Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepada Pihak yang Desak Nasdem Mundur dari Koalisi Pemerintah, Surya Paloh: Belum Matang Berpolitik

Kompas.com - 18/07/2023, 15:46 WIB
Tatang Guritno,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum (Ketum) Partai Nasdem Surya Paloh mengaku banyak mendapat desakan dari sejumlah pihak agar Nasdem hengkang dari koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Namun, ia menekankan bahwa Nasdem tetap konsisten dengan sikapnya untuk terus mendukung pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin sampai masa jabatannya berakhir.

“Jadi pemikiran-pemikiran kita yang belum diterima sepenuhnya, ada kesalahpahaman di antara kita. Bahkan, ada yang meminta kalau perlu Nasdem keluar sajalah segera,” ujar Surya Paloh di Nasdem Tower, Gondangdia, Menteng, Jakarta, Selasa (18/7/2023).

Paloh menganggap bahwa masih ada pihak yang mencampuradukkan urusan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dengan posisi Nasdem saat ini sebagai partai politik (parpol) koalisi pemerintah.

Baca juga: 2 Menteri Nasdem Enggan Tanggapi Pertemuan Jokowi-Surya Paloh

Menurut Surya Paloh, dua hal itu merupakan urusan yang berbeda. Sebab, Nasdem sudah mendukung Jokowi sejak Pilpres 2014.

“Pilihan boleh berbeda, toh Presiden Jokowi enggak bisa terpilih lagi ketiga kalinya, kalau ada kan Mahkamah Konstitusi (MK) memungkinkan, ya ngapain susah-susah mencari Presiden yang lain. Jokowi saja, (tapi) konstitusi kita enggak memungkinkan ini,” kata Paloh.

Terakhir, ia menilai bahwa pihak-pihak yang tidak menyukai posisi politik Nasdem tetap bertahan di pemerintah belum memiliki kedewasaan dalam berpolitik.

"Ini belum matang dia berpolitik dan berdemokrasi, enggak apa-apa. Nah, itu bagian risiko yang harus diterima Nasdem," ujarnya.

Baca juga: Jokowi Pangkas Jumlah Kursi Menteri Nasdem, Surya Paloh: Apa Masalah kalau Berkurang?

Surya Paloh dan Jokowi sempat bertemu selama satu jam di Istana Kepresidenan, Jakarta pada 17 Juli 2023.

Surya mengaku bahwa pertemuan itu berlangsung hangat, dan ia mendapatkan ucapan selamat ulang tahun ke-72 dari Jokowi.

Selain itu, mantan Wali Kota Solo tersebut juga menanyakan siapa bakal calon wakil presiden (cawapres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) untuk menjadi pendamping Anies Baswedan di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Sikap Nasdem yang mendeklarasikan mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, sebagai bakal calon presiden (capres) dinilai berseberangan dengan koalisi pemerintahan Jokowi.

Padahal, Nasdem masuk dalam koalisi pendukung pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin. Meskipun, partai besutan Surya Paloh tersebut berkali-kali menegaskan bahwa mereka bakal mengawal pemerintahan Jokowi sampai berakhir.

Baca juga: Surya Paloh Mengaku Tak Persoalkan Reshuffle Jokowi meskipun Jatah Menteri Nasdem Berkurang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

KPK Usut Dugaan Pengadaan Barang dan Jasa Fiktif di PT Telkom Group, Kerugian Capai Ratusan Miliar

KPK Usut Dugaan Pengadaan Barang dan Jasa Fiktif di PT Telkom Group, Kerugian Capai Ratusan Miliar

Nasional
Anggota DPR Sebut Pembubaran People’s Water Forum Coreng Demokrasi Indonesia

Anggota DPR Sebut Pembubaran People’s Water Forum Coreng Demokrasi Indonesia

Nasional
Namanya Disebut Masuk Bursa Pansel Capim KPK, Kepala BPKP: Tunggu SK, Baru Calon

Namanya Disebut Masuk Bursa Pansel Capim KPK, Kepala BPKP: Tunggu SK, Baru Calon

Nasional
Tutup Forum Parlemen WWF, Puan Tekankan Pentingnya Ketahanan Air

Tutup Forum Parlemen WWF, Puan Tekankan Pentingnya Ketahanan Air

Nasional
Singgung Kenaikan Tukin, Jokowi Minta BPKP Bekerja Lebih Baik

Singgung Kenaikan Tukin, Jokowi Minta BPKP Bekerja Lebih Baik

Nasional
Kembangkan Energi Terbarukan di RI dan Internasional, Pertamina NRE Gandeng Masdar

Kembangkan Energi Terbarukan di RI dan Internasional, Pertamina NRE Gandeng Masdar

Nasional
MK Tolak Gugatan PPP soal Perpindahan 21.000 Suara ke Partai Garuda di 4 Dapil

MK Tolak Gugatan PPP soal Perpindahan 21.000 Suara ke Partai Garuda di 4 Dapil

Nasional
Paparkan Hasil Forum Parlemen WWF, Puan Sebut Isu Air Akan Jadi Agenda Prioritas

Paparkan Hasil Forum Parlemen WWF, Puan Sebut Isu Air Akan Jadi Agenda Prioritas

Nasional
MK Tolak Gugatan PPP Terkait Hasil Pileg Dapil Jabar

MK Tolak Gugatan PPP Terkait Hasil Pileg Dapil Jabar

Nasional
Sidang Asusila Ketua KPU, Anggota Komnas HAM dan Perempuan Jadi Ahli

Sidang Asusila Ketua KPU, Anggota Komnas HAM dan Perempuan Jadi Ahli

Nasional
Belanja Negara Makin Besar, Jokowi Minta BPKP Inovasi Gunakan Teknologi Digital

Belanja Negara Makin Besar, Jokowi Minta BPKP Inovasi Gunakan Teknologi Digital

Nasional
Pegawai Protokol Kementan hingga Pihak Swasta Jadi Saksi Sidang Kasus Korupsi SYL

Pegawai Protokol Kementan hingga Pihak Swasta Jadi Saksi Sidang Kasus Korupsi SYL

Nasional
Ketua KPK Ogah Tanggapi Masalah Ghufron Laporkan Dewas ke Bareskrim

Ketua KPK Ogah Tanggapi Masalah Ghufron Laporkan Dewas ke Bareskrim

Nasional
KPU Sebut Upaya PPP Tembus Parlemen Kandas Sebab Gugatan Banyak Ditolak MK

KPU Sebut Upaya PPP Tembus Parlemen Kandas Sebab Gugatan Banyak Ditolak MK

Nasional
Dugaan Rayu PPLN, Ketua KPU Hadiri Sidang DKPP Bareng Korban

Dugaan Rayu PPLN, Ketua KPU Hadiri Sidang DKPP Bareng Korban

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com