KOMPAS.com – Wali Kota (Walkot) Surabaya Eri Cahyadi bersama jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berkomitmen untuk menuntaskan masalah genangan di Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim).
Komitmen ini ditegaskan sebagai bagian perbaikan Kota Pahlawan menjelang Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) Ke-730 pada Rabu (31/5/2023).
Eri optimistis dapat menuntaskan masalah tersebut dengan menerapkan pola penanganan secara gotong royong. Nantinya, Pemkot Surabaya melibatkan pengurus kampung dan masyarakat setempat.
Guna mewujudkan hal itu, Pemkot Surabaya membuat WhatsApp Grup Forum Komunikasi (WAG Forkom) rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW), serta Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) di 31 kecamatan se-Kota Surabaya.
“Dengan begitu, warga Kota Surabaya bisa menyampaikan aspirasi atau keluhan, seperti kalau ada genangan, warga miskin, dan pengangguran di wilayahnya masing-masing secara langsung melalui WAG Forkom tersebut," ujar Eri dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (25/5/2023).
Adapun pola penanganan secara gotong royong sebelumnya telah dicontohkan Walkot Eri di wilayah RW XI, Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir, Surabaya, Sabtu (13/5/2023).
Saat itu, Eri mengumpulkan seluruh jajarannya, mulai dari lurah, camat, hingga kepala perangkat daerah (PD) terkait di lingkungan Pemkot Surabaya.
Mereka lantas duduk bersama serta berdiskusi dengan pengurus kampung dan tokoh masyarakat setempat untuk memetakan persoalan di wilayah RW XI Kelurahan Wonokusumo.
Salah satu persoalan yang dibahas saat itu adalah genangan yang masih melanda di empat lokasi di wilayah tersebut.
"Pada era Walkot Bambang DH, bila ada genangan, diupayakan surut dalam kurun waktu satu jam. Adapun di era Walkot Tri Rismaharini, upaya penyurutan genangan ditingkatkan dari 1 jam surut menjadi 30 menit. Oleh karena itu, saya ingin kalau hujan turun, tidak (akan) ada (lagi) genangan di kampung-kampung Surabaya," katanya.
Baca juga: Raih 14 Penghargaan dari KLHK, Pemkot Surabaya Gelar Kirab Pakai Mobil Jeep
Untuk mencapai target tersebut, Eri menerapkan kontrak kinerja kepada setiap pejabat struktural di lingkungan Pemkot Surabaya, mulai dari lurah, camat, hingga kepala dinas.
Mereka menandatangani kontrak kinerja bersama pengurus RW terkait target penyelesaian persoalan genangan tersebut.
"Sebut saja di wilayah RW XI Wonokusumo, masih ada empat lokasi genangan. Empat lokasi genangan ini harus segera diselesaikan pada 2023," tegasnya.
Melalui pola tersebut, Walkot Eri ingin memberi edukasi pada lurah dan camat terkait cara menyelesaikan masalah. Pejabat tak harus duduk bekerja di kantor, tapi bisa terjun ke lapangan untuk berdiskusi berbagai permasalahan bersama warganya.
Menurutnya, lurah dan camat harus tahu permasalahan di setiap RW, seperti jumlah titik penerangan jalan umum (PJU) yang masih gelap, titik genangan, orang miskin, dan kasus stunting atau tengkes.
Baca juga: Di Depan Megawati, Walkot Eri “Pamer” Penanganan Stunting di Surabaya Terendah Se-Indonesia
Ia pun berharap, pola tersebut dapat membangun kedekatan antara lurah, camat, dan pengurus RT/RW, LPMK, serta Kader Surabaya Hebat (KSH).
"Lurah harus bertemu dengan RW-nya. Misalnya, ngopi bareng, tidak hanya duduk di kantor. Nah, maksud saya, kerja tidak di kantor itu ya begini, ngopi (diskusi bersama warga). Kalau pagi RT/RW tidak ada, bisa datang pada malam hari," jelasnya.
