Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Keyza Widiatmika
Dosen

Mengajar paruh waktu di Departemen Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Indonesia (UI)

Aldi Taher dan Alienasi Politik

Kompas.com - 07/06/2023, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kedua, jika Aldi terpilih, bukan tidak mungkin dia akan melakukan buck passing. Dalam politik, hal ini merujuk pada pengalihan tanggung jawab atas konsekuensi keputusan kebijakan dan menyalahkan orang atau lembaga lain sebagai gantinya.

Banyak politisi menggunakan taktik licik ini untuk menjaga popularitas, menghindari kritik, dan mengalihkan perhatian dari kegagalan kepemimpinannya.

Aldi secara verbal meminta agar masyarakat tidak memilihnya, dan itu disampaikan berulang kali dalam wawancara-wawancara lain setelahnya. Apabila masyarakat yang dalam keadaan sadarnya memilih orang yang tidak ingin dipilih, maka sebaiknya jangan menaruh harapan besar untuk sebuah pertanggungjawaban.

Ketiga, bahaya terbesar adalah ketidakstabilan politik yang berkepanjangan. Keputusasaan publik terhadap lembaga negara dan politikus dapat memicu konflik sosial, ketegangan politik, hingga aksi massa.

Hal itu jelas akan menghambat stabilitas negara. Ketidakstabilan politik ini juga berdampak negatif pada ekonomi Indonesia, seperti terjadinya pelemahan nilai tukar rupiah, peningkatan inflasi, dan ancaman ketidakstabilan sosial lainnya.

Cara Satir dari Kandidat Politik

Aldi Taher bukanlah orang pertama dalam politik yang mendapat dukungan secara satir. Pada 2019, pemilu di Indonesia diramaikan dengan kehadiran pasangan calon presiden-wakil presiden fiktif Nurhadi dan Aldo Suparman.

Pasangan fiktif itu dimunculkan sekelompok anak muda yang merasa gerah dengan kampanye hitam. Pasangan itu berasal dari partai fiktif, yakni Partai Untuk Kebutuhan Iman (PUKI).

Nurhadi seorang tukang pijat dari Kudus (Jawa Tengah). Sementara wajah Aldo adalah gabungan dari sejumlah wajah politikus. Dalam dua pekan saja, Nurhadi-Aldo berhasil meraih puluhan ribu pengikut di Facebook, Twitter, dan Instagram.

Konten-konten seputar menjaga persatuan bangsa hingga isu-isu sensitif seperti legalisasi ganja dikemas dengan jenaka, juga vulgar. Nurhadi-Aldo berhasil menarik dukungan masyarakat secara organik lewat produksi konten sejenis dengan caranya masing-masing.

Kandidat politik bergaya satir juga ada di sejumlah negara. Pada pemilu Britania Raya tahun 1987, publik dikejutkan dengan seseorang berjubah hitam dan topeng tinggi bernama Lord Buckethead. Ia maju dalam pemilu di kawasan Finchley, London Utara.

Semenjak itu, karakter yang diadopsi dari film Hyperspace karya Todd Durham tersebut digunakan sejumlah orang untuk mencalonkan diri dalam pemilu lainnya. Bahkan, pada 2017, sosok itu menjadi salah satu lawan Perdana Menteri Theresa May di Maidenhead.

Ketika itu, komedian Jon Harvey sebenarnya juga ingin maju sebagai kandidat independen dengan nama Lord Buckethead. Namun karena nama itu telah didaftarkan orang lain, Jon membuat identitas baru bernama Count Binface. Penampilan keduanya yang mencolok meramaikan suasana pemilu di Britania Raya hingga kini.

Demikian pula di Amerika Serikat (AS). Seorang seniman pertunjukan muncul dengan identitas bernama Vermin Supreme dan meramaikan Pemilihan Presiden 2008 (beberapa pihak mengatakan sejak 1992) hingga sekarang. Penampilannya juga nyentrik. Ia menggunakan topi, sepatu boots, dan membawa sikat gigi besar sebagai kampanye agar orang-orang menyikat gigi mereka, dan berjanji setiap orang Amerika akan dapat satu kuda pony jika dirinya terpilih.

Kandidat-kandidat politik bergaya satir itu muncul sebagai bentuk protes dan keputusasaan atas politikus yang terjebak dalam template monoton di setiap kampanye pemilu.

Aldi Taher mungkin tak sefiktif Nurhadi-Aldo. Namun dia juga tak sekritis Buckethead, Binface, dan Supreme. Aldi bisa saja tak paham apa fungsi lembaga negara yang dimasukinya.

Sementara itu, masyarakat yang masih menjadi undecided voters atau mereka yang belum menentukan pilihan bisa saja memilih secara irasional. Mereka terpengaruh oleh faktor emosional, populisme, hingga kebingungan dalam memahami isu-isu politik yang kompleks.

Di sisi lain, alineasi politik membuat publik merasa bahwa memilih politikus manapun tak akan memberikan perbedaan signifikan dibandingkan dengan memilih Aldi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dampak Korupsi Tol MBZ Terungkap dalam Sidang, Kekuatan Jalan Layang Berkurang hingga 6 Persen

Dampak Korupsi Tol MBZ Terungkap dalam Sidang, Kekuatan Jalan Layang Berkurang hingga 6 Persen

Nasional
Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Nasional
Jalan Berliku Anies Maju di Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Jalan Berliku Anies Maju di Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Nasional
Kunker di Mamuju, Wapres Olahraga dan Tanam Pohon Sukun di Pangkalan TNI AL

Kunker di Mamuju, Wapres Olahraga dan Tanam Pohon Sukun di Pangkalan TNI AL

Nasional
Sebut Demokrasi dan Hukum Mundur 6 Bulan Terakhir, Mahfud MD: Bukan karena Saya Kalah

Sebut Demokrasi dan Hukum Mundur 6 Bulan Terakhir, Mahfud MD: Bukan karena Saya Kalah

Nasional
Bobby Resmi Masuk Gerindra, Jokowi Segera Merapat ke Golkar?

Bobby Resmi Masuk Gerindra, Jokowi Segera Merapat ke Golkar?

Nasional
[POPULER NASIONAL] Korps Marinir Tak Jujur demi Jaga Marwah Keluarga Lettu Eko | Nadiem Sebut Kenaikan UKT untuk Mahasiswa Baru

[POPULER NASIONAL] Korps Marinir Tak Jujur demi Jaga Marwah Keluarga Lettu Eko | Nadiem Sebut Kenaikan UKT untuk Mahasiswa Baru

Nasional
Poin-poin Klarifikasi Mendikbud Nadiem di DPR soal Kenaikan UKT

Poin-poin Klarifikasi Mendikbud Nadiem di DPR soal Kenaikan UKT

Nasional
Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Menkes: Pasti Akan Masuk ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Menkes: Pasti Akan Masuk ke Indonesia

Nasional
Sidang Perdana Kasus Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Digelar Tertutup Hari Ini

Sidang Perdana Kasus Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Digelar Tertutup Hari Ini

Nasional
Saat PKB dan PKS Hanya Jadikan Anies 'Ban Serep' pada Pilkada Jakarta...

Saat PKB dan PKS Hanya Jadikan Anies "Ban Serep" pada Pilkada Jakarta...

Nasional
Tanggal 25 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 25 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Dukung Pengelolaan Sumber Daya Alam, PHE Aktif dalam World Water Forum 2024

Dukung Pengelolaan Sumber Daya Alam, PHE Aktif dalam World Water Forum 2024

Nasional
Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Nasional
Jemaah Haji Dapat 'Smart' Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Jemaah Haji Dapat "Smart" Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com