya merupakan persoalan konkret saat ini.

Sampah dan polusi udara merupakan dua dari sekian banyak masalah lingkungan hidup yang mendera dan menghambat pertumbuhan kualitas kehidupan, baik kualitas hidup manusia maupun kualitas lingkungan.

Sampah merupakan persoalan laten. Padahal, sampah diproduksi oleh manusia dan ada di sekitar kita. Upaya mengelola sampah telah berlangsung lama dari era pemerintahan yang satu ke era pemerintahan berikutnya.

Namun masalah sampah ini belum terselesaikan secara signifikan. Ini disebabkan penegakan hukum yang lemah, anggaran pengelolaan yang minim dan tidak ada panduan kemitraan pengelolaan sampah (Kompas.id, 7/4).

Perihal polusi udara, IQAir – perusahaan teknologi di Swiss - melaporkan bahwa pada tahun 2022 polusi udara harian di Indonesia yang disebabkan oleh partikel mikro (PM) 2,5 mencapai 30,4 µgram per meter kubik.

Dengan tingkat polusi udara yang demikian, Indonesia berada pada peringkat tertinggi ke-26 dari 131 negara (Kompas, 14/3).

Apabila sepanjang tahun politik ini sampai Pemilu 2024 nanti, rakyat, partai politik dan politisi tidak memasukkan persoalan kerusakan lingkungan hidup dalam agenda pembangunan dan kebijakan publik dalam berbagai bidang, maka kepemimpinan nasional dan politik parlemen nanti mengalami defisit legitimasi ekologis.

Oleh sebab itu, melacak legitimasi ekologis dalam dinamika politik dan kepemimpinan nasional menjelang Pemilu 2024 merupakan hal yang niscaya.

Legitimasi Ekologis

Legitimasi ekologis adalah keberpihakkan terhadap keberlanjutan ekosistem dan kualitas ekologis. Keberpihakkan ini untuk menjamin keberlanjutan hidup baik manusia maupun alam sebagai sistem dan jaringan kehidupan yang utuh (Fritjof Capra, 1996, 2014).

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Nasional
Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Nasional
Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Nasional
Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Nasional
DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

Nasional
Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Nasional
Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Nasional
Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

Nasional
DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

Nasional
Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Nasional
Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Nasional
Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Nasional
Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com