Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serba-serbi Rakernas PDI-P: Kompaknya Mega-Jokowi dan Masuknya AHY di Bursa Cawapres Ganjar

Kompas.com - 09/06/2023, 06:08 WIB
Vitorio Mantalean,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

PDI-P juga menetapkan bahwa "pembangunan sumber daya manusia sebagai pilar utama kemajuan bangsa" menjadi visi-misi capres-cawapres yang kelak mereka usung.

Baca juga: Hasil Rakernas, PDI-P Komitmen Lanjutkan Warisan Jokowi, Tak Hanya IKN

AHY masuk radar cawapres Ganjar

Kejutan lainnya muncul ketika Puan menyebut Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono sebagai salah satu dari sederet nama yang dinominasikan PDI-P sebagai bakal calon wakil presiden pendamping Ganjar

Hal ini menarik perhatian karena Megawati dan SBY dikenal berjarak sejak Pemilu 2004 dan PDI-P beberapa kali mengaku sulit untuk dapat bekerja sama dengan Demokrat secara politik.

Jajaran elite PDI-P, seperti Ketua DPP Said Abdullah dan Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto mengeklaim bahwa penyebutan nama AHY bukan main-main.

Hasto bahkan mengakui bahwa munculnya AHY dan nama-nama lain dalam radar tandem Ganjar merupakan hasil komunikasi politik yang ditekuni bersama partai-partai politik di DPR, menilik Puan adalah Ketua DPR RI itu sendiri.

Hasto mengeklaim bahwa dinominasikannya AHY bukan bermaksud untuk merusak Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang belakangan memang dilanda friksi karena melorotnya elektabilitas bakal capres mereka, Anies Baswedan.

"Kami memahami etika politik bahwa kerja sama antara Partai Nasdem, PKS, dan Demokrat memang sudah dilakukan," tutup Hasto.

Partai Demokrat dan Nasdem belakangan saling berbalas komentar lewat media massa, terlebih sejak AHY cs mengancam akan mengevaluasi dukungannya jika Anies tak kunjung mendeklarasikan calon duetnya.

Seandainya Demokrat angkat kaki menyisakan Partai Nasdem dan PKS saja, Koalisi Perubahan untuk Persatuan dipastikan tak dapat mengusung Anies pada 2024 karena tak memenuhi ambang batas pencalonan presiden.

Baca juga: Hasil Rakernas III, PDI-P Dorong Masa Jabatan Kades Diperpanjang Jadi 9 Tahun

Hasto di luar dugaan membuka ruang dialog dengan Demokrat sebagai suatu "terobosan politik", walaupun pada tahun lalu secara eksplisit dirinya menyatakan bahwa PDI-P sulit bekerja sama dengan partai yang didirikan Susilo Bambang Yudhoyono itu.

"Dari aspek eksternal lingkungan strategis kita, kita melihat bahwa antara Iran dan Arab Saudi, oleh campur tangan Tiongkok, itu bisa bertemu sebagai dua negara yang selama ini bertikai. Ternyata bisa melakukan perundingan," ungkap Hasto.


Terpisah, Juru Bicara DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menyebut bahwa partainya baru mendengar kabar tersebut dan menegaskan bahwa Demokrat belum keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan.

"Saat ini, kami kan di Koalisi Perubahan. Capresnya Anies Baswedan, bukan Ganjar Pranowo,” kata Herzaky dalam keterangannya.

Sementara itu, AHY menyatakan menghormati wacana yang dimunculkan tersebut. Bagi AHY dalam politik semua kemungkinan bisa saja terjadi.

“Saya berterima kasih kepada siapapun yang menyebutkan bahwa AHY bisa diperhitungkan dan berpasangan dengan siapapun, termasuk terakhir Ibu Puan Maharani menyampaikan ya bisa saja dengan Mas Ganjar Pranowo,” ujar AHY di kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta, Rabu (7/6/2023).

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Hakim MK Sebut Sirekap Bikin Kacau Penghitungan Suara, Minta KPU Perbaiki

Hakim MK Sebut Sirekap Bikin Kacau Penghitungan Suara, Minta KPU Perbaiki

Nasional
Hakim PN Jaksel Tolak Praperadilan Karutan KPK, Status Tersangka Pungli Tetap Sah

Hakim PN Jaksel Tolak Praperadilan Karutan KPK, Status Tersangka Pungli Tetap Sah

Nasional
PAN Cabut Gugatan soal PPP Dapat Suara 'Gaib' di Bengkulu

PAN Cabut Gugatan soal PPP Dapat Suara "Gaib" di Bengkulu

Nasional
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, KIP: Merupakan Informasi Terbuka

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, KIP: Merupakan Informasi Terbuka

Nasional
WTP Kementan Terganjal “Food Estate”, Auditor BPK Minta Uang Pelicin Rp 12 Miliar

WTP Kementan Terganjal “Food Estate”, Auditor BPK Minta Uang Pelicin Rp 12 Miliar

Nasional
Jokowi: Pemerintah Bangun Sumur Pompa Antisipasi Dampak Kemarau

Jokowi: Pemerintah Bangun Sumur Pompa Antisipasi Dampak Kemarau

Nasional
Bawaslu Ungkap Suara Caleg Demokrat di Aceh Timur Sempat Naik 7 Kali Lipat, Lalu Dihitung Ulang

Bawaslu Ungkap Suara Caleg Demokrat di Aceh Timur Sempat Naik 7 Kali Lipat, Lalu Dihitung Ulang

Nasional
Mensos Risma Minta Data Penerima Bansos Ditetapkan Tiap Bulan untuk Hindari Penyimpangan

Mensos Risma Minta Data Penerima Bansos Ditetapkan Tiap Bulan untuk Hindari Penyimpangan

Nasional
Jokowi Pastikan Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Tembaga PT Freeport

Jokowi Pastikan Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Tembaga PT Freeport

Nasional
Risma Ingatkan Kepala Dinsos Se-Indonesia, Jangan Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel

Risma Ingatkan Kepala Dinsos Se-Indonesia, Jangan Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel

Nasional
Kasus Korupsi Rumdin, KPK Cecar Kabag Pengelola Rumah Jabatan DPR soal Aliran Dana ke Tersangka

Kasus Korupsi Rumdin, KPK Cecar Kabag Pengelola Rumah Jabatan DPR soal Aliran Dana ke Tersangka

Nasional
KPU Sebut Pemindahan 36.000 Suara PPP ke Garuda di Jabar Klaim Sepihak, Harus Ditolak MK

KPU Sebut Pemindahan 36.000 Suara PPP ke Garuda di Jabar Klaim Sepihak, Harus Ditolak MK

Nasional
Ketua KPU Ditegur Hakim saat Sidang Sengketa Pileg di MK: Bapak Tidur, Ya?

Ketua KPU Ditegur Hakim saat Sidang Sengketa Pileg di MK: Bapak Tidur, Ya?

Nasional
Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis Disebut Diperlukan, Proyek Mercusuar Perlu Pengawasan

Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis Disebut Diperlukan, Proyek Mercusuar Perlu Pengawasan

Nasional
Kapolri Beri Penghargaan ke 11 Personel di Pegunungan Bintang, Papua

Kapolri Beri Penghargaan ke 11 Personel di Pegunungan Bintang, Papua

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com