Dari pola penanganan masalah yang diterapkan di wilayah RW XI Kelurahan Wonokusumo, Pemkot Surabaya kemudian menerapkan ke seluruh RW, termasuk dalam mengatasi masalah genangan.
Selain terjun langsung ke masyarakat, Pemkot Surabaya juga menyiapkan strategi lain dalam mengatasi masalah genangan.
Kepala Bidang Drainase Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya Eko Yuli Prasetya menjelaskan, pada 2023, Pemkot Surabaya akan membangun rumah pompa baru, meningkatkan kapasitas, serta melakukan pembangunan dan pemeliharaan saluran.
Baca juga: Satu-satunya di Indonesia yang Ajukan Jadi Anggota CFCI, Surabaya Siap Menuju Kota Layak Anak Dunia
Terkait rumah pompa baru, imbuh Eko, Pemkot Surabaya akan membangun tujuh rumah pompa pada tahun ini, yakni Rumah Pompa Wonorejo 1, Rumah Pompa Undaan, Rumah Pompa Merr, dan Rumah Pompa Kebraon, Rumah Pompa Gersikan, Rumah Pompa Bulak, serta Rumah Pompa Bozem Aquatik.
“Kami juga akan meng-upgrade kapasitas pompa sehingga daya tampungnya lebih besar. Upaya ini dilakukan di Rumah Pompa Gadukan, Rumah Pompa Kedurus, dan Rumah Pompa Wiyung,” terang Eko.
Eko melanjutkan, Pemkot Surabaya juga akan mengoptimalkan 33 titik saluran yang merupakan sistem drainase utama di Kota Surabaya, mulai dari 1,5 meter ke 2 meter.
“Kami juga akan melakukan pembangunan saluran-saluran di perkampungan warga untuk menambah kapasitas saluran tersebut. Pada tahun ini, (Pemkot Surabaya akan membangun) sebanyak 265 titik saluran yang tersebar di berbagai perkampungan warga seluruh Surabaya,” jelasnya.
Data saluran tersebut dihimpun berdasarkan hasil musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) dan aspirasi warga.
Baca juga: Wali Kota Eri Cahyadi Rangkul Tokoh Madura Membangun Surabaya
Di samping itu, Pemkot Surabaya juga akan melakukan pemeliharaan saluran di berbagai penjuru kota. Upaya ini dilakukan dengan pengerukan secara berkala.
Pengerukan juga akan digiatkan secara intensif sebagai bagian langkah antisipasi Pemkot Surabaya menghadapi musim hujan.
“Saluran-saluran besar serta bozem-bozem terus kami keruk supaya nanti ketika musim hujan, (saluran-salurannya) siap menampung banyak air,” kata dia.
Eko optimistis, berbagai strategi tersebut dapat efektif mengatasi titik-titik genangan di Kota Surabaya.
Meski begitu, ia juga menyadari bahwa Pemkot Surabaya tidak dapat bekerja sendiri. Partisipasi masyarakat dibutuhkan untuk bersama-sama peduli terhadap lingkungan masing-masing.
Baca juga: Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi Ungkap Pesan Ayahanda Sebelum Tutup Usia: Bikin Terang Makam Abah
“Kami sadar tidak bisa memonitor seluruh wilayah di Surabaya. Oleh karena itu, kami butuh informasi dan laporan dari warga. Kalau sudah ada laporan, pasti akan langsung kami tindak lanjuti,” tegasnya.
Pihaknya juga meminta partisipasi seluruh masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan dan tidak menutup saluran yang ada sebagai upaya mewujudkan Kota Surabaya yang bebas dari genangan.
“Kalau seluruh masyarakat bersama-sama dan bergotong royong seperti yang diajarkan Pak Wali, saya yakin bisa mengatasi genangan ini bersama-sama,” kata Eko.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.