Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hanif Sofyan
Wiraswasta

Pegiat literasi di walkingbook.org

Rahasia Gelap Pilpres yang Tak Pernah Kita Tahu

Kompas.com - 19/05/2023, 12:28 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kaum politisi seringkali lebih berkata jujur di belakang panggung, untuk itu kita harus berhati-hati dan tidak terpaku pada retorika dan penjelasan para politisi di panggung depan yang manis di bibir, tapi mungkin pahit di hati.

Segregasi politik pasca-Pilpres 2014 saja masih terbawa-bawa sampai sekarang ini. Tentu kita ingat, ketika itu keterwakilan parlemen terbelah antara blok koalisi pendukung Prabowo dan blok koalisi pendukung Jokowi.

Sekeras apapun konstraksi politik antarkandidat, pada akhirnya buyar dengan politik konsolidasi alias transaksional. Kecuali Megawati yang susah move-on dari SBY sejak kekalahannya dulu.

Maka dalam basa-basi politik, kita diperkenalkan dengan banyak istilah dan drama. Termasuk gastrodiplomacy, ketika makanan jadi simbol atau penanda politik, untuk meng-eufimisme politik agar tak terlihat kaku dan keras.

Belakang layar perang bintang

Seperti halnya pertandingan, ada pemain yang bertindak sebagai pengumpan untuk mengecoh, ada eksekutor yang mencuri poin.

Sebuah koalisi yang solid memainkan jurus-jurus itu. Semacam “tes ombak”, untuk melihat pergerakan arus, sebelum mengambil keputusan.

Namun harus diakui segresasi politik memberi perubahan yang paling tidak “sedikit” lebih jujur. Sebagai misalnya, drama perselisihan internal PDIP ketika mendorong Puan Maharani sebagai capres pilihan PDIP, sementara di balik itu ada kader kuat Ganjar Pranowo dengan elektabilitas di tiga peringkat atas bersama Prabowo Subianto dan Anies Bawedan.

Benarkah Megawati yang tak berbasa-basi dengan Ganjar ketika itu bukan sekadar strategi, semacam gimmick politik? Tak pernah ada yang tahu.

Begitu juga ketika Surya Paloh mendorong Anies Baswedan melalui kelahiran caesar politik, langsung membuat hubungannya dengan Jokowi renggang. Bertemu tanpa salaman, pelukan tanpa tepukan. Bukti politik depan panggung memang rumit, apalagi backstage-nya?.

Konstelasi politik penuh dengan politik transaksional yang tak lagi malu-malu, bahkan melalui format silaturahmi Lebaran.

Pembicaraanya paling tidak, pastilah soal koalisi, keberlanjutan trah kepemimpinan dan legacy pembangunan harus di tangan koalisi penerus yang tepat.

Meskipun ketika gugatan Jusuf Kalla muncul, soal ketidakhadiran satu partai “yang tak sehaluan”, semua pembicaraan katanya hanya soal pembangunan.

Realitas lain yang menarik adalah bagaimana politik zig-zag Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto, kedalam lini-lini partai-partai yang sejauh ini masih “jomblo”.

Padahal jika menghitung kekuatan Golkar, partai terbesar kedua setelah PDIP setidaknya punya 52 kursi parlemen atau 12,3 persen. Posisi tawar Golkar tidak bisa dianggap enteng oleh partai lainnya.

Namun perang Bintang PIlpres 2024 “memaksa” Golkar memainkan jurus negosiasi politik karena tekad bulat mencapreskan Airlangga.

Dialog politik Golkar dengan Partai Demokrat dan Partai Gerindra masih terbuka, sebelum “janur kuning” pinangan politik melengkung.

Dalam situasi kekinian, Golkar menyandang beban berat jika harus memaksakan Airlangga Hartarto sebagai “harga mati” dalam proses transaksional kekuasaan tanpa berpijak pada hasil elektabilitas yang terekam dalam berbagai hasil jajak pendapat.

Elektabilitas dan popularitas Airlangga Hartarto masih kalah bersaing dengan nama-nama lain. Pasar politik tidak memberi tempat bagi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian tersebut.

Dalam realitas yang berbeda, Prabowo Subianto yang telah tiga kali mencalonkan diri sebagai capres, bukan tidak mungkin mengalah pada kekuatan PDIP dan PPP dengan tandem bersama Ganjar, rivalnya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com