Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punya Pengaruh Luas, Jokowi Diminta Bijak soal "Endorsement" Capres

Kompas.com - 31/05/2023, 18:01 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

“Klarifikasi atas tiga hal ini penting agar masyarakat dan juga para pimpinan parpol, caleg (calon anggota legislatif) dan kandidat capres dan cawapres bisa mengerti dan melihat dengan jelas bagaimana presiden memposisikan dan memerankan dirinya di tengah dinamika politik jelang Pemilu 2024,” tutur Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) itu.

Sebagaimana diketahui, pengakuan Jokowi soal cawe-cawe urusan Pemilu 2024 menuai pro dan kontra. Ihwal cawe-cawe Jokowi itu diungkap ketika presiden bertemu dengan para pimpinan media nasional dan sejumlah podcaster di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (29/5/2023).

Tak lama, pihak Istana memberikan penjelasan atas pengakuan Jokowi tersebut. Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin mengatakan, cawe-cawe yang dimaksud Jokowi adalah dalam rangka mengawal Pemilu Serentak 2024 berlangsung jujur, adil, dan demokratis.

"Terkait penjelasan tentang cawe-cawe untuk negara dalam pemilu, konteksnya adalah, presiden ingin memastikan Pemilu serentak 2024 dapat berlangsung secara demokratis, jujur dan adil," ujar Bey saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin malam.

Baca juga: Sejumlah Menteri Jokowi Ramaikan Bursa Pileg 2024, Berikut Daftarnya...

Selain itu, kata dia, presiden berkepentingan agar pemilu berjalan dengan baik dan aman, tanpa meninggalkan polarisasi atau konflik sosial di masyarakat. Selanjutnya, kepala negara ingin pemimpin nasional ke depan dapat mengawal dan melanjutkan kebijakan-kebijakan strategis, seperti pembangunan Ibu Kota Negara (IKN), serta hilirisasi dan transisi energi bersih.

Selanjutnya, Jokowi juga berharap seluruh peserta Pemilu 2024 dapat berkompetisi secara bebas dan adil.

“Karenanya presiden akan menjaga netralitas TNI, Polri, dan ASN," kata Bey.

Lebih lanjut, kata Bey, presiden ingin pemilih mendapat informasi dan berita yang berkualitas tentang peserta pemilu dan proses pemilu. Dengan demikian, upaya pencegahan berita bohong/hoaks, dampak negatif artificial intelligence atau kecerdasan buatan, hingga black campaign atau kampanye hitam melalui media sosial dapat maksimal.

Baca juga: PDI-P dan PPP Sepakat Kerja Sama Menangkan Ganjar dan Pileg 2024

"Presiden akan menghormati dan menerima pilihan rakyat. Presiden juga akan membantu transisi kepemimpinan nasional dengan sebaik-baiknya," tutur Bey.

Sejalan dengan itu, Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung mengatakan, cawe-cawe presiden dalam konteks pemilu berjalan jujur, adil dan transparan.

Pramono juga menekankan, turut campur bukan dalam hal memengaruhi hasil pemilu. Bukan pula meng-endorse pasangan calon presiden dan calon wakil presiden tertentu.

“Enggak. Enggak. Presiden enggak akan meng-endorse,” kata Pramono di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (30/5/2023), dikutip dari Kompas TV.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com