Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Ngalimun Saat Glodok Porak-poranda Dibakar Massa pada Kerusuhan 1998

Kompas.com - 19/05/2023, 07:31 WIB
Miska Ithra Syahirah,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pria paruh baya yang berprofesi sebagai tukang parkir berseragam hijau tua terlihat sibuk membereskan barisan sepeda motor yang terparkir di kawasan Plaza Glodok, Jakarta. Ngalimun (64), namanya.

Sesekali ia menghampiri orang-orang, yang didominasi oleh karyawan toko, yang ingin mengeluarkan kendaraannya dari padatnya motor di kawasan perbelanjaan itu.

"Makasih, Bang," katanya seraya menerima selembar uang Rp 2.000 yang diberikan orang itu di depan parkiran ruko Glodok, Jakarta, Rabu (17/5/2023).

Menilik ke belakang, Ngalimun adalah salah satu saksi penjarahan dan kerusuhan tahun 1998 di kawasan Plaza Glodok. Menolak lupa, pada tahun 1998, Plaza Glodok dan daerah sekitarnya menjadi salah satu sasaran para penjarah melakukan kerusuhan.

Di tempat ini pula, kekerasan terhadap etnis Tionghoa terjadi sampai berujung para pemerkosaan perempuan-perempuan Tionghoa.

Baca juga: Han dan Kisah-kisah Pilu Saksi Kerusuhan Jakarta Mei 1998: Saat Penjarahan hingga Pembakaran Melanda

Ngalimun terdiam sejenak. Terlihat sudah tidak ada karyawan yang menghampiri untuk memberinya uang Rp 2.000 dan meminta motornya dikeluarkan.

"Dulu (pekerjaan saya) sudah begini juga, jadi petugas juga di sini," tuturnya membuka pembicaraan dengan Kompas.com dan menunjukkan seragam yang dikenakannya.

Ngalimun mulai mengenai kerusuhan 1998 yang terjadi di depan matanya.

Penjarahan atas toko-toko seperti terlihat di Jalan Wahid Hasyim, Tanahabang, dan pembakaran seperti terjadi di Jalan Samanhudi, Pasar Ba ru, mewarnai kerusuhan massa di Jakarta, Kamis (14/5/1998).KOMPAS JS/ARB Penjarahan atas toko-toko seperti terlihat di Jalan Wahid Hasyim, Tanahabang, dan pembakaran seperti terjadi di Jalan Samanhudi, Pasar Ba ru, mewarnai kerusuhan massa di Jakarta, Kamis (14/5/1998).

Tiba-tiba, kata dia, puluhan ribu orang, yang entah siapa dan dari mana asalnya, melemparkan batu-batu dan menghancurkan mal dan ruko di kawasan Glodok. Lupa-lupa ingat, Ngalimun mengatakan, kejadian itu terjadi sekitar 12 Mei 1998, awal-awal kerusuhan meletus di Jakarta.

"Tiba-tiba habis kejadian Trisakti itu, tanggal 12 itu, agak lupa saya, tahu-tahu massa dari mana itu pada nimpukin gedung-gedung yang ada," kata dia sambil mengayunkan tangannya ke atas, memperagakan para perusuh saat melempar batu.

Baca juga: Mei 1998, Saat Jakarta Dilanda Kerusuhan Mencekam dan Ditinggal Para Penghuninya...

Ngalimun mengatakan, usai para perusuh merusak bangunan pertokoan tersebut, keesokan harinya para perusuh mulai menjarah barang-barang yang ada. Mulai dari barang elektronik, seperti TV, radio, kulkas, dan bahan keperluan, seperti pakaian dan sepatu.

"Nimpukin gedung kan awalnya, besok harinya baru mulai jarah-jarahan. Pertamanya belum ada," katanya berkisah.

"Pas saya ke sini itu orang-orang pada bawa gerobak, isinya TV, radio, macam-macam," tambahnya.

Presiden dan Ny Ainun Habibie hari Selasa (26/5/1998) meninjau kerusakan akibat kerusuhan di Pasar Glodok, Klender, dan Pasar Cempaka Putih (Jakarta). Dalam peninjauan, Presiden didampingi Mensesneg Akbar Tandjung, Mendagri Syarwan Hamid, Mensos Justika Baharsjah, Menhankam/Pangab
Jenderal TNI Wiranto, Pangdam Jaya Mayjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin serta Wagub DKI Jakarta Abdul Kahfi. BJ Habibie melambaikan tangan pada masyarakat yang kehilangan tempat usahanya karena dibakar massa Kamis (14/5) lalu di Pasar Cempaka Putih.KOMPAS/RAT Presiden dan Ny Ainun Habibie hari Selasa (26/5/1998) meninjau kerusakan akibat kerusuhan di Pasar Glodok, Klender, dan Pasar Cempaka Putih (Jakarta). Dalam peninjauan, Presiden didampingi Mensesneg Akbar Tandjung, Mendagri Syarwan Hamid, Mensos Justika Baharsjah, Menhankam/Pangab Jenderal TNI Wiranto, Pangdam Jaya Mayjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin serta Wagub DKI Jakarta Abdul Kahfi. BJ Habibie melambaikan tangan pada masyarakat yang kehilangan tempat usahanya karena dibakar massa Kamis (14/5) lalu di Pasar Cempaka Putih.

Tak hanya merusak bangunan dan penjarahan, Ngalimun juga menyaksikan para korban operasi sistematis zaman Orde Baru membakar mal kawasan pecinan Glodok, seperti Plaza Glodok dan Harco Glodok. Pria itu menyebut, kerusuhan berlangsung selama kurang lebih 5 hari.

"Yang kebakar nih, Harco (Glodok) sama Plaza (Glodok). Kalo (ruko) sini enggak (dibakar). Tapi ruko ini kan ancur nih, dilempar batu, kacanya tuh (pecah)," ceritanya sambil menunjuk bangunan yang dimaksud, yang saat ini telah direnovasi.

Baca juga: Kilas Balik 25 Tahun Reformasi, Potret Mahasiswa Kuasai Gedung DPR RI

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com