"Gelang itu bukan asesoris, tapi menjadi bagian dari identitas diri," ucap dia.
Di dalamnya, tercakup info nomor paspor dan kloter yang bisa mengidentifikasi asal jemaah dan juga hotel tempat tinggalnya, baik di Madinah maupun Makkah.
Sebagai identitas, saat seseorang menemukan gelang itu, baik dengan orangnya maupun tidak, bisa diidentifikasi pemiliknya dan daerah asalnya.
“Dan ini terbukti pada kejadian tahun 2015, saat peristiwa Mina dan kecelakaan crane, kita temukan orangnya dalam keadaan meninggal, dan bisa diidentifikasi melalui gelangnya,” sebut Subhan.
Pernah juga, tahun 2012, ada jemaah haji Indonesia terpisah dari rombongannya dan ternyata ditemukan di gunung Uhud dalam keadaan meninggal.
Saat itu sudah sulit diidentifikasi jasadnya. Gelang yang dikenakannya menjadi petunjuk sehingga diketahui indentitasnya.
“Maka, gelang itu mohon jangan ditukar dan ditinggalkan. Kenakan gelang tersebut dengan kenceng supaya tidak lepas dari tangan selama di Tanah Suci,” pesannya.
“Mohon jangan ditukar selama masih di Tanah Suci. Sebab ada data pribadi. Sehingga jangan diberikan kepada orang lain dan jangan ditukar. Gelang ini juga bisa jadi kenang-kenangan seumur hidup,” tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.