JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Agama (Kemenag) bakal mendesain ulang tiga hal yang terkait dengan penyelenggaraan ibadah haji untuk tahun depan.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag, Hilman Latief mengaku tengah mengkaji hal tersebut. Ia pun telah mempelajari banyak hal teknis untuk mendesain ulang skenario penyelenggaraan haji tahun depan agar lebih baik.
"Kami mempelajari banyak hal terkait skenario untuk penataan dan perbaikan penyelenggaraan haji tahun-tahun berikutnya," kata Hilman dikutip dari siaran pers Kementerian Agama, Kamis (20/7/2023).
Baca juga: Jemaah Haji Asal Bangka Belitung Meninggal di Pesawat 40 Menit Sebelum Mendarat
Hilman menuturkan, hal pertama yang akan didesain ulang adalah mekanisme keberangkatan dan kepulangan jemaah.
Keberangkatan dan kepulangan jemaah sangat erat kaitannya dengan pengaturan jadwal penerbangan pesawat.
"Soal kepulangan dan keberangkatan, saat ini tim kami sedang mereka-reka jadwal pesawat dan ritmenya, mau bagaimana? Landai di awal, tinggi di tengah, landai di belakang, rata, ataukah naik turun itu ritmenya? Sedang kita pelajari," ucap Hilman.
Kedua, durasi waktu jemaah tinggal di Mekkah dan Madinah.
Baca juga: Beli Emas 1 Kg di Arab Saudi, Jemaah Haji Makassar Bayar Pajak Rp 278 Juta
Terkait hal ini, ia mendapat amanah khusus dari Menteri Agama (Menag) Yaqut Chalil Qoumas, untuk melakukan kajian ulang.
Yaqut berharap jangka waktu tinggal jemaah di Arab Saudi bisa diperpendek dengan tetap mempertimbangkan regulasi yang berlaku di Saudi.
"Sebagaimana amanah dari Bapak Menag, kami Ditjen PHU, diminta mendesain ulang tentang lama masa tinggal jemaah di Madinah dan di Mekkah. Syukur-syukur bisa diperpendek. Tapi semua itu tergantung dengan regulasi yang ada di Saudi Arabia," tutur dia.
Ketiga, pelayanan jemaah di masa puncak haji atau Armina (Arafah, Muzdalifah, dan Mina) yang harus menjadi lebih baik sebagai pelayanan pokok.
Baca juga: Mengenal Mappatoppo, Tradisi Wisuda Haji yang Dilakukan Masyarakat Bugis-Makassar
Untuk mewujudkannya, pihaknya akan membentuk tim khusus dan akan terus berkomunikasi dengan pemerintah Arab Saudi.
"Kita juga mengomunikasikan hal ini dengan pemerintah Saudi Arabia, karena apa pun yang kita lakukan nanti terkait dengan regulasi yang dikeluarkan pemerintah Arab Saudi," jelas Hilman.
Sebelumnya sempat terjadi persoalan dalam penyelenggaraan ibadah haji, terutama saat di Armina.
Beberapa di antaranya, yakni posisi maktab jemaah haji Indonesia yang selalu jauh dari lokasi jamarat di Mina. Lalu, jalur di Mina tidak oleh dilewati mobil golf.
Pemerintah Arab Saudi juga telah menyampaikan permintaan maaf kepada Menag Yaqut Cholil Qoumas atas beberapa masalah tersebut.
Baca juga: Ada Kepulangan Jemaah Haji, Aktivitas Truk Batu Barat di Jambi Kembali Dihentikan
Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi bersama Kementerian Agama RI sepakat untuk melakukan investigasi atas persoalan yang muncul selama Armina.
Di kesempatan itu, Menag meminta perbaikan, yaitu meliputi perbaikan bus taraddudi, pernyediaan kipas di Muzdalifah untuk mengatasi cuaca panas, ada jalur khusus lansia dan disabilitas, serta pasokan air di Arafah dan Mina.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.