JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko membantah kabar yang menyebutkan dirinya menjadi beking atau pelindung Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun.
"Emang preman kok jadi beking? Itu yang ngomong itu suruh sekolah dulu itu, biar pinter dikit," ujar Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (26/7/2023).
Sementara itu, saat ditanya soal seberapa dekat dengan pimpinan Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang, Moeldoko menegaskan kedekatan itu biasa saja.
Menurut Moeldoko, sebagai KSP dirinya harus mampu berkomunikasi dengan siapa saja.
"Memang kenapa? Enggak boleh apa dekat?" katanya.
Baca juga: Daftar Pejabat yang Pernah Sambangi Ponpes Al Zaytun
"(Kedekatannya) Ya biasa aja. Kan kita itu harus pandai membangun. Apalagi tugasnya Kepala KSP harus pandai berkomunikasi dengan siapapun. Kan begitu. Konteksnya komunikasi politik, komunikasi publik dan seterusnya. Jadi jangan terus diartikan macam-macam," jelas Moeldoko.
Mantan Panglima TNI itu pun menegaskan, justru dengan kedekatannya itu dia bisa melihat apa yang akan dilakukan Panju Gumilang di ponpes yang saat ini sedang menjadi sorotan publik.
Meski begitu, Moeldoko mengaku belum berkomunikasi dengan Panji Gumilang.
Moeldoko mengakui dia sempat dua kali hadir di Ponpes Al Zaytun.
Dalam dua kali kesempatan tersebut, Moeldoko memberikan ceramah kebangsaan.
"Pernah, kasih ceramah. Kasih ceramah kebangsaan di sana," ungkapnya.
Baca juga: Polemik Ponpes Al Zaytun Masih Didalami, Jokowi Minta Publik Sabar
"Saya dua kali. Waktu (masih) Pangdam dulu ya. Pangdam sekali. Berikutnya waktu (jadi) KSP saya ke sana," lanjut Moeldoko.
Kedatangannya ke Al Zaytun pun atas undangan pihak ponpes.
Saat itu, menurutnya, kondisi di Ponpes Al Zaytun berjalan seperti biasa. Hal itu disampaikannya merujuk kepada ponpes-ponpes yang sering didatanginya.
Hanya saja, Moeldoko menilai ponpes tersebut kental memberikan materi wawasan kebangsaan.