Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies Belum Umumkan Bakal Cawapres, PKS: Yang Punya Negara Duluan

Kompas.com - 12/07/2023, 22:07 WIB
Irfan Kamil,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendamping bakal calon presiden (capres) Koalis Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan disebut tidak akan terburu-buru untuk diumumkan.

Diketahui, Anies Baswedan merupakan bakal capres yang diusung oleh Partai Nasdem, Demokrat dan PKS untuk maju dalam pemilihan presiden (pilpres) 2024 mendatang.

"Kalau memang sebelah sana sudah mengumumkan, ya kita bahagia," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PKS Aboe Bakar Alhabsyi dalam acara Satu Meja the Forum di Kompas TV, Rabu (12/7/2023).

Aboe mengatakan, KPP masih menunggu kubu lainnya untuk lebih dulu mengumumkan pasangan calon yang akan maju di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Baca juga: Soal Cawapres, PKS: Nama Sudah di Kantong Anies Baswedan, Tinggal Diumumkan

Ia lantas berharap, pihak "yang punya negara" lebih dulu mengumumkan pasangan bakal calon wakil presiden (cawapres) untuk pemilu mendatang.

"Enggak boleh terburu-buru, yang duluan kita berharap 'yang punya negara' atau yang lebih tua," ujar Aboe.

Celotehan Sekjen PKS itu pun disambut tawa oleh sejumlah elite Partai yang hadir dalam forum tersebut.

Di sisi lain, Aboe menegaskan bahwa nama pendamping bakal cawapres dari KPP sudah di kantongi oleh Anies Baswedan.

Baca juga: Tanggapi Ajakan Kerja Sama PDI-P, PKB: Proposal Kami Tunggal, Cak Imin Cawapres

Aboe pun mengaku telah berdiskusi dengan tim delapan yang bertugas menggodok nama-nama yang akan dipilih sebagai bakal cawapres pendamping Anies Baswedan.

"Buat kami, nama-nama itu sudah ada di depan dan di kantong Pak Anies. Tinggal permasalahannya adalah kapan dan tepat waktunya untuk diumumkan," kata Aboe.

Ia memastikan bahwa PKS tidak "pasrah bongkokan" menunggu siapa yang akan dipilih mendampingi mantan Gubernur DKI Jakarta di Pilpres 2024.

Istilah "pasrah bongkokan” adalah idiom dalam bahasa Jawa yang bermakna menyerahkan sepenuhnya kepada orang yang dipercaya.

"'Pasrah bongkokan' bagian dari kesepakatan yang dilakukan oleh tim delapan, bongkokan bukan berarti diam, diskusi sudah setiap hari," ujar Aboe.

Baca juga: Nasdem Sebut Tak Punya Alasan untuk Buru-buru Umumkan Sosok Cawapres Anies

Diketahui, saat ini baru ada dua bakal capres yang mengantongi tiket untuk maju di Pilpres 2024, yakni Anies Baswedan yang didukung KPP.

Kemudian, Ganjar Pranowo yang diusung PDI-P, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Hanura, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Sementara itu, nama Prabowo Subianto yang digadang-gadang menjadi bakal capres juga tengah menjalin kerja sama dalam koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang berisi Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Namun, belum ada bakal capres yang mengumumkan sosok yang akan mendampingi sebagai bakal cawapres.

Baca juga: Anies Tak Kunjung Umumkan Cawapres, Nasdem: Politik Soal Timing, Bukan Soal Pintar dan Bodoh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com