Sesuai mandat Konsensus Lima Poin, pendekatan dilakukan untuk mendorong agar terjadi dialog inklusif secara nasional dengan Myanmar.
Baca juga: Viral Belasan WNI Minta Evakuasi dari Myanmar, Komnas HAM: Sudah Dievakuasi Sejak 5 Juni
Penyelesaian melalui dialog yang inklusif adalah satu-satunya cara agar perdamaian berkelanjutan tercipta di Myanmar.
"Selama kita menjadi ketua ASEAN, Indonesia sudah engage hampir semua pihak. Hanya ada beberapa pihak saja yang belum kita engage. Dan yang kita engage termasuk juga SAC (Dewan Administrasi Negara), NUG (Pemerintah Persatuan Nasional Myanmar), dan lainnya," ujar Ngurah.
Pendekatan serupa juga telah dilakukan setelah KTT ke-42 di Labuan Bajo tahun ini.
"Jadi kalau tidak ada engagement setelah KTT ke-42 itu tidak benar. Ini sudah kita lakukan. Dengan demikian isu engagement bukan lagi persoalan. Karena Indonesia telah engage dan semua Menlu ASEAN juga apapun hasil engagement, dilaporkan oleh Menlu sebagai ketua ASEAN Miniterial Meeting," ujar Ngurah.
Sebelumnya diberitakan, dikutip dari Reuters, Indonesia sebagai Ketua ASEAN tahun ini menolak untuk menghadiri pertemuan yang diusulkan oleh Thailand.
Kementerian Luar Negeri mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya belum mendengar tentang undangan tersebut, Singapura juga memutuskan hal serupa.
"Karena tidak ada perbaikan dalam situasi di Myanmar, akan terlalu dini untuk terlibat kembali dengan junta (Myanmar) di tingkat puncak atau bahkan di setingkat menteri luar negeri," kata Menteri Luar Negeri Singapura, Vivian Balakrishnan, saat ditanya tentang usulan Thailand dalam kunjungan ke Washington.
Baca juga: KSP Sebut PMI Asal Banyuwangi yang Disiksa di Myanmar Sudah Dievakuasi ke Thailand
Konsensus Lima Poin terdiri dari menghentikan kekerasan, menjalin dialog konstruktif untuk mencapai solusi damai, dan menunjuk urusan khusus ASEAN untuk Myanmar demi memfasilitasi proses dialog.
Kemudian, menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Myanmar oleh ASEAN, hingga mengirim utusan khusus ASEAN ke Myanmar untuk bertemu semua pihak yang terlibat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.