Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mayjen TNI Rido Hermawan, M.Sc
Pengajar Lemhannas

Tenaga Ahli Pengajar Bidang Kewaspadaan Nasional di Lemhannas

Menjadi Negarawan Pancasilais

Kompas.com - 16/06/2023, 11:12 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

JELANG tahun politik yang kian memanas dan kader partai yang mulai menggeliat, mungkin ada baiknya kita menatap lagi kaca benggala bangsa ini.

Supaya kita bisa melakukan dialog imajiner dengan para pendiri bangsa, yang tekun memikirkan langkah dan cara terbaik untuk diterapkan pada negara baru yang ingin mereka dirikan—tujuh puluh delapan tahun silam.

Sembari menyeruput kopi Gayo, kita bisa mengajak Bung Karno, Bung Hatta, Syahrir, Tan Malaka, dan Moh. Yamin untuk berbincang santai di alam pikiran—tentang langkah strategis apa yang mungkin masih bisa kita tempuh. Paling tidak dalam tempo lima tahun ke depan. Terjauh, hingga memasuki 2045.

Sejarah emas Indonesia sudah mencatat nama mereka sebagai negarawan kampiun yang pilih tanding, berwawasan global, dan bervisi jauh ke depan. Malahan, sebagian besar buah pikiran mereka masih sangat cocok kita gunakan hingga hari ini.

Dari Bung Karno, kita bisa menggali lagi konsep Pancasila yang sejati; berdikari secara ekonomi, politik, dan budaya; gotong-royong; Manipol Usdek, Trisakti, Dasa Sila Bandung, dan Tatanan Dunia Barunya.

Apa yang bisa kita pelajari dari Bung Hatta? Tak lain tentang konsep koperasi dan filsafat manusia Indonesianya.

Konsep Koperasi Bung Hatta dapat diejawantahkan dalam berbagai sektor ekonomi, seperti pertanian, industri, perdagangan, dan jasa.

Dengan menerapkan konsep ini, diharapkan koperasi dapat menjadi motor penggerak perekonomian yang inklusif, adil, dan berkelanjutan, serta memberikan manfaat nyata bagi anggotanya dan masyarakat luas.

Konsep bernegara Syahrir, juga menarik kita cermati. Ia memberi penekanan pada demokrasi, hak asasi manusia, pluralisme, keadilan sosial, dan pemerintahan mangkus, yang berpengaruh besar dalam perumusan konstitusi Indonesia pada saat itu.

Meskipun pemikiran dan konsepnya terus berkembang sejak zaman kemerdekaan, sumbangsih Syahrir terhadap diskusi tentang konsep bernegara, masih dihargai dan diperdebatkan dalam konteks sejarah Indonesia.

Mari kita bertandang ke Tan Malaka. Konsep negara dari tokoh yang sangat ditakuti Belanda ini, dapat dilihat melalui karyanya yang berjudul “Dari Penjara ke Penjara,” dan “Madilog” (Materialisme, Dialektika, Logika).

Dalam dua karyanya itu, Tan Malaka mengusulkan konsep negara sosialis yang didasarkan pada prinsip-prinsip Marxis dan revolusi sosial. Dia menyebut negara ini sebagai “negara kerakyatan” atau “negara rakyat”.

Menurut Tan Malaka, negara kerakyatan harus didirikan untuk menggantikan negara kolonial yang kadung bercokol.

Negara ini harus didasarkan pada kekuasaan yang dipegang oleh rakyat sebagai pemilik sejati negara. Konsep ini melibatkan partisipasi aktif rakyat dalam pengambilan keputusan politik dan ekonomi, dengan tujuan menghapuskan eksploitasi dan memastikan kesetaraan sosial.

Tan Malaka juga menekankan pentingnya perubahan sosial melalui revolusi dan transformasi ekonomi.

Dia memandang bahwa negara kerakyatan harus memimpin proses transformasi sosial yang melibatkan nasionalisasi sumber daya alam dan redistribusi kekayaan secara adil untuk kepentingan rakyat banyak.

Lantas bagaimana konsep yang dikembangkan Moh. Yamin? Secara keseluruhan, konsep negara Moh. Yamin menekankan pada supremasi hukum, inklusivitas, kedaulatan nasional, dan pemerintahan yang baik.

Konsep ini menjadi landasan bagi pembentukan negara Indonesia yang berdaulat, demokratis, dan berlandaskan prinsip-prinsip keadilan sosial.

Kriteria pemimpin nasional

Mari kita kembali ke haribaan Ibu Pertiwi, zaman kiwari. Sejak rezim Orde Baru runtuh, rakyat Indonesia selalu terjebak dalam kejumudan pemilihan pemimpin nasionalnya dalam tataran persona.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com