KANTOR Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC) pada peringatan hari Internasional Menentang Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba tahun ini mengusung tema people first: stop stigma and discrimination, strengthen prevention.
Utamakan manusia: hentikan stigma dan diskriminasi, perkuat pencegahan.
Peringatan Hari Anti Narkotika Internasional ini ditetapkan pertama kali oleh PBB pada 7 Desember 1987.
Peringatan ditunjukan untuk memberikan kesempatan dalam meningkatkan kesadaran tentang dampak negatif dari obat-obatan terlarang.
Tema yang diusung tahun ini berangkat dari situasi kompleks atas upaya pemulihan dan penekanan kembali kepada upaya memperkuat pencegahan dari penyalahgunaan dan peredara narkoba.
Penyalahguna narkoba seringkali dihadapkan pada situasi sulit yang tidak berkesudahan. Selain karena adiksi yang telah merusak saraf normalnya, juga karena faktor lingkungan sosial yang tidak mendukung pecandu narkoba untuk pulih.
Apalagi jika mereka telah bermasalah secara hukum. Catatan sebagai residivis akan melekat dan menyulitkan yang bersangkutan dalam berbagai bidang pekerjaan.
Seorang klien rehabilitasi di BNNP DKI Jakarta yang saya wawancarai beberapa waktu lalu, merasakan dampak buruk karena persoalan tersebut.
Warga asli Jakarta tersebut kini tidak lagi dapat bekerja di jasa perhotelan dan restoran. Namanya telah masuk daftar hitam jaringan jasa perhotelan dan restoran.
Katanya, dia langsung dipecat dari salah satu hotel di Jakarta karena ditangkap petugas ketika menggunakan narkoba sabu.
Walaupun dirinya telah mengikuti prosedur rehabilitasi dan berkomitmen untuk tidak kembali menggunakan narkoba, tapi tetap saja dia tidak dapat kembali bekerja.
Orang-orang yang terlibat dalam persoalan penyalahgunaan dan peredaran narkoba tidak dapat disimplifikasi sebagai orang yang bermasalah tanpa sebab pendorong apapun. Setiap perilaku menyimpang atau perilaku jahat seseorang selalu ada faktor penyebabnya.
Sosiolog klasik Amerika, Edwin H. Sutherland, tahun 1940-an telah menggagas fenomena ini dengan teorinya sangat terkenal, teori asosiasi diferensial.
Menurut dia, perilaku kriminal itu dipelajari sebagaimana seseorang mempelajari aktivitas lainnya.
Proses belajar perilaku menyimpang akan sangat berdampak di lingkungan yang lebih intim. Maka, tidak jarang ditemukan fakta seorang penyalahguna narkoba berhubungan erat dengan lingkungan penyalahguna lainnya.