Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jejak "The Ruling Party", PDI-P dan Demokrat Diyakini Menang jika Berkoalisi pada Pilpres 2024

Kompas.com - 14/06/2023, 12:36 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, PDI Perjuangan dan Partai Demokrat punya kans besar untuk menang jika berkoalisi pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

Sebab, keduanya sama-sama pernah juara di panggung pilpres. PDI-P menang dua kali berturut-turut pada Pilpres 2014 dan Pilpres 2019.

Sedangkan Demokrat unggul dua periode sebelumnya, tepatnya pada Pilpres 2004 dan Pilpres 2009.

“Sebagai kedua partai yang pernah memenangi pilpres dan menjadi partai penguasa (the ruling party), maka bersatunya PDI-P dan Partai Demokrat bisa menghadirkan mesin politik nasionalis yang sangat efektif untuk memenangkan Pilpres 2024,” kata Umam kepada Kompas.com, Selasa (13/4/2023).

Baca juga: Puan Mau Temui AHY, Demokrat Siapkan Karpet Biru untuk PDI-P

Namun demikian, menurut Umam, dengan jejak rivalitas Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sulit menyatukan kedua partai di panggung pilpres.

Sejauh ini pun, belum ada tanda-tanda yang menguatkan kemungkinan duet bakal calon presiden (capres) PDI-P untuk Pemilu 2024, Ganjar Pranowo, dengan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Jika PDI-P dan Demokrat tampak hangat beberapa waktu belakangan, menurut Umam, itu bukan karena keduanya ingin menjodohkan Ganjar dan AHY, melainkan sebagai investasi politik PDI-P untuk mengantisipasi pemilu presiden putaran kedua.

“Komunikasi PDI-P dan Demokrat ini bisa dimaknai sebagai investasi politik PDI-P untuk membangun jembatan kolaborasi guna mengantisipasi pilpres putaran kedua nantinya,” ujar dosen Universitas Paramadina itu.

Baca juga: Soal Rencana Pertemuan Puan-AHY, PDI-P: Kami Punya Etika, Tak Akan Bubarkan Koalisi

Merujuk survei sejumlah lembaga mengenai elektabilitas kandidat capres, Umam mengatakan, kemungkinan hanya ada dua nama yang melaju ke putaran kedua pilpres, yakni bakal Ganjar Pranowo dan bakal capres dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Sementara, Anies Baswedan, bakal capres yang diusung Demokrat, Nasdem, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), diperkirakan akan tumbang, mengingat angka elektoralnya yang tertinggal di belakang dua pesaingnya.

Membaca situasi tersebut, PDI-P melakukan penjajakan ke Demokrat, berharap dapat bekerja sama sehingga mampu mendulang dukungan dari pemilih partai bintang mercy itu jika terjadi pilpres dua putaran.

“PDI-P mencoba mendekati Demokrat untuk menggalang dukungan swing voters yang akan menentukan kemenangan akhir di putaran kedua nantinya,” tutur Umam.

Sebagaimana diketahui, hubungan Demokrat dan PDI-P tampak menghangat baru-baru ini. Kedekatan itu bermula dari Puan Maharani yang menyebut sosok AHY sebagai salah satu kandidat cawapres pendamping Ganjar Pranowo pada Pemilu 2024.

Mulanya, gagasan tersebut ditolak oleh AHY. Meski mengaku menghormati usulan Puan, putra sulung SBY itu bilang, saat ini Demokrat masih tetap bertahan dengan pilihannya bersama Koalisi Perubahan untuk mengusung Anies Baswedan sebagai capres.

“Saya berterima kasih kepada siapapun yang menyebutkan bahwa AHY bisa diperhitungkan dan berpasangan dengan siapa pun, termasuk terakhir Ibu Puan Maharani menyampaikan ya bisa saja dengan Mas Ganjar Pranowo,” ujar AHY di kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta, Rabu (7/6/2023).

Baca juga: Lampu Hijau Megawati dan SBY Akhirnya Buka Pintu Komunikasi PDI-P dengan Demokrat...

“Tapi kami memilih juga tetap menjunjung tinggi etika, nilai, dan prinsip dalam berkomunikasi politik. Kami juga tetus memantapkan rancang bangun dari Koalisi Perubahan ini,” kata dia.

Namun, bermula dari bursa cawapres itu, perang dingin PDI-P dan Demokrat justru tampak mencair. Rencananya, Puan akan bertemu AHY dalam waktu dekat.

Rencana pertemuan ini pun mendapat sambutan baik dari PDI-P dan Demokrat. Keduanya sama-sama membuka pintu kerja sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatian

Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatian

Nasional
Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Nasional
Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Nasional
Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Nasional
Keberhasilan Pertamina Kelola Blok Migas Raksasa, Simbol Kebangkitan untuk Kedaulatan Energi Nasional

Keberhasilan Pertamina Kelola Blok Migas Raksasa, Simbol Kebangkitan untuk Kedaulatan Energi Nasional

Nasional
Momen Jokowi Sambut para Pemimpin Delegasi di KTT World Water Forum

Momen Jokowi Sambut para Pemimpin Delegasi di KTT World Water Forum

Nasional
Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Nasional
Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Nasional
Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Nasional
Presiden Joko Widodo Perkenalkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Hadapan Tamu Internasional WWF Ke-10

Presiden Joko Widodo Perkenalkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Hadapan Tamu Internasional WWF Ke-10

Nasional
Hadiri Makan Malam WWF Ke-10, Puan Disambut Hangat Jokowi sebagai Penyelenggara

Hadiri Makan Malam WWF Ke-10, Puan Disambut Hangat Jokowi sebagai Penyelenggara

Nasional
Harkitnas 2024, Jokowi: Mari Bersama Bangkitkan Nasionalisme

Harkitnas 2024, Jokowi: Mari Bersama Bangkitkan Nasionalisme

Nasional
Revisi UU Penyiaran: Demokrasi di Ujung Tanduk

Revisi UU Penyiaran: Demokrasi di Ujung Tanduk

Nasional
Gugat KPK, Sekjen DPR Protes Penyitaan Tas 'Montblanc' Isi Uang Tunai dan Sepeda 'Yeti'

Gugat KPK, Sekjen DPR Protes Penyitaan Tas "Montblanc" Isi Uang Tunai dan Sepeda "Yeti"

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan SYL, KPK Hadirkan Dirjen Perkebunan Kementan Jadi Saksi

Bongkar Dugaan Pemerasan SYL, KPK Hadirkan Dirjen Perkebunan Kementan Jadi Saksi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com