Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot Sebut untuk Lawan Politik Uang Tak Cukup di Hilir, tapi Juga Bohirnya

Kompas.com - 14/07/2023, 21:20 WIB
Syakirun Ni'am,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P Djarot Saiful Hidayat menilai, untuk memberantas "serangan fajar" atau politik uang pada saat pemilu, maka harus dilakukan sejak di tingkat hulu, bukan hanya hilir.

Dalam hal ini, hulu yang dimaksud Djarot adalah para pemilik modal atau "bohir". Sementara hilir yang dimaksud adalah para peyelenggara pemilu dan kader partai politik.

“Hulunya siapa, hulunya pemilik modal. Oleh sebab itu kita dorong, KPK untuk bisa untuk melawan politik uang ini bukan dari hanya dari hilirnya saja dari hulunya juga,” kata Djarot menanggapi rilis kampanye “Hajar Serangan Fajar” yang digelar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat (14/7/2023).

Baca juga: Singgung soal Pemimpin Negeri Cawe-cawe di Pemilu 2024, AHY: Demokrasi dalam Bahaya

Menurut dia, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) semestinya dapat menangkap para pemilik modal termasuk para politisi yang terbukti menggunakan uang untuk membeli dukungan publik.

“Para bohir, bohirnya ini ditangkap-tangkapin sama Bawaslu dong,” ujar Djarot.

Meski demikian, Djarot menilai agenda Hajar Serangan Fajar KPK itu tetap bagus sebagai bentuk upaya pencegahan korupsi.

Ia juga berpandangan bahwa politik uang akan tetap sulit diberantas selama Indonesia masih menerapkan sistem pemilihan proporsional terbuka atau memilih kandidat berdasarkan nama atau tokoh, bukan partai politiknya.

Baca juga: KPU Tetapkan 815 Pemilih Mencoblos di Ponpes Al Zaytun pada Pemilu 2024

“Makannya kemarin PDI-P perjuangan, itu mendukung sistem demokrasi Kita menggunakan sistem penghitungan suara Itu yang berkampanye partai,” tutur Djarot.

“Tetapi MK (mahkamah Konstitusi) menyampaikan seperti itu (tolak Pemilu tertutup),” tambahnya.

Adapun MK sebelumnya menolak gugatan bernomor 114/PUU-XX/2022 yang meminta agar sistem pemilu dilaksanakan secara proporsional tertutup.

Sebelumnya, KPK merilis kampanye Hajar Serangan Fajar. Masyarakat diminta untuk menolak, menghindari, dan membentengi diri dari godaan politik uang.

Ketua KPK Firli Bahuri mengatakan, pemilu merupakan hajatan milik masyarakat. Melalui Pemilu masyarakat mestinya memilih dan menentukan nasib mereka untuk lima tahun ke depan.

Baca juga: KPU Sediakan TPS Khusus di Al Zaytun untuk Pemilu 2024

“Saya titipkan kepada para Partai Politik jauhkan kepentingan pribadi dan golongan demi mewujudkan tujuan negara Indonesia,” kata Firli di Gedung ACLC KPK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Nasional
Jalan Berliku Anies Maju di Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Jalan Berliku Anies Maju di Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Nasional
Kunker di Mamuju, Wapres Olahraga dan Tanam Pohon Sukun di Pangkalan TNI AL

Kunker di Mamuju, Wapres Olahraga dan Tanam Pohon Sukun di Pangkalan TNI AL

Nasional
Sebut Demokrasi dan Hukum Mundur 6 Bulan Terakhir, Mahfud MD: Bukan karena Saya Kalah

Sebut Demokrasi dan Hukum Mundur 6 Bulan Terakhir, Mahfud MD: Bukan karena Saya Kalah

Nasional
Bobby Resmi Masuk Gerindra, Jokowi Segera Merapat ke Golkar?

Bobby Resmi Masuk Gerindra, Jokowi Segera Merapat ke Golkar?

Nasional
[POPULER NASIONAL] Korps Marinir Tak Jujur demi Jaga Marwah Keluarga Lettu Eko | Nadiem Sebut Kenaikan UKT untuk Mahasiswa Baru

[POPULER NASIONAL] Korps Marinir Tak Jujur demi Jaga Marwah Keluarga Lettu Eko | Nadiem Sebut Kenaikan UKT untuk Mahasiswa Baru

Nasional
Poin-poin Klarifikasi Mendikbud Nadiem di DPR soal Kenaikan UKT

Poin-poin Klarifikasi Mendikbud Nadiem di DPR soal Kenaikan UKT

Nasional
Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Menkes: Pasti Akan Masuk ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Menkes: Pasti Akan Masuk ke Indonesia

Nasional
Sidang Perdana Kasus Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Digelar Tertutup Hari Ini

Sidang Perdana Kasus Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Digelar Tertutup Hari Ini

Nasional
Saat PKB dan PKS Hanya Jadikan Anies 'Ban Serep' pada Pilkada Jakarta...

Saat PKB dan PKS Hanya Jadikan Anies "Ban Serep" pada Pilkada Jakarta...

Nasional
Tanggal 25 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 25 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Dukung Pengelolaan Sumber Daya Alam, PHE Aktif dalam World Water Forum 2024

Dukung Pengelolaan Sumber Daya Alam, PHE Aktif dalam World Water Forum 2024

Nasional
Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Nasional
Jemaah Haji Dapat 'Smart' Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Jemaah Haji Dapat "Smart" Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Nasional
Kasus LPEI, KPK Cegah 4 Orang ke Luar Negeri

Kasus LPEI, KPK Cegah 4 Orang ke Luar Negeri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com