Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elektoral Gabungan Partai Pengusung Anies Kalah Dibanding Ganjar, PKS: Kami Akan Terus Berjuang

Kompas.com - 24/05/2023, 11:09 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara (Jubir) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) M Kholid mengatakan bahwa partai koalisi pendukung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres) tetap menganggap hasil survei Litbang Kompas terkini sebagai masukan ke depannya.

Meskipun, dalam hasil survei kali ini, elektoral partai pengusung Anies lebih rendah dibandingkan partai pengusung bakal capres PDI-P, Ganjar Pranowo.

"Kalau pun hasil survei Kompas belum sesuai yang diekspektasikan, ya kami akan terus berjuang bekerja lebih baik lagi," kata Kholid kepada Kompas.com, Selasa (23/5/2023).

Kholid mengungkapkan, partai-partai koalisi pengusung Anies tetap optimistis hasil pemilihan umum (Pemilu) kelak lebih baik dari survei.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: 4 Nama yang Dianggap Cocok Jadi Cawapres Anies

Dalam arti, PKS berharap kemenangan bagi partai-partai koalisi pengusung Anies pada Pemilu 2024.

Menurutnya, kemenangan dalam Pemilu jauh lebih baik daripada menang hanya dari hasil survei.

"Lebih baik di survei hasil rendah, tetapi hasilnya bagus dan menang dibandingkan hasil surveinya bagus, tapi faktualnya tidak di kemudian hari," ujarnya.

Lebih lanjut, Kholid menegaskan bahwa hasil survei tidak memengaruhi Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) atau koalisi partai pengusung Anies untuk terus bekerja lebih baik merebut kemenangan nantinya.

"Insya Allah, kami optimis dengan langkah-langkah perjuangan kami ke depan," kata Kholid.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Prabowo 24,5 Persen, Ganjar 22,8 Persen, Anies 13,6 Persen

Survei Litbang Kompas: Tingkat Pengenalan dan Kesukaan Partai Politik, serta Tren Elektabilitas Partai Politik

Sebelumnya diberitakan, hasil survei Litbang Kompas yang dilakukan pada 29 April-10 Mei 2023 menunjukkan, elektabilitas gabungan partai politik yang mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres unggul dibandingkan koalisi pengusung Anies Baswedan.

Ganjar diketahui sudah mengantongi tiket maju di Pilpres 2024 setelah dideklarasikan sebagai capres oleh PDI-P dan diusung Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Berdasarkan hasil survei pada Mei 2023, PDI-P memiliki elektabilitas sebesar 23,3 persen dan PPP elektabilitasnya 2,9 persen.

Apabila digabungkan menjadi 26,2 persen. Angka ini bisa bertambah menjadi 27,1 persen apabila ikut menghitung elektabilitas dua partai nonparlemen yang telah menyatakan mendukung Ganjar, yakni Partai Hanura 0,6 persen dan Partai Solidaritas Indonesia 0,3 persen.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Hasil Simulasi Head to Head Bakal Capres Prabowo, Ganjar, dan Anies

Sementara itu, elektabilitas koalisi pendukung Anies ini berada di angka 18,1 persen.

Halaman:


Terkini Lainnya

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com