JAKARTA, KOMPAS.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut lebih berharap pemerintahan selanjutnya melakukan perbaikan dan percepatan terhadap sejumlah program strategis nasional yang sudah dilakukan ketimbang melakukan perubahan.
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi dalam pertemuan dengan sejumlah pemimpin redaksi media massa di Istana Negara, Jakarta, Senin (29/5/2023) kemarin.
Menurut Pemimpin Redaksi Kompas Sutta Dharmasaputra seusai pertemuan, Presiden menekankan terdapat sejumlah program strategis nasional yang patut dilanjutkan.
Karena itu, hal yang penting, menurut Presiden Jokowi, adalah perbaikan dan percepatan.
”Artinya, perbaikan, percepatan, bukan perubahan,” kata Sutta seperti dikutip dari Kompas.id.
Baca juga: Nasdem Minta Jokowi Juga Cawe-cawe ke MK untuk Urusan Sistem Pemilu
Program-program strategis nasional antara lain penuntasan ekosistem kendaraan listrik, pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), dan transisi energi bersih.
Dalam kesempatan itu Presiden juga menyampaikan Indonesia berkesempatan menuju tahapan negara maju jika pemerintahan mendatang bisa memanfaatkan dan mengelola bonus demografi serta proses hilirisasi.
”Tapi pemimpinnya harus punya nyali,” ujar Sutta mengutip perkataan Presiden.
Pada kesempatan tersebut Kepala Negara pun mencontohkan beberapa negara yang sebenarnya memiliki kesempatan maju. Namun, sampai sekarang tetap menjadi negara berkembang.
Presiden mencontohkan negara-negara di kawasan Amerika Latin. Sejak dekade 1970-an mereka sudah menjadi negara berkembang, tetapi kondisinya sampai saat ini relatif tidak banyak berubah.
Baca juga: Istana Sebut Cawe-cawe Jokowi Bukan Berarti Beri Dukungan ke Capres Tertentu
Demikian juga Afrika Selatan yang tidak dapat mengambil kesempatan menjadi negara maju.
Adapun contoh negara yang berhasil melompat menjadi negara maju adalah Korea Selatan. Korea Selatan maju karena masuk ke rantai pasok global.
”Republik Indonesia hanya diberi waktu 13 tahun ke depan. Kalau bisa melompat, bisa jadi negara maju,” ujar Sutta mengutip inti pernyataan Presiden Jokowi.
Hal itulah yang membuat Presiden Jokowi memutuskan melakukan cawe-cawe terkait proses suksesi kepemimpinan nasional pada 2024 mendatang.
Baca juga: Jokowi Akui Cawe-cawe untuk Pilpres 2024, Anies: Kami Harap Itu Tidak Benar
Menurut Presiden Jokowi, jika rakyat memilih pemimpin yang tepat maka diharapkan seluruh target demi Indonesia menjadi negara maju bisa tercapai.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